Hari yang dinantikan para peserta olimpiade telah tiba. Keempat siswa perwakilan dari Victory International school itu sudah bersiap didalam mobil guru penanggungjawab mereka.
"Ingat, fokus pada tujuan pertama kalian yaitu meraih juara. Jangan mengecewakan kepala sekolah maupun kepala yayasan yang telah memberikan kepercayaan kepada kita. Jika kalian gagal dalam olimpiade ini, maka tahun depan kalian tidak akan bisa ikut dalam olimpiade yang sama."
Keempatnya mengangguk yakin mendengar penuturan guru pengawas mereka. Sorot mata yang selalu ramah itu kini tergantikan dengan sorot mata tajam yang siap menghancurkan lawan mereka.
Tiba di aula gedung besar tempat berlangsungnya acara, Haruto dan Junkyu berjalan bersama dengan langkah tegap dan sorot mata lurus ke depan.
Jeongwoo yang berjalan di belakangnya juga menatap jalan di depannya dengan sorot mata tajam bak serigala lapar. Satu tali tas nya tersampir di sebelah kiri dan tangan kanan yang berada di saku celana putih sekolahnya.
Langkah itu mengiring mereka menuju ruangan yang telah dipersiapkan. Bak pangeran kerajaan, suara kamera mengiringi langkah mereka saat memasuki aula. Ketiga pria yang berjalan di depannya itu hanya menatap biasa. Sudah terbiasa berada di sorot kamera mengingat ayah Junkyu yang memiliki perusahaan modeling tak jarang mengajak mereka untuk melakukan photoshoot.
Beda halnya dengan Wonyeong yang berjalan congkak bak model ternama. Senyum manis menghiasi wajahnya. Tak sia sia ia mengikuti langkah ketiga orang ini yang membuat dirinya menjadi cukup dikenal.
"Haruto, Junkyu, Jeongwoo dan Wonyeong. Saya percayakan harapan sekolah kepada kalian berempat. Tolong pulanglah dengan membawa rasa hormat."
Ketiganya mengangguk paham mendengar penuturan guru pembimbing mereka. Wonyeong yang melihat itu hanya menatap malas guru di hadapannya.
Setelahnya guru itu melenggang pergi keluar ruangan untuk menunggu siswa dan siswinya.
Haruto dan Junkyu kembali berpisah dengan Jeongwoo dan Wonyeong. Ruangan untuk olimpiade fisika memang berbeda dengan ruangan olimpiade kimia.
"Inget Woo, materi yang kita pelajari dengan maksimal jangan sampai terbuang sia sia."
Jeongwoo kembali mengangguk sebelum berjalan menuju ruangannya bersama Wonyeong yang setia berjalan di belakangnya.
***
"Puncak nanti kita jadi kan nonton yang lain olimpiade?" Tanya Junghwan.
Yoshi menganggukkan kepalanya sekilas dengan tangan yang masih memeriksa keuangan osis.
"Hoon? Uang yang kemaren dapet dari sponsor itu kok gak ada di catatan?"
Pertanyaan Yoshi membuat Jihoon yang sedang menghirup kuah mie di hadapannya itu tersedak. Beruntung Asahi yang duduk tepat disampingnya itu menyodorkan minumannya.
Jihoon segera meminum minumannya dengan tergesa guna menghilangkan panas di tenggorokannya lalu menatap Yoshi.
"Gimana bisa? Siapa penanggung jawab keuangan acara tahunan?"
"Yoonbin sama Yuqi kan?"
"Yaudah kalo gitu abis ini kita tanyain dulu siapa yang bagian nyatet keuangannya."
Yoshi menganggukkan kepalanya pelan lalu memfokuskan diri menatap lembaran kertas berisikan surat pengajuan dana sponsor.
"HOON ANJING! ini kenapa sponsor tiga perusahaan lembarnya hilang?! Dana gak bisa cair kalo lembarnya hilang!"
KAMU SEDANG MEMBACA
OLIMPIADE ~HARUKYU~
Roman pour Adolescentsapa jadinya ketika partner olimpiade fisika yang awalnya hanya saling bertukar pikiran tentang pelajaran kini malah menjadi bertukar pikiran tentang masa depan mereka? entahlah, hanya Haruto dan Junkyu yang tau. ⚠️WARNING⚠️ BXB COUPLE M-PRAG HARUKYU...