Don't like me (Nikah?)

1.7K 63 4
                                    

"tidak bisa"

WHATT??

Alan mendelik tak terima, ingin sekali dirinya mengumpat dan memberikan kutukan kepada gurunya itu

"apa?! Tapi kenapa?"

"kau seharusnya sudah dapat menguraikanny Alan, bahwa aku itu terobsesi padamu dan aku ingin kita terikat dalam sebuah hubungan dimana jika ada nyamuk yang mengganggunya akan ku tinggalkan nama saja"

Alan menatap gurunya itu jijik, bagaimana tidak? Gurunya ini benar-benar tidak waras

"lalu kau akan melakukan apa padaku setelah ini"

"tentu saja menikahimu"

Kalista tersenyum menatap anak didiknya yang kembali menganga. Itu sangat menggemaskan baginya. Hanya dia yang boleh melihat wajah menggemaskan dari Alan, hanya untuk seorang Kalista Demora.

"TAPI BU! SAYA MASIH SEKOLAH!!" teriak Alan tak terima

"hmm, bagaimana kalau kita berdua melakukan perjodohan?"

"tch, apa untungnya bagiku"

"Aku akan menceritakan tentang masalalu mu yang belum kau ketahui"

"sungguh memang tak ada untu-"

"aku akan memberitahumu siapa sebenarnya ibumu"

Alan terdiam seakan tergiur akan perkataan terakhir yang Kalista lontarkan. Jujur saja, Alan tak pernah mengetahui yang mana sebenarnya mama aslinya. Papanya saja mengatakan bahwa mamanya itu memiliki kembaran yang sangat jahat, tapi Alan belum bisa menerima semua perkataan itu.

Baginya, jika mereka berdua adalah saudara kembar, bukankah mereka sama-sama jahat? Kan kembar

Saking traumanya dengan masa lalu, bahkan Alan mendiami mama dan mbaknya itu selama sebelas tahun walau jika ditanya hanya akan dijawab seadanya. Alan kebingungan waktu itu, wajah dan suaranya terlampau sama bahkan alan sendiri tak bisa membedakannya

"baiklah, aku menerimanya. Tapi jangan jadikan aku seolah-olah adalah peliharaanmu"

"aku masih punya rasa kemanusiaan, bahkan sekarang aku ingin membuatkanmu makanan" ucap kalista diambang pintu

"aku tak mau dikurung, aku tak mau diikat, dan aku ingin bebas sebagaimana anak seumuranku" ucap Alan

Kalista terdiam sejenak sambil menghirup nafasnya dalam-dalam, ingin sekali dia memperkosa alan sekarang juga. Dia sudah susah-sudah untuk mendapatkan alan, dan sekarang? Alan ingin melepaskan diri dengan cara seperti itu??

"kita bicarakan itu nanti, sekarang biarkan aku memasak dulu. Kalau kau berniat untuk kabur dari ruangan ini bersiaplah untuk hukumannya" ucap kalista sambil berjalan keluar menuju dapur

Pintu warna coklat itu ditutup. Kalista meninggalkan Alan seorang diri di ruangan tersebut. Jujur saja jika Alan bisa berpikir dengan bijak mungkin sekarang dia sudah bisa bebas dari ikatan rantai yang ada di kakinya ini. Tapi apalah daya, rantai ini berisikan gembok jadi Alan harus mencari kuncinya dulu untuk bisa melepaskannya

Alan bangkit dari duduknya dan turun ke bawah ranjang, ia sengaja memelankan suara langkah kakinya agar tak ketahuan. Alan mulai mencari dimana Kalista menyembunyikan kunci untuk membuka gembok dikakinya ini.

Dia mengobrak-abrik laci dan juga lemari yang ada dikamar tersebut. Tak ada? Mungkinkah gurunya menaruh kuncinya di saku celananya?

Hmmm mungkin

Tak kehabisan ide, Alan mulai membuka tas yang ia gendong sedari tadi. Pemuda itu akhirnya menemukan benda persegi yang masih aman dan tak di ambil oleh gurunya itu. Dia menghidupkan layar ponselnya, lalu mencari sebuah aplikasi dan menghubungi nomor papanya. Sambungan telepon masih belum tersambung, alan dibuat gelisah setengah mati, karena takut gurunya muncul tiba-tiba.

'Hallo, Alan'

"pah, tolong aku dicu-"

"lagi ngomong sama siapa?"

Belum sempat Alan menyelesaikan kata-katanya, ternyata benar saja gurunya itu tiba-tiba muncul. Alan seakin takut kalau gurunya itu adalah setan titipan tuhan untuk membunuhnya sedikit demi sedikit.

Ponsel itu dirampas dari tangan pemiliknya. Alan tersentak kaget kala kalista sudah menempelkan benda persegi itu ke telinganya.

"Hallo tuan Alaska, Alan ada dirumah saya. Tolong jemput Alan seperti kemarin ya. Oh ya jangan lupa bawa istri dan anak anda yang lagi satunya, saya ingin membicarakan sesuatu" ujar Kalista dengan lembut

'kau apakan anakku??' Tanya Alaska dari seberang sana, tak lupa dengan nada dingin

"yah aku hanya mengikatnya, karena dia milikku. Milik seorang Kalista Demora" ucapnya sambil menekan kalimat terakhir

Alan yang mendengarnya ingin sekali muntah bak mabuk stela jeruk. Alan sangat anti dengan yang namanya anak alay, makanya dari itu ada untungnya dia tak pernah mendekati wanita manapun.

'jangan terlalu kasar dengannya, aku tau kau mencintainya. Ajari dia soal cinta, kadang anak sepolos dirinya tak pernah mendekati wanita manapun setelah kejadian sebelas tahun yang lalu. Aku sebagai ayah merasa khawatir dengan putraku sendiri'

"apa dari itu kau menyetujui aku menikah dengannya?" Tanya Kalista dengan antusias

Alan lagi-lagi dibuat mengernyitkan dahinya, apa yang sebenarnya mereka bicarakan

'yah, kau boleh menikahinya. Tapi jangan terlalu memaksanya, dan satu syarat'

Kalista diam menunggu Alaska melanjutkan kata-katanya

'Buat Alan kembali pada ibunya'

...

"terimakasih karena sudah menelfon ayahmu sendiri, dia akan datang sejam lagi dengan ibu dan kakakmu. Maka penjelasan yang kamu tuntut akan kuberikan nanti. Dan untuk sekarang kau harus menerima hukumanmu"

Kalista mulai melangkah mendekati Alan. Sementara Alan sendiri tengah melangkah mundur guna menghindari kalista. Ingin sekali dia memukul kepala gurunya ini dan lari secepat mungkin, tapi naasnya dia masih terikat.

Alan jatuh terduduk di atas ranjang empuk milik Kalista, satu kaki kalista berada tepat diantara selangkangan milik Alan. Ia meringis melihat belahan dada putih mulus milik gurunya itu.

Ia menutup matanya dengan kedua tangan agar dia tak lagi melihat hal-hal yang lebih buruk dari yang ia pikirkan.

Kalista tak kehabisan akal, dia mengambil dasi yang dipakai Alan lalu mengikat kedua tangan Alan dan membawanya ke atas kepalanya. Alan masih tak mau membuka matanya, maka dari itu ia menutup erat matanya dan mengatupkan erat bibirnya.

Kalista tersenyum melihat Alan seperti ketakutan dibawah kukungannya.

'Cup'

Awalnya hanya kecupan yang Kalista berikan, tapi semakin lama itu menjadi sebuah ciuman panas sehingga Alan tak bisa mengimbanginya

"haahh hah"


Jangan Lupa vote & coment

Don't like me-! (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang