-Risalah Hati-

908 55 2
                                    

Heeseung dan Sunghoon hanyalah sebatas teman tak lebih, tapi kenyataan nya salah satu dari mereka memiliki rasa yang berbeda.

Sebuah rasa yang tidak dapat dideskripsikan secara rinci. Sebuah rasa yang penuh makna. Sebuah rasa yang hanya bisa ditujukan kepada seseorang yang sangat spesial.

“You call it madness, but I call it love.”

_____

"Sunghoon" ucap orang itu sambil berjalan ke arah Sunghoon.

Si pemilik nama pun menoleh merasa ada yang memanggil nya dari belakang.

"Loh kak Hee? Kenapa kak?" tanya Sunghoon sambil menatap Heeseung sang kakak kelas yang selalu di idolakan oleh para penghuni sekolah.

"Pulang nanti lo free ga?" tanya Heeseung kepada Sunghoon.

"Nanti pulang bakal ada rapat OSIS sih, tapi cuma sebentar. Jadi kayak nya sepulang sekolah aku free kok kak" jelas Sunghoon sambil tersenyum manis.

Heeseung yang mendengarnya menyunggingkan senyum kemenangan. Merasa senang karena akhirnya dia bisa menghabiskan waktu berdua dengan pemuda kelahiran bulan Desember tersebut.

"Nanti habis rapat gue jemput" ucap Heeseung final sambil menepuk-nepuk kepala Sunghoon dengan lembut.

Kemudian Heeseung segera menyusuri lorong untuk pergi ke cafetaria sekolah meninggalkan Sunghoon yang masih memproses kejadian yang baru saja ia alami.

Setelah sadar apa yang telah Heeseung lakukan kepada nya, Sunghoon tersipu malu dan memegang pucuk kepalanya yang baru saja di pat-pat oleh Heeseung.

Disisi lain, Heeseung yang kini sudah berada di area cafetaria tak bisa menahan senyuman nya mengingat apa yang telah ia lakukan pada salah satu anggota OSIS yang berhasil mendapatkan hatinya tersebut.

"Anjing kenapa gue yang salting" ucapnya kepada dirinya sendiri, Heeseung sengaja menepuk pipi nya sendiri dengan agak keras agar menyadarkan nya yang kini tersenyum sendiri persis seperti orang gila.

puk

Heeseung merasa seperti ada seseorang yang telah menepuk bahu kirinya. Dia sontak menoleh kan kepalanya kepada pelaku yang baru saja menepuk bahu nya tadi, Jay.

"Bro, mending duduk dulu lo kaya orgil tau ga? Yuk duduk dulu yuk jangan malu-malu in gue"

ucap Jay sambil menarik tangan Heeseung menuju salah satu bangku di Cafetaria yang sudah diisi oleh Jake seorang.

Heeseung dan Jay pun duduk di meja tersebut, Jay duduk disebelah jake sedangkan Heeseung duduk didepan mereka berdua
_________

            Heeseung
               -meja-
             Jay jake

_________

"Bro, lo tau ga" ucap Heeseung memulai topik pembicaraan mereka bertiga.

"Ga tau dan gamau tahu, pasti bahas dia lagi kan? Please lah hee, kalo lo beneran suka sama adek gue confess aja langsung gue restuin sumpah! Kasian dianya anjir lo gantung mulu!" tutur Jay.

Sungguh Jay merasa sedikit kasihan terhadap Sunghoon adik sepupunya yang kerjaannya selalu saja digantungin oleh oknum Lee Heeseung.

Udah dibaperin eh malah digantung kaya jemuran yang ga diangkat-angkat. Digantung melulu hidupnya.

"Ya ya gue juga tahu Jay, tapi gue... Gue gatau cara bilang nya ke dia gimana. Gue masih ragu" ucap Heeseung.

Jay memijat pangkal hidung nya, tak habis pikir dengan teman nya yang satu ini.

𝐇𝐞𝐞𝐇𝐨𝐨𝐧 -𝐎𝐧𝐞 𝐬𝐡𝐨𝐨𝐭-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang