Menunggu waktu yang tepat
Bukan masalah
- Selina Aracauria Mangostana -_______
Geri mengendari mobilnya dengan brutal. Geman terus memegang dadanya. Bahkan, Aza yang sedari tadi tidak bersemangat harus berusaha menyelamatkan oksigen yang sedikit menipis di sekitarnya karena kecepatan mobil yang dikendarai Geri sangat mengerikan.
"ANYINK! GERI LO KALO MAU MATI JANGAN NGAJAK KITALAH ANYINK!" teriak Geman mengumpat sambil berpegangan pada badan mobil.
"GERI LO KALO MAU KE PENCIPTA TURUNIN KITA DULU ANJIR!" tambah Aza mengumpat sambil menutup matanya.
"AH! BACOT LO BERDUA!" balas Geri semakin mempercepat kendaraannya.
Jantung mereka berpacu dengan cepat seperti akan lompat dari tubuh mereka. Geri juga sebenarnya sedikit takut jika ada polisi yang akan mendapati mereka nanti. Semoga saja tidak.
Sekitar 10 menit perjalanan mereka sampai di tempat yang sudah diberitahukan Delon sebelumnya. Geman keluar dari mobil dengan lutut yang bergetar, sementara Aza mengumpulkan nyawanya kembali.
"Cepatlah kalian, gitu aja alay," ucap Geri tanpa rasa bersalah.
"Lo pikir nyawa kita berdua kayak bulu ketek lo tiap hari ada?!" Geman berdiri.
Ia membantu Aza yang sedikit sempoyongan. Geri ingin tertawa, tapi rasanya situasi tidak memungkinkan.
"Lho, kok? Kita ngapain di sini? Ini di mana?" tanya Aza setelah kesadarannya kembali.
Dia harus kembali dan menjemput Delon. Ia akan kehilangan kepercayaan Delon lagi jika tidak segera ke sana.
"Masuk aja dulu," saran Geri.
Aza berdiri mematung tidak mengikuti mereka berdua. Ia harus bertemu Delon sekarang juga. Sekarang jantungnya mulai berdetak dengan cepat. Tidak boleh, ia tidak bisa membohongi Delon.
"Enggak, gue mau ketemu Gia!" cetus Aza.
Saat ia ingin masuk kembali ke mobilnya, ia sadar jika kunci mobil sudah diambil oleh Geri membuatnya geram.
"GERI, KUNCI MOBIL GUE SIALAN!" umpat Aza namun keberadaan mereka berdua sudah tidak terlihat.
Aza semakin kesal. Ia mengejar Geri dan Geman di dalam gedung itu dan masih belum menyadari adanya mobil Arin juga motor Tandra di sana. Aza berhenti berlari saat melihat ruangan itu sangat gelap. Kakinya mulai melangkah maju meski mengendap-ngedap, ia mengambil balon yang berada di kakinya.
"Balon?" batin Aza.
"GERI SIALAN KUNCI MOBIL GUE ANJ—" ucapan Aza terputus.
Satu persatu lampu di dalam ruangan itu menyala. Aza membulatkan matanya terkejut saat melihat tulisan Happy Birthday Aza 19 y.o berukuran besar dan sangat bercahaya. Siapa yang membuat itu?
Seketika ruangan menjadi sangat terang dan semua yang bersembunyi sedari tadi muncul dengan wajah senyum merekah.
Geri menyetel lagu remix Happy Birthday dengan sound system membuat tempat itu semakin meriah.
Seseorang datang dengan membawa birthday cake setinggi 70 cm yang menutupi wajahnya. Aza kembali membulatkan matanya saat mengetahui yang membawa kue itu ada Delon dengan penampilan barunya.
"Fuck!" gumamnya.
Delon datang dengan senyum merekah. Senyum itu membuat Aza terharu dan meneteskan air matanya.
"Aza lo nangis?" tanya Key tanpa melihat situasi.
Delon menaruh kue itu di atas meja yang sudah di siapkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
DeZa's Story 2 (On Going)
Genç Kurgu(Sequel 180°) Baca cerita pertama dulu, ya! 180 Derajat : DeZa Story ⚠️TRIGGLE WARNING⚠️ [HARGAI AUTHOR DENGAN MEMBERI VOTE🌟] [Masih terdapat bahasa kasar🚫] Setelah lulus sekolah, keduanya mulai kuliah di perguruan tinggi yang sama dan dengan saha...