Bab 3: Kepergian Sang Ibu dan Nathan Di Buang.

484 69 4
                                    

Setelah terpilih dan mewakili Indonesia, Rudi keluar menjadi juara Olimpiade Sains saat itu. Rudi semakin di sayang oleh ayahnya, bahkan Rudi pun sudah mendapat daftar nama-nama sekolah terbaik dan mendapatkan Beasiswa untuk melanjutkan studinya nanti.

Beberapa tahun telah berlalu, usia Nathan kini sudah menginjak Sepuluh tahun. Dan Rudi sudah duduk di bangku menengah pertamanya. Nathan masih sekolah di tempat yang sama dan di temani oleh orang-orang yang sama, bahkan sekarang Bayu satu kelas dengan Nathan, hal itu sengaja ia lakukan agar ia bisa satu kelas dengan Nathan.

Orang tua Bayu hanya tertawa saat mengetahui alasannya tinggal kelas. Ayah Bayu berbicara. "Bayu Bayu, kamu ini ada-ada saja toh nak."

"Nathan pasti juga sedih kalau tahu alasan utama kamu tinggal kelas karena dia," ujar ibunya Bayu.

Bayu hanya meringis, ya nyatanya Bayu juga anak yang cerdas, selalu peringkat tiga besar. "Iya biar Bayu bisa jagain Dek Nathan."

"Kamu kelihatannya kok sayang banget sama Nathan, kenapa?" tanya Arya ayahnya Bayu.

"Iya nak, katakan kenapa?" seru Tyas ibunya Bayu.

Bayu menghela napasnya pelan, lalu berbicara. "Dulu saat Bayu tidak punya teman di sekolah, Nathan yang mendatangi Bayu, menyapa Bayu dan mau menjadi teman Bayu di sekolah. Nathan teman Bayu pertama saat itu, baru ada Bintang dan Wulan yang berteman dengan Nathan, juga berteman sama Bay."

"Bahkan Nathan menolong kamu saat di keroyok anak yang jauh lebih besar dari kalian saat itu kan?" ujar Tyas.

"Iya bu... Walau Nathan punya abang, tapi ayahnya melarang abangnya untuk dekat dengan Nathan." ujar Bayu.

Arya dan Tyas sedikit bingung, lalu Arya berbicara. "Ya sudah, hari sudah malam. Kamu tidur sana, nanti terlambat lagi ke sekolah."

Bayu hanya mengangguk, Tyas dan Arya menghela napas saat mendengar kata-kata Bayu barusan. Tyas masih tidak habis pikir. "Kenapa ya mas, kok ayahnya Nathan seperti itu?"

"Entahlah, ya sudah ayo tidur." seru Arya.

Hari sudah malam, mereka semua pergi tidur. Di rumah Nathan, Nathan sedang membaca buku pelajaran yang baru saja ia pinjam dariperpustakaan. Hari ini, Ayunda dan Bams sedang tidak ada dirumah, di rumah hanya ada Rudi dan Nathan.  Rudi mengetuk pintu kamar Nathan. "Dek, buka pintunya."

"Iya kak, sebentar." sahut Nathan.

Nathan membuka pintu, dan melihat Rudi di sana. "Kakak kenapa?"

"Malam ini kakak tidur disini, ya. Kan ayah lagi gak ada," sahut Rudi.

"Iya kak," Nathan mempersilahkan Rudi masuk dan mereka pun tidur bersama.

Bik Jum yang melihat itu hanya tersenyum lega, karena ikatan adik dan kakak itu masih erat. Sedih juga kalau di ingat-ingat sikap ayahnya yang tidak begitu adil terhadap Nathan. Mereka tertidur dengan lelapnya, Rudi memeluk adiknya dengan penuh kasih sayang saat tidur.

Pagi hari menjelang, namun saat mereka bangun keadaan rumah sangat ramai. Rudi bertanya kepada Bik Jum. "Bik, ini kenapa rumah sangat ramai?"

"Den, aden ini...." bik Jum tidak sanggup berkata-kata lagi.

Nathan yang berdiri di ambang pintu, hafal betul tubuh siapa yang terbujur kaku disana. Nathan berlari dan menghampiri tubuh yang sudah tidak  bernyawa itu. "Ibu... Ibu... Bangun Bu, bangun... Nathan mau ikut dengan Ibu, bangun Bu..."

Salah seorang pelayat datang menenangkan Nathan, itu adalah guru Nathan. "Nak, yang ikhlas ya... Jangan sedih, ibu sekarang di sisi yang maha kuasa, dan di surga."

BXB - CINTA NATHANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang