Don't like me-! (Bahaya)

846 44 2
                                    

Sore menjelang malam itu kini datang. Lampu-lampu yang menyala menghiasi jalanan yang kini mulai malam itu. Keheningan menyelimuti Ayah dan anak yang sedang berada di sebuah mobil

"Alan, kamu ingat sama wanita itu??" Tanya Alaska memecah keheningan

Yang ditanya malah diam, sejujurnya baru kali ini ia mau berteman dengan wanita. Bahkan ia tak sadar kalau ia mengiyakan ajakan dari wanita asing sekaligus orang yang belum lama ia kenal.

"ingat bagaimana maksudnya? Alan kan baru bertemu dengan guru itu tadi pagi" jawab Alan

"yha kok bisa gitu deketnya, mama sama kakakmu aj susah deketin kamu. Masa iya sama orang baru mau"

"ga tau pa, itu juga atas kemauan Alan sendiri"

Alaska diam sejenak tak membalas ucapan putranya. Mungkin kali ini dia akan sedikit egois demi kebaikan putranya sendiri

"jangan berhubungan lagi dengannya"

"ha?maksudnya??"

"Jangan mau berhubungan apapun lagi dengannya Alan, papa tau dia jadi guru les privat kamu sekarang. Dan kamu juga sudah menyetujuinya, tapi papa menolaknya. Dia bukan wanita baik"

"tapi pa, dia kan baik. Lagipula baru kali ini Alan mau bicara kayak gitu ke cewe, biasanya kan Alan cuekin"

"kamu mau kejadian sebelas tahun yang lalu terulang??"

Alan terdiam membisu dengan kata terakhir yang diucapkan oleh papanya. Dia mengingatnya hanya separuh, yang ia ingat hanyalah ibunya membunuh seorang anak kecil waktu itu. Dan penyiksaan selama beberapa hari oleh wanita-wanita kejam itu. Itulah yang membuatnya trauma dengan para wanita sekarang hingga sampai saat ini. Makanya jangan heran kalau Alan saat ini takut dengan orang yang berjenis kelamin wanita, bahkan dengan ibunya sendiri ia tak berani.

Tapi sekarang ini ketika ada seorang wanita yang mendekatinya, ia malah dipaksa mengingat kejadian masa lalu yang kelam itu. Padahal kali ini ia ingin membuka lembaran baru kehidupannya yang suram tanpa wanita. Tapi benar apa kata papanya, kejadian masa lalu bisa saja terulang kembali.

Pantasan saja saat ia menatap foto anak kecil tadi, ada semacam kemiripan dengan anak yang sering muncul di ingatannya walau samar-samar.

"Apa maksud papa, Bu kalista adalah dalang dari penculikan sebelas tahun yang lalu?" Tanya Alan memastikan

"iya, dia adalah salah satu antek-anteknya. Dia berhasil kabur waktu ingin ditangkap oleh polisi. Bahkan ia membunuh seorang anak, papa mungkin dapat menyimpulkan sedikit, ia adalah seorang mafia. Melihat para bawahannya yang berpakaian seperti itu dan kekayaan yang melimpah" jelas papanya

"tapi apa motifnya mendekatiku? Mengapa bukan anak lain?"

"yahh, namanya juga jomblo. Ya pasti cari pasangan lah"

"ga masuk akal banget kalo carinya anak SMA, minimal yang deddy sugar lah pa. terus dari mana papa tau kalau dia jomblo?" Tanya Alan penuh keheranan

"oh ya kamu belum tau ya, papa kan kerja sebagai detektif. Papa gabut pagi tadi, jadi akhirnya cek kegiatan kamu lewat hack CCTV sekolah. Terus papa liat kamu sama wanita itu, papa cari identitasnya ternyata dia...yahh begitulah"

Alan menatap papanya tak percaya, segabut itukah? Lalu apa yang harus alan lakukan ketika ia sudah tau jika guru itu berusaha mendekatinya sekarang? Maka sudah pasti gurunya itu akan berusaha untuk mendapatkannya lagi

"kalau kamu mikir buat biar bisa lepas dari dia, itu tuh dah kayak laki-laki bisa melahirkan"

"mustahil" lanjut Alaska lagi












Don't like me-! (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang