DLM-! S2 12

637 27 3
                                    

Dalam perjalanan kerumah besar nan megah kalista. Sosok pemuda yang diikat dengan mulut tertutup itu kini terlelap dalam tidur nyenyaknya

Tenaganya sudah habis karena lelah memberontak sedari tadi. Kepalanya bersender ke bahu milik perempuan dominan disampingnya

Sedangkan sang pemilik sama sekali tidak terganggu dengan pemuda disampingnya ini, bahkan sesekali ia mengecup dahi pemuda itu

"Kau akan tetap bersamaku baby. jikapun kau pergi, pada akhirnya kau akan kembali kepelukanku..." ucap kalista seraya mengelus helai rambut milik Alan

Sopir yang mengendarai mobil bergidik ngeri mendengarnya. Bulu kuduknya saja merinding mendengarnya, apalagi pemuda yang diikat belakang?

"Cepatlah kerumahku! Kau ini ingin membuat baby ku kedinginan disini??!" tanya Kalista dengan suara tinggi

Dirinya geram dengan bawahannya itu, dari tadi menyetir lambat sekali. Bahkan burung saja lebih cepat darinya

"M-maaf nyonya, saya akan mempercepatnya" balasnya

/BBRRUUMM

Sang sopir langsung menancap gas, mobil mereka bergerak lebih cepat dari yang diduga. Bahkan tubuh kalista serasa didorong paksa kebelakang

Alan terbangun dengan terkejut, dia hampir saja jatuh ke paha kalista, jika dirinya tidak dipegang oleh wanita dominan itu

"WOI!! LU MAU NGAJAK GUE CEPET-CEPET KETEMU TUHAN HAH?!!" teriaknya ketika mobil sudah berjalan sedikit normal

"M-maaf nyonya, saya tidak sengaja" cicitnya takut

"Sudahlah, cepat kerumahku"

Mereka kembali melanjutkan perjalanan. Kalista memandang Alan sejenak, menyadari pemuda itu sudah terbangun dari tidurnya.

"Kenapa hmm? Terpana melihat wajah cantikku??" tanya kalista

"Hmm hmmm!!" udah kayak nezukoT_T

"Haha, wajahmu imut sekali. Ingin kumakan..rawrr!"

Alan memandang horor wanita disampingnya, apakah gurunya ini sudah gila? Mungkin iya

Hari mulai malam, lampu-lampu jalanan sudah menyala menghiasi trotoar

Skip

Sesampainya mereka dirumah kalista, Alan turun seraya merenggangkan otot-ototnya. Walau terikat. Alan merasa bahwa lehernya pegal. Sedari tadi dia hanya menyenderkan kepalanya ke bahu gurunya

Disusul oleh kalista yang turun dari mobil. Tanpa babibu lagi, dia meraih tangan Alan. Lalu menggendong pemuda itu ala bridal style

Alan yang diperlakukan seperti itu tak terima, dia memberontak dengan menendang-nendang udara.

"MMMNNNM!!!"

"Diamlah sayang, aku tau kau lelah. Jadi aku berbaik hati ingin menggendongmu"

"MNNNN"

"Kamu ngomong apa sihh??"

Kalista menurunkan Alan sejenak, kemudian membuka sampul kain yang terikat di mulut Alan

"BANGSAT LO KALISTA!!"

"Ucapanmu kasar sekali sayang.."

"Lepasin gue anjing!!"

"Tidak akan pernah"

Kalista kemudian kembali mengangkat Alan, tapi beda dari yang sebelumnya. Kini Alan diangkat selayaknya karung beras

"WOI TURUNIN GUE ANJING!!" Teriak Alan

"Iya nanti, dikamarku.."

"KALISTA GUE BENCI SAMA LO!!"

"Iya sayang, aku juga cinta sama kamu"

"Ihh"

Kalista menuju kamarnya, sesekali ia menanggapi umpatan yang diberikan oleh pemuda yang sedang ia gendong ini

Pintu besar dengan warna kecoklatan itu dibuka kasar, kalista dengan tak berperasaan menendang pintu itu

/Brakk

"Woi! Mau ngapain lo?!" tanya Alan

"Kita akan bersenang-senang sayang"

"TIDAAAAKKKKKKK!!!!!!"

Sementara ditempat lain

Seorang wanita berparas cantik tengah mondar-mandir didepan pintu kamarnya. Kuku-kuku jarinya ia gigit untuk menghilangkan rasa gelisahnya

"Mama!!" teriaknya dengan keras

Datanglah wanita paruh baya dengan berlari kecil

"Kenapa sayang??" tanya Zarra kepada putrinya

Bukannya membalas perkataan sang ibu, ia malah bersujud seperti menyembah dewa kepada ibunya

Terkejut akan hal yang dibuat sang anak, Zarra dengan cegatan berjongkok menyamakan tingginya dengan alleyna

"Alley mohon, bawa Alan kembali" pinta Alleyna dengan tatpan memelas

Zarra bimbang akan jawaban yang harus dia berikan kepada putrinya, bagaimana ini? Jawaban apa yang harus ia berikan???

"Ahh, mungkin Bu guru Kalista sedang berusaha membujuk Alan buat pulang kerumahnya. Mereka berdua kan saling cinta" balas Zarra

"Tapi kan Bu Kalista itu terobsesi sama Al, bukannya cinta ma.."

Zarra mengkerutkan dahinya, memang benar bahwa wanita itu terobsesi dengan putranya. Ada baiknya dia segera mendapatkan kembali putranya dari si wanita licik itu

"Mama sama papa akan berusaha buat bawa Alan kembali, kalian tunggu saja hmm" ucap Zarra

Alleyna nampak gelisah, apa rencana mamanya ini? Ia takut jika Alan tidak akan mau pulang

"Mama, jika Alan tidak mau pulang bagaimana??" tanya Alleyna

Zarra memperhatikkan manik mata Alleyna, begitu sama dengan punya suaminya. Ia tersenyum kemudian. mengelus rambut putrinya

"Mama akan berusaha..."



TBC

Don't like me-! (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang