Pag-15 (tetangga kost-an)

1.5K 105 11
                                    

"Ragu adalah sebuah hal yang menakutkan bagiku. Karena rasa ragu lah aku menjadi monster"

D.

Happy Reading

Ina bangun pagi-pagi sekali hari ini, padahal ini hari sabtu, hari di mana Ina libur bekerja. Ya, Ina memilih libur setiap hari sabtu untuk mengurus kos an dan Argi, serta berbelanja kebutuhan lain nya apabila ada yang kurang.

Ina sudah selesai memasak dan mengepel, tinggal mencuci baju dan membangun kan Argi, setelah itu pergi ke pasar.

Ina pergi menuju kamar Argi dan segera membuka tirai jendela kamar Argi. Terlihat Argi masih sangat pulas, entah apa yang di mimpikan nya. Ina menggoyang kan tubuh Argi pelan.

"Dek, bangun" seru nya. Argi menggeliat dan mengedipkan mata nya.

"Udah siang ya, teh?" tanya Argi yang segera duduk sambil mengucek mata nya.

"Iya dah lumayan siang. Yok sarapan dulu" ajak Ina pada Argi. Ina membuka kan selimut Argi, mendorong Argi menuju kamar mandi lalu pergi keluar sembari menunggu Argi selesai ber beres.

Tak berapa lama Argi keluar dari kamar mandi dan duduk di karpet menghadap ke meja makan.

"Tumben masak banyak" ucap Argi yang mulai menyendok kan nasi kedalam piring di susul dengan sayur dan lauk-pauk.

"Kalo gak di masak nanti busuk, gak da kulkas soal nya, sayang. Jadi teteh masak semua" jelas Ina yang sudah mulai memasukan makanan nya ke dalam mulut.

Argi mengangguk saja, tanda ia paham dengan perkataan Ina. Mereka makan dengan khidmat sambil sesekali bercerita tentang keseharian mereka berdua. Tiba-tiba ada suara ketukan pintu, di susul dengan ucapan salam dari suara yang sangat familiar. Argi segera bergegas membuka kan pintu untuk sang Abang tercinta, menyuruh nya masuk dan ikut bergabung sarapan bersama mereka.

"Libur bener ini, pagi-pagi dah kesini. Kalo ketauan Papa tau rasa" cibir Ina pada Arga. Arga meringis sambil terus mengunyah makanan nya.

"Pengen deh ketemu Papa, pengen juga jenguk Mama" ucap Argi tiba-tiba sambil terus memakan sarapan nya. Tanpa sadar Ina dan Arga sedang menatap nya dengan tatapan sendu. Ina dan Arga tau betul berapa berat nya jadi Argi, di tinggal oleh sang ibu sejak kecil dan tidak pernah di anggap ada oleh sang ayah.

"Gimana kalo kita ke Jakarta, jenguk Mama. Sekalian kita jalan-jalan gitu" usul Arga pada saudara-saudara nya.

Seketika mata Argi berbinar, Ia mengangguk dengan kuat. Senyum nya merekah di wajah nya, membuat Ina dan Arga ikut tersenyum.

"Tapi besok teteh kerja, gimana dong?" Argi terlihat kembali murung, berbeda dengan Arga yang terlihat berfikir keras untuk mencari jalan. Belum selesai berfikir, atensi tiga bersaudara itu teralih pada suara ketukan pintu.

Ketiga nya serentak berdiri dan membuka kan pintu, melihat siapa yang datang. Saat pintu terbuka, terlihat wanita setengah baya dengan wajah yang lumayan cantik sedang menenteng sekantung buah dan sayuran, wanita itu tersenyum pada ketiga nya.

"Ada yang bisa kita bantu, Bu?" tanya Ina.

Terlihat mata wanita itu tertuju pada Arga dan Argi. Entah apa maksud dari tatapan mata wanita itu pada Argi, itu membuat Argi merasa tak nyaman.

To My Brother (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang