CH: 19

2.3K 220 67
                                    

"Menurutmu, kalau kita bersama kembali, apakah bisa berakhir bahagia?" tanya pemuda itu, ia berjalan perlahan dan memutuskan untuk duduk di kursi rotan yang berada di teras rumah, sembari menatap lawan bicaranya yang sejak tadi masih setia menatap halaman rumah yang sudah menjadi gersang itu.

Sejenak suasana hening menguasai tempat itu, tidak ada jawaban atau pun pertanyaan baru dari pemuda yang baru saja duduk atau pemuda yang lebih memilih untuk fokus pada pandangannya terhadap halaman rumah. Mereka berdua lebih memilih menjadi saling bisu.

"Tidak." jawabnya tiba-tiba, bahkan tanpa ragu.

Masih tetap setia menatap halaman gersang rumah itu, ia mulai menyambung kalimatnya. "Sejak awal memang kematian yang Tuhan ingin dariku, tapi pertemuan kita saat itu malah semakin membuatku tidak tahu diri, yang mana ini adalah hasil dari bencinya Tuhan terhadap diriku. Aku yang harus membayar semuanya, Jung."

Dengan segera pemuda bernama Jungkook itu mengalihkan pandangannya. Semakin ia memandangi wajah lawan bicaranya itu, semakin besar keinginan untuk menangis yang ia dapatkan. Ia pun juga benar-benar mencintai Taehyung namun ia tidak bisa berbohong jika ia masih takut untuk melawan sisi mengerikan milih Taehyung.

"Jadi kau ingin mengakhiri hubungan kita?" saat ini air mata Jungkook tidak bisa lagi ia pertahankan, perlahan cairan bening itu mulai membasahi pipi yang juga mulai mengurus itu. "Apa aku masih bisa menemuimu?"

Akhirnya. Pandangan yang sejak awal hanya menatap halaman kosong itu, mulai menatap wajah Jungkook yang total sudah membasah berkat matanya yang tidak hentinya mengeluarkan air mata.

"Tidak, Jung." ucapnya tanpa dosa sedikitpun.

Taehyung meraih pipi Jungkook, mengelusnya lembut sembari memberikan tersenyum terhangatnya, Jungkook seperti baru saja menemukan sosok yang selama ini ia cintai. Sosok yang selama ini entah hilang kemana. "Semakin aku melihatmu, semakin besar rasa ingin mengurungmu hanya untukku. Namun aku hanya manusia yang tidak tahu diri, seenaknya mengambil hidupmu. Dan sudah saatnya aku menebus segala dosaku. Jadi kau harus banyak belajar menikmati hidup bebasmu tanpaku, Jung. Aku ingin melihat senyum itu selamanya, Aku serasa melihat surga jika melihat malaikatnya tengah tersenyum kepadaku."

Hancur.

Bukannya ia menjadi bahagia saat kalimat yang selama ini ia harapkan bisa diucapkan oleh Taehyung, namun malah rasa yang begitu sakit yang ia dapatkan. Ia benar-benar hancur, entah ia tidak tahu bagaimana harus menyembuhkannya, ia hanya bisa menangis.

Bahkan saat ini ia hanya bisa menangis tersedu-sedu disaat tidak ada sepatah kata pun yang bisa menyembuhkannya dari luka yang ia terima bertubi-tubi kali ini.

Sampai sebuah sentuhan lembut menyapa kulit pipinya, sembari memanggil namanya, Jungkook membuka kembali matanya, ia melihat hal yang lebih mengerikan daripada itu.

Bukan lagi sosok Taehyung yang ada dihadapannya, tapi hanya sosok Yoongi yang terlihat panik dan terengah-engah melihatnya menangis begitu hebatnya.

"Kau baik-baik saja? kau merasakan sakit pada badanmu? cepat katakan padaku, biar aku bisa menghubungi doktermu sekarang juga." ucap Yoongi begitu panjang yang semakin membuat Jungkook hanya bisa menangis.

Bahkan yang sejak awal saat Yoongi mengetahui Jungkook mulai terisak, kini berubah menjadi tangisan yang terdengar pilu bagi semua orang yang mendengarnya. Jungkook ini tengah hancur, dan Yoongi pun tidak tahu harus obat apa yang diberikan disisi lain obat yang hanya bisa menyembuhkan Jungkook itu adalah Taehyung itu sendiri.

"Kau ingin sendiri dahulu?" tawar Yoongi yang masih setia mengelap air mata Jungkook yang terus saja mengalir.

Jungkook dengan tenaganya yang sedikit itu mulai mengucapkan sesuatu. "Taehyung meninggalkanku, seakan ia bunuh diri demi ku, aku membuatnya bunuh diri Hyung!!"

Teriakan itu begitu pilu bagi pendengaran Yoongi, tentu ada alasan mengapa ia berpikir seperti itu, mengingat beberapa fakta bahwa Taehyung tidak bisa ditemukan saat ini. Bahkan bisa saja ia bisa sudah bunuh diri ditengah hutan akibat perbuatannya sendiri.

"Itu hanya bunga tidur Jungkook, tidak nyata."

Namun Jungkook masih memukul-mukul dadanya demi menghilangkan kekosongan dihatinya itu, seperti ada ruang kosong yang menyakitkan didalam dadanya. Tapi semuanya percuma, rasa sakit itu tidak pernah bisa mereda. "Rasanya hanya ingin segera mati saja daripada aku harus seperti ini, ini terlalu menyakitkan Hyung..." ucap Jungkook memelas seakan hidupnya memang sudah berakhir.

"Tidak, Kook. Hidupmu akan kembali seperti awal lagi, aku akan membantumu untuk sembuh perlahan ya? aku akan selalu menemanimu."

Yoongi mengatakan hal itu bukan untuk merebut apa yang menjadi milik Taehyung, namun ini demi Jungkook sendiri. Setelah hari itu dia tahu bahwa umur Jungkook bisa saja menjadi lebih singkat, ia hanya ingin membuat pemuda kecil yang hidupnya sudah malang ini menjadi lebih baik.

••

Yoongi kini tengah bersender ditembok pembatas antara rumah satu dengan rumah lainnya. Dengan ponsel yang masih menempel ditelinganya, ia berbicara dengan suara sekecil mungkin agar pemuda yang tengah sibuk menanam bunga itu tidak mendengar apapun.

"Ya, dia seperti itu lagi. Bagaimana Taehyung?" ujar Yoongi mempertanyakan point utama percakapan mereka.

Terdengar suara berisik dari sisi seberang. "Belum. Masih seperti hari hari sebelumnya. Apa aku harus menyerah?"

Mendengar kalimat itu, Yoongi hanya menghela nafas tapi tiba tiba ia mengingat sesuatu. Suatu hal yang sejak awal mengapa tidak ia pikirkan. "Nanti akan aku kabarkan, segera cek pesanku."

Ah, betapa bodoh nya ia tidak pernah memikirkan tempat dimana bagi Taehyung dan Jungkook itu adalah surga dan neraka bagi mereka. Tempat dimana keduanya dipertemukan, dan Tempat dimana Jungkook mulai dijadikan obsesi bagi Taehyung.

"Hyung!! bagaimana biji bunganya?" teriak Jungkook dengan senyum sumringah yang berlari kecil kearah Yoongi.

"Apakah biji bunga ini benar?"

Jungkook mengangguk dengan keras tanda ia begitu antusias dengan hal yang akan ia lakukan sekarang. Jungkook sangat suka menanan bunga dikebun gersang miliknya.

"Ini bunga yang selalu Taehyung berikan kepadaku, aku ingin Taehyung datang kemari dengan keadaan rumahku sudah penuh dengan bunga, dengan begitu ia tidak akan menangis lagi." ucap Jungkook bersamaan dengan air mata Yoongi yang menetes.

Apa Jungkook tahu jika tuhan memang tidak pernah baik kepadanya, seakan ia bisa lepas dari jebakan iblis, namun sudah terlambat baginya meminta ampunan. Bagaimana caranya memberi tahu Jungkook bahwa opsi paling mengerikan daripada menunggu Taehyung adalah, sosok itu tidak akan pernah datang.



tbc

udalah angst aja, apa itu happy end 🥱😋

[M] MAKE OUT | TAEKOOKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang