First-person POV: Mattheo
Setelah hari itu, Jade semakin sering bersamaku. Setiap hari dia berusaha menghiburku walaupun aku tahu dia juga tidak tahu harus berbuat apa.
We kissed in my dorm. We fucked a lot.
Aku masih dan terus mencintainya. Hanya saja akhir akhir ini rasanya berbeda.
Kehilangan ibu adalah kehilangan paling menusukku. Aku selalu berusaha untuk mengalihkan bayangan itu tapi selalu gagal.
"Love." Jade mengalihkan pandangannya dari buku yang sedang dia usahakan baca untuk melihatku.
"Ya? Ada sesuatu?" tanyanya. Wajah itu. Wajah itu yang sekarang hanya dia tunjukkan padaku, tidak pada orang lain.
"Kurasa kita harus membahas ini, aku tidak bisa terus mendiamkanmu," jawabku sambil mengusap punggung tangannya.
"Okay, aku senang akhirnya kau ingin bicara," ucapnya tersenyum lebar. Merlin, sebrengsek itukah aku? Berhari hari aku mendiamkan gadis ini.
"Aku minta maaf jika kau kecewa dengan keputusanku." Aku menundukkan kepalaku, tak sanggup menatap wajah Jade.
"Keputusanmu? Membiarkan Malfoy pergi?" Dia bertanya, mengerutkan dahinya bingung.
"Yeah."
"Mattheo, itu keputusanmu, aku mengerti kau memiliki alasan dibalik itu."
Selain cantik, dia juga pintar dan pemikirannya dewasa. Ternyata dewasa tidak hanya diukur dari umur.
"Aku bersumpah, Jade, aku ingin membunuh Lucius Malfoy tapi jika aku melakukannya, itu akan membuatku... Sama seperti ayahku." Aku kembali menundukkan wajahku, tak memiliki keberanian untuk menatap Jade.
"No, kau bukan ayahmu, kau tidak sepertinya. You're my Theo, i love you," ucapnya tersenyum tipis.
Aku berjanji, tidak akan seperti ayahku kepada pasanganku. Ayahku memperlakukan ibuku sangat buruk, bahkan tak segan membunuhnya.
"I love you, my love," balasku menggenggam tangannya.
"So..." ucapnya dengan nada menggoda, memainkan lidahnya menjilati bibir atasnya.
"No, Jade, i swear," ujarku tertawa dan memalingkan wajah darinya.
"What??" Wajahnya terlihat tersinggung, dia mengerutkan dahinya lalu tertawa. "I swear we can make a serie of porn if we have camera," imbuhnya.
"Sejak kapan kau menjadi cabul, huh?" tanyaku sambil menaik naikkan kedua alisku menggodanya.
"Sejak...bergaul dengamu."
"Jade, stop, you don't know what you were doing."
"I didn't do anything."
Jade berpindah duduk menjadi diatas pangkuanku. Jari jari tangannya menggerayangi belakang telingaku membuatku berdesir.
Wanginya sangat harum, kulitnya halus dan rambutnya...
"Jesus, love, you're driving me mad."
"Let's fuck before dinner."
***********
Jade's POV
Malam ini aku duduk dimeja para Hufflepuff. Ini malam terakhirku di Hogwarts, begitu juga Mattheo. Aku akan melanjutkan sekolahku dan membantu ayah mengurus perusahaan. Mattheo? Entahlah, dia hanya sibuk mengurusi warisan dari neneknya dan ibunya.
Dia berjanji padaku jika kondisinya sudah membaik, dia akan datang bicara pada ayah untuk menjadikanku tunangannya. Aku berpikir jika itu sangat norak tapi...aku akan hidup dengan itu. Cepat atau lambat aku akan menikah dan melewati fase yang kupikir norak.
Susan dan Hannah duduk bersebrangan dariku. Memandangi mereka makan, oh aku akan merindukan mereka.
Owh... Aku akan mengaku jika aku bukan Ruby malam ini. Jika Ruby sudah tiada. Jika aku datang hanya untuk membalas dendam. Setelah itu aku akan kembali dengan urusanku di dunia Muggle.
Aku berdiri dan mendentingkan gelas dengan sendokku untuk mengalihkan semua perhatian orang yang ada didalam Great Hall termasuk para profesor. "Maaf menggangu, aku ingin menyampaikan informasi kecil pada kalian jika–"
Kalimatku terpotong oleh asap hitam yang lewat ditengah tengah Great Hall membuat semua orang panik terkocar kacir, berteriak sana sini.
Aku melihat sekeliling dan beradu tatap dengan Mattheo. Dia mengucapkan sesuatu padaku. "Lari." Itu yang dia katakan.
Belum sempat aku berlari menuju pintu, seseorang menangkapku dan semuanya menjadi hitam.
***********
Mattheo's POV
KAMU SEDANG MEMBACA
Defouted || Mattheo Riddle
FanfictionSlytherin boys series #2 Ini bukan tentang The-boy-who-lived. Ini tentangku yang harus menggantikan posisi saudari kembarku untuk bersekolah disekolah sihir terbesar di Inggris. Dia menyembunyikan banyak rahasia tentang dirinya sebelum dia pergi. Tu...