Pag - 24 (lupa)

1.6K 112 2
                                    

"Semuanya akan baik-baik saja. Percaya pada Tuhan yang selalu menjaga kita"

Ina Devira Wilamtara.

Ini adalah pag kesekian dari cerita gue. Makasih buat kalian yang udah setia baca cerita gue. Semoga kalian sehat selalu.

HAPPY READING

Ina terduduk lemas di depan ruang operasi. Sudah setengah jam berlalu, tapi dokter tak kunjung keluar dari ruangan itu. Sesak, itu yang Ina rasakan saat ini. Tubuh nya seperti tak bertulang, rasanya ingin meraung. Meminta agar Tuhan memutar balikan posisi nya dengan Argi.

Kenapa harus Argi? Apakah ini karena kesalahan Ina? Sehingga Tuhan menghukum Argi agar Ina sadar. Dunia Ina benar-benar terhenti saat ini, seolah-olah di bawa oleh Argi untuk menjauh dari Ina.

Hingga Karel mendekap tubuh Ina, mengusap kepala nya dengan lembut. "Heiii, Argi itu anak kuat" ucap nya dengan lembut.

Detik selanjutnya Ina meraung, memeluk Karel dengan erat. Menumpahkan air mata yang sejak tadi Ia pertahankan. Rasanya Ina mendapatkan tembok besar untuk menumpahkan keluhan nya yang terpendam.

"Hiks, kenapa dunia jahat?! Apa hidup gue cuma bawa masalah?! Kenapa ha-harus a-adek?" lemah di akhir kalimat nya.

"Enggak, bukan Lu yang salah. Sekarang Allah lagi nguji iman Lu, ada Gue, Na. Jangan lupa kalo Argi itu kuat" Arga yang sedari tadi memang ada di sana hanya diam.

Arga menatap kosong ke arah pintu itu. Barulah Ia melihat senyum manis milik kembaran nya itu, dan saat Ia berbalik senyum itu menjadi rintihan yang memilukan hati.

Jangankan untuk menguatkan Ina, menguatkan diri sendiri saja Arga tak sanggup. Saat Devan membawa laju mobil nya ke rumah sakit, Arga lah yang memegang tubuh adik nya. Bahkan darah Argi menempel pada seragam dan tangan Arga.

"Aku gak ngerasain nafas nya" lirih Arga. Tidak ada yang mendengar nya kecuali Karel. Karel membantu Ina duduk di kursi tunggu dan menghampiri Arga.

"Ga" panggil nya. Namun Arga tak menyaut, tatapan nya benar-benar kosong.

"Argi gak nafas" lirih nya. Karel memeluk Arga sambil tersenyum getir. Tubuh Arga sangat dingin, bau amis darah Argi yang pertama kali Karel cium dari tubuh Arga.

"Adek ku gak nafas, darah nya banyak" racau Arga. Karel mengangguk, tak tahan dengan suara lirih Arga.

"Argi gak papa" hanya itu yang bisa Karel ucapkan di telinga Arga, hingga suara langkah kaki menyita atensi Karel.

Itu ibu dan kakak Karel. Saat dalam perjalanan kemari, Karel sempat menelpon kakak nya.

Dengan segera Laila memeluk tubuh Ina. Ina masih menangis pilu. "Sabar ya, nak. Kita do'a kan agar Argi baik-baik saja. Kita serah kan kepada Allah" Ina mengangguk sambil terus menangis.

Vino tidak tahu harus apa. Yang Ia tahu sekarang semua nya sedang tidak baik-baik saja. Dimana Devan? Setelah mengantarkan Argi ke rumah sakit Devan langsung pergi.

ʚ♡⃛ɞ(ू•ᴗ•ू❁)

"CARI SIAPA MEREKA!" bentak Devan di depan semua anak buah nya. "Bila perlu bawa kepala mereka kepada saya!" sambung nya.

To My Brother (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang