Lusia

5.9K 19 0
                                    

Ruangan itu tampak begitu gelap dan sunyi. Ruangan luas yang didominasi warna hitam itu adalah kamar Saddam dan kini ia tengah tidur terbalut selimut menutupi seluruh tubuhnya. Ia mengerang pelan karena suara ketukan di pintunya tidak berhenti bahkan semakin keras. Sadaam menyingkap selimutnya dan meraih ponselnya di meja dan ternyata masih jam 4 pagi. Ada beberapa panggilan dari Morgan sejak 30 menit yang lalu dan Saddam yakin kini Morgan yang tengah menggedor pintunya begitu brutal.

" Buka saja dengan kuncimu Morgan! Kenapa harus menggangguku dengan suara berisik itu?" Teriak Saddam sambil ia berjalan ke arah pintu. Tepat saat pintu itu terbuka, ia melihat Morgan yang sudah begitu rapi dengan Tab ditangannya.

"Maaf, aku lupa membawa kunci cadangannya. Luisa sudah kesakitan sejak 3 jam yang lalu, kamu harus segera menemuinya." Saddam yang awalnya merasa jengkel, kini tersenyum lebar.

"OH baiklah. Aku akan selesai dalam 5 menit. Tunggu disini." Saddam lalu kembali masuk ke kamarnya dan bergegas untuk mandi dan bersiap. Kesibukannya bahkan akan dimulai sejak jam 4 pagi. Setelah selesai, ia keluar dari kamar dan berjalan mengikuti Morgan ke kamar Luisa.

Langkah Saddam begitu tergesa setelah keluar dari Lift. Lorong itu masih tampak begitu gelap dan sepi karena masih begitu dini untuk adanya aktifitas. Mereka berhenti di kamar nomor 12, satu-satunya kamar yang lampunya menyala. Semua ruangan di lantai 3 ini di desain kedap suara tentunya. Akan sangat tidak sopan saat ada yang bisa mendengarkan dari luar. Saat akan membuka pintu, Saddam menoleh pada Morgan.


INi adalah SERI Terbaru yang aku tulis di Karyakarsa. Link ada di BIO aku ya.

Terima kasih.

PENAMPUNGANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang