Don't like me-! (Tawaran)

1.1K 65 0
                                    

W ingatkan sekali lagi ye, jangan lupa vote meng:v

Semua buku sudah gw kumpulin jdi satu. Gw heran sama tuh guru, kenapa gw yang harus ngumpulin ke mejanya? Kenapa bukan ketua kelas aj

"Alan, aku bantu kamu bawa bukunya sini" ucap si ketua kelas

Viona Lorencia, kalo ga salah itu namanya. Ni ketua kelas kadang caper apa gimana sih ke gw, risih gw liat.

"Gausah, kan udh dibilangin yang bawa gw doang, sendiri lagi"

"ga papa aku bantu kamu bawanya sampe depan ruang guru aj"

"mending lu tunggu bel dah, tar ke kantin klo udh bel. Tar yang ada nimbulin masalah, karena tuh guru baru jadi kaga tau kepribadiannya kayak gimana" jelas gw

'jauh jauh lu anj, jan deket-deket ma gw' batin gw

Si viona diem pas gw bilang gitu, dari gerak geriknya gw tau kalo dia pen banget bantu gw. Tpi gw ga mau deket-deket ma cewe anjir

"woii alan, biar kita aj yang bantu" ucap Astra dari belakang ketua kelas

Sementara si devan malah main game sambil jalan, ga bener bet w milih temen

"yaudah nih" ucap gw sambil membagi setengah buku catatannya buat mereka bawa

Jujur w kesel bat hari ini cuy, dari pagi ada aja yang bikin w greget. Heran gw sama orang-orang, untung gw ini anime

Saat menuju ruang guru, baik gw maupun kedua temen gw, ga ada yang berbincang-bincang, mereka sibuk sama pikirannya masing-masing

Gw hanya berharap hari ini cepet selesai, habis tuh w bisa tidur dengan nyaman dan aman dirumah tanpa gangguan yang namanya Ceue

.

Kita bertiga akhirnya sampai didepan ruang guru, si Astra mulai memberikan kembali buku catatannya ke gw. Gw mulai melangkahkan kaki ke ruang guru, tak lupa untuk mengetuk pintu dulu

Author pov

Alan terdiam bingung menatap ruangan itu, dia sedang mencari-cari meja guru tadi. Bel jam istirahat sudah berbunyi beberapa detik yang lalu

Pojok belakang, urutan kedua dari belakang, tak lupa dengan orangnya yang juga duduk disana. Alan berjalan gugup menghampiri meja tersebut, jujur ini pertama kalinya ia datang ke ruang guru

"ibu, ini semua buku catatannya. Saya mau ke kantin dulu"

"duduk"

Belum sampai sepuluh langkah Alan berjalan, sebuah suara membuatnya bethenti

"tapi bu, belnya udah bunyi"

"kamu lapar? Ini ibu bawa bekal, ayo makan bareng. Sekarang kamu duduk ya" ucapnya sambil tersenyum, tak lupa ia mengeluarkan sebuah kotak yang berisi bekal didalamnya

Alan memandang horor orang didepannya. Bagaimana kalau didalam makanannya berisi racun? Bagaimana kalau di isi narkoba? Bagaimana kalau-

"e-eh gausah bu, saya ke kantin aj. Saya ga enakan sama ibu kalau makan bareng'

"kamu ngerti kan kalau saya udah bilang duduk"

Alan yang mendengarnya hanya mendesah pasrah, ingin sekali ia memaki wanita didepannya ini. Tapi dia harus tetap stay cool, kalau tak ingin dikeluarkan

Kalista mulai membuka dan menyendok makanannya, yang pertama memakannya adalah orang didepannya ini

"bilang aaa"

"aaa"

Satu suapan ia berikan untuk alan, lalu dilanjutkan untuk dirinya. Mereka makan secara bergantian, membuat perasaan alan semakin tak enak

Sementara diluar...

"Alan kok lama cuy?" tanya Devan

"ga tau, orang gw ga ikut masuk" balas Astra

Mereka menunggu terlalu lama, dan bel istirahat sudah mau berakhir

"bro, intip" ucap astra

"kok gw, lu aja gih"

"anjir, gitu amat lu jadi orang"

Devan tak menjawab lagi. Sementara Astra memberanikan diri untuk sekedar menengok ke dalam ruang guru, betapa terkejutnya ia melihat sosok temannya dengan guru baru tadi tengah suap-suapan

Astra terkejut sampai mulutnya menganga lebar hampir dimasukin tawon. Untung teman baiknya, yaitu Devan membantu menyadarkannya dengan memukul kepalanya

'plak'

"aduh, anak anjink lu"

"bukan, gw ini anak emak. Btw, lu liat apaan?"

"orang lagi bucin"

"Alan? Tumben, bukannya.."

"dh jan dipikirin, klo kaya gitu kan bagus. Mungkin perlahan traumanya Alan bakalan hilang berkat bu Kalista"

"ewhh bisa aja lu ngomong gitu, jadi anget pantat gw"

"anak ngen-"

Baik, kita abaikan dulu duo bar-bar ini. Kita ber-alih lagi ke kedua pasangan yang masih makan bersama.

"habis sekolah kamu rencananya apa Alan?" tanya kalista

"ga ada bu, saya mau pulang, kerjain tugas, habis tuh tidur"

"Alan, ibu kasih kamu penawaran karena kamu udah nolong ibu tadi. Kamu Les privat sama ibu, gratis? Mau ga? Tinggal datang kerumah ibu.."

Alan menimbang-nimbang perkataan bu Kalista, tak ada salahnya juga mencoba. Dan ini juga gratis. Lumayan..

"kapan bu les nya?"

"sepulang sekolah ini, sekalian ibu bakal ajarin kamu materi yang akan ibu kasih kedepannya"

"oh gitu, yaudah saya ke kelas dulu ya bu. Nanti pas pulang sekolah saya cari ibu lagi hehe" ucap Alan sambil tersenyum

Kalista tersenyum kembali melihat senyuman itu, ia akan terus membuat Alan tersenyum kepadanya. Hanya kepada seorang Kalista Demora

Ruang guru akhirnya tertinggal kalista seorang diri, semua guru sudah menuju kelas yang mendapat pelajaran mereka masing-masing.

Sementara Kalista yang masih berada disana, senyum-senyum sendiri mengingat tingkah laku muridnya tadi.

Mungkin ia akan melakukan hal itu lagi, dimana Alan akan menjadi obsesinya dan membuat Alan terus berada di pelukannya. Bermain-main sedikit tak apa lah ya hahah

Tbc
Jangan lupa vote and coment~

Don't like me-! (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang