Bab 10: Kabar Duka

374 57 18
                                    

Burhan dan Nathan sampai di kontrakan barunya yang tidak jauh dari kantor Dominic. Saat sampai Burhan langsung berpamitan karena ada urusan kantor mendadak. "Sayang, aku ada urusan di kantor. Aku pergi dulu, nanti aku kesini lagi ya."

"Kamu hati-hati ya," sahut Nathan.

Burhan mencium kening kesayangannya itu, Burhan pun pergi dari sana untuk menuju ke kantornya. Nathan masuk kedalam rumah itu, entah mengapa ia malas sekali untuk berberes. Nathan merasa sangat lelah dan mengantuk, tanpa di sadari Nathan tertidur hingga jam sepuluh malam. Nathan terbangun dan melihat jam di ponselnya, ia menghubungi Burhan, Nathan merasa khawatir karena Burhan tidak kunjung datang juga.

Ponsel Burhan tidak ada jawaban, kemudian ada sebuah telpon masuk ke nomor Nathan. "Halo, maaf ini siapa ya?"

"Apakah ini keluarga pak Burhan?" jawab orang di sebrang sana.

"Benar, saya anaknya... Ini dari mana ya?" tanya Nathan.

"Kami dari pihak kepolisian, ingin memberitahukan kalau pak Burhan mengalami kecelakaan." ujar polisi itu.

Nathan terkejut, ia langsung menuju ke lokasi kejadian dimana polisi itu memberitahukan tadi. Nathan sampai di tempat itu, ia melihat jasad yang sedang di angkat oleh petugas untuk di masukkan ke dalam ambulance. Nathan berlari, lalu membuka penutup itu. Nathan menangis sejadi-jadinya saat melihat jasad itu.

"Papa... Papaaaa.... Papa, Nathan mohon bangun pa, Nathan mohon... Jangan tinggalin Nathan, papa..." ujar Nathan sambil menangis sejadi-jadinya.

Leo datang menenangkan Nathan. "Anda yang tabah ya, saya akan membantu menemukan pelaku."

Nathan tidak perduli dengan apa yang ada disana. Ia sangat sedih, dadanya sesak sekali. Baru saja ia merasakan kebahagiaan sebagai sepasang kekasih, tapi Burhan sudah pergi lebih dulu. Pagi harinya, semua orang datang di pemakaman Burhan. Hujan mengguyur dengan derasnya, Semua orang pun pergi meninggalkan pemakaman ketika sudah selesai Nathan seorang diri, Nathan menangisi Burhan.

Dominic datang sambil membawa payung dan memayungi Nathan. "Nathan, ayo pulang. Kamu akan sakit jika kamu disini, hari sedang hujan."

"Aku gak mau pulang Mr, aku mau sama papa... Papa pasti kedinginan disini sendirian," ujar Nathan.

Kemudian Bahu Nathan di pegang oleh Rudi. "Dek, pulang yuk... Kakak disini,"

Nathan kemudian mendongak, lalu berdiri memeluk Rudi. Rudi membawa pulang Nathan ke Apartement dimana Rudi tinggal, pembantu yang juga dulunya bekerja dengan Burhan juga turut sedih melihat Nathan seperti itu. Nathan kemudian mendapat sebuah Telephone dari Leo. "Halo, ada apa pak Leo?"

"Bisa kita bertemu?" ujar Leo.

"Bisakah datang ke Apartement saya saja, saya akan kirim alamatnya." balas Nathan.

Tanpa menunggu waktu lama, Nathan mengirimkan alamat Apartement nya. Kemudian beberapa jam kemudian, Leo pun sampai di Apartement Nathan. Rudi membuka pintu, lalu Nathan berbicara. "Masuklah, ada apa anda mencari saya?"

Leo melihat Rudi berdiri di samping Nathan. Nathan berbicara. "Dia abangku, kami anak dari nyonya Ayunda."

"Baiklah, begini. Menurut hasil autopsi kami, kalau tuan Burhan sebenarnya bukan kecelakaan, melainkan di bunuh. Kami mendapati beberapa luka tusukan benda tajam, dua di leher dan tiga di bagian perut. Lalu kami menemukan rekaman CCTV jalan, ada lima orang yang sengaja mendorong mobil itu ke jurang." ujar Leo.

Nathan menggelengkan kepalanya, Nathan tidak percaya ada yang tega melakukan hal sekeji itu. Rudi kemudian berbicara. "Coba putar sekali lagi di bagian itu, itu seperti..."

BXB - CINTA NATHANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang