Chapter 3

922 87 3
                                    

"He stares at me like he's afraid i might gone when he blink

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"He stares at me like he's afraid i might gone when he blink."

*********

"You bitch." Aku mendengar suara wanita dibelakangku. Kuharap itu bukan untukku, tapi.. yup benar, itu untukku karena wanita itu mendorongku hingga tersungkur kelantai dan lututku berdarah.

Jadi seperti ini mereka memperlakukanmu, Rubes?

"Kau sengaja menginjak kakiku semalam?" kata gadis dengan rambut bob berwarna gelap dihadapanku.

"Jawab pertanyaannya!" Gadis berambut pirang berjalan kebelakangku, menjambak rambutku untuk menggertakku.

Ada satu gadis lagi berambut panjang berwarna hitam. Wajahnya mirip dengan gadis berambut pirang yang menjambakku tapi wajah si pirang lebih terlihat sedikit dewasa.

"Jawab, bodoh." Si rambut bob itu mendorong kepalaku dengan telunjuknya.

"Ya, kenapa? Aku hanya ingin mencoba boots baruku, since you don't have it," kataku. Kepalaku mendongak karena sipirang dibelakangku masih menjambak rambutku.

"Dammit!" Si bob itu berteriak kesal sambil menjambak rambutnya sendiri. "Tori, kirim surat ke ayahku minta dia untuk mengirimkanku boots terbagus," ucapnya.

Gadis berambut hitam panjang itu berlari dari tempatnya. Dari sini aku tahu gadis itu bernama Tori.

"Daddy's girl," bisikku pelan, kurasa hanya aku yang bisa mendengarnya.

"Apa katamu?" Si bob bertanya. Mencengkram rahangku dengan marah lalu melepaskan. Si bob mengayunkan tangannya hendak menamparku tapi kali ini aku tak akan tinggal diam.

Kuraih pistol didalam saku jubahku, menodongkannya pada si bob anak manja ini. Si bob dan si pirang mundur dan berteriak menarik perhatian banyak orang termasuk Mattheo Riddle yang entah sejak kapan duduk di lapangan tengah Hogwarts sedang membaca sebuah buku.

Don't worry, this is one of my plans, im not stupid.

Setelah ini mereka akan mengadu pada ketua asrama mereka dan ketua asrama mereka akan mengadu pada kepala sekolah dan saat itu lah saat yang tepat.

"Nice gun, Helga Brandt," ucap Riddle melewatiku, menggandeng tanganku pergi dari tempat dimana aku berdiri. "Kau sangat bodoh, eh?" bisiknya.

"Aku tidak bodoh," kataku menepis ucapannya. Rencanaku tak ada yang bodoh dan aku tak pernah bodoh dalam membuat rencana.

"Well... kau baru saja melakukan hal bodoh, Helga Brandt, thank me letter."

Aku melepaskan gandengan tangan dari laki laki Slytherin berinisial Mattheo Riddle yang menyebalkan. Dia tak tahu apapun tentangku, beraninya memanggilku bodoh. "Pertama, aku tidak perlu berterima kasih padamu. Kedua, namaku Ruby Meadow bukan Helga Brandt," ucapku dengan nada sinis yang tak tertahankan melihat wajah menyebalkan itu.

Defouted  || Mattheo RiddleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang