Ana

1.3K 1 0
                                    

Jam 16.30 Saddam selesai di lantai 1 dan kini bersiap untuk ke Lantai 3. Morgan sudah begitu ribut sejak 15 menit yang lalu karena kontraksi yang dirasakan Ana menjadi begitu intens. Dengan sedikit tergesa Saddam berjalan ke kamar Ana dan langsung membuka pintunya karena Morgan memang baru saja keluar dari kamar itu.

Pemandangan pertama yang Saddam lihat adalah Ana dengan kaos abu-abunya, berbaring terlentang di kasurnya sambil memegang perutnya dengan kedua tangannya. Bagian bawahnya telah telanjang dengan bibir vagina tembam berwarna pink yang sangat lucu menurut Saddam. Raut wajahnya tampak begitu kesakitan meskipun Ana tidak bersuara.

Melihat kedatangan Saddam, Ana menggeser tubuhnya kebelakang dan kini posisinya menjadi setengah duduk.

"Bagaimana Anaa?" Saddam mengulurkan tangannya memegang perut besar Ana yang menjadi begitu keras.

"Huh..Sangat sakit Mas..Mulas dan melilit secara bersamaan..Akhh.." Kini barulah Ana berteriak sambil tangannya meraih sandaran ranjang dan meremasnya kuat sambil menggigit bibir bawahnya.

"Teriaklah jika begitu sakit sayang." Ana menggeleng pelan. Saddam tau bahwa wanita ini begitu menghemat tenaganya untuk mendorong bayinya keluar. Setelah kontraksi mereda, Ana mulai mengendurkan seluruh otot tubuhnya.

"Dia seperti menjebol seluruh tubuhku Mas.." Suara Ana begitu lirih ditelinga Saddam. Bisa dibilang suara Ana adalah yang paling lembut dari sebelumnya.

....................

Ini adalah SERI Terbaru yang aku tulis di Karyakarsa. Untuk cerita lengkapnya silahkan klik Link ada di BIO aku ya.

Terima kasih.

PENAMPUNGANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang