─── ⋆⋅☆⋅⋆ ───
"Rin, kiw, ayo balik."
"Buru-buru banget mau ke mana kak?"
"Pulang lah, ayo."
"Happy birthday, Rin."
Tempat yang sama, suasana yang sama, keadaan yang sama, namun dengan waktu yang berbeda.
Rin merasakannya, saat ia masih kecil yang bahkan tingginya belum sampai se-pundak Sae, dan sekarang ia sudah tumbuh tinggi, hampir menyamai tinggi sang Abang.
Di umurnya yang menginjak 14 tahun, kejadian 6 tahun yang lalu tetap berputar di otaknya, saat ia pertama kali merasakan ulang tahunnya dirayakan bersama sang Abang setelah berpisah lama.
Dan sekarang Rin bersyukur sang Abang berada tepat di hadapannya, ia bisa memeluknya dengan erat, mengucapkan rasa terimakasih karena sudah menerima Rin dihidupnya.
"Abang beliin kado buat Rin."
Mata Rin membulat, ujung bibirnya terangkat ke atas melihat sekotak barang yang Sae berikan padanya. Rin belum tau isinya apa, hanya saja Rin tau isinya pasti tidak akan mengecewakannya.
"Dibukanya nanti aja, Rin makan dulu ya? Pasti belum makan apa-apa kan di sekolah?"
Rin menggeleng, saat ini bukan dirinya lagi yang digandeng sang Abang untuk menuju ke ruang makan, melainkan Rin yang menggandeng Sae. Bukan masalah Sae yang tidak kuat berjalan atau bagaimana.
Yaa.. Sae masih 23 tahun, masih kuat berjalan tentu saja, ia masih bisa bermain bola sepanjang hari. Hanya saja Sae sering melewati waktu makannya karena pikirannya yang sering terbang kemana-mana.
"Abang makan juga, Rin ga enak kalo makan sendiri."
"Iya, Rin."
Rin membuka kulkas, menemukan ada sebongkah kue kotak berwarna putih di atas piring, tanpa pikir panjang tangan Rin meraih ujung pinggir itu, membawanya ke meja makan.
"Abang kok ga bilang mau beli kue?"
"Itu bukan Abang yang beliin, tadi mamanya Eita titip itu katanya beliau tau kamu lagi ulang tahun."
"Rin makan nasi dulu, kuenya nanti aja belakangan." Sae menggeser piring berisi kue itu ke pinggir meja, sekarang di hadapan Rin berganti piring dengan nasi putih dan semangkok udang.
"Abang ga mau udangnya? Masa sebanyak ini Rin yang habisin sendiri."
"Engga, Abang makan ini dulu, nanti kalo ga habis Rin taro aja di rak, Abang makan kalo laper."
"Ya udah Rin sisain setengah ya buat Abang."
Sae terkekeh, "Kalo mau habisin ya gapapa Rin, Abang bisa masak lagi nanti." Rin cemberut, merasa kepekaannya ditolak oleh sang Abang.
"Udah habisin makannya, tadi Ryusei sama Kaiser juga ngasih kamu hadiah, tapi Abang belum tau isinya apa."
Rin dengan semangat mengangguk, membuat pipi besar yang berisi makanan itu bergoyang mengiringi gerakan Rin. Rin langsung melahap makanan di piringnya dengan cepat.

KAMU SEDANG MEMBACA
• 𝗛𝗲𝗺𝗹𝗼𝗰𝗸
Short Story. . . "Life is like weather. Cloudless, raining, snowing. Either can happen. What about an umbrella? I keep holding one. So let's get under it together." Character by Muneyuki Kaneshiro. Start : 31 Maret 2024 End : -