Chapter 5

237 14 0
                                    

Para Mukami memutuskan untuk menginap di mansion Sakamaki. Sekalian mereka merencanakan untuk membebaskan Reiji dari Carla dan Shin. Yui menatap yang lain khawatir. Dia berjalan ke arah jendela di ruang tengah yang langsung berhadapan dengan taman dan menatap langit. Dia sangat mengkhawatirkan Reiji.


"Shu, gimana? Apa rencanamu?" Ruki memainkan pulpen di tangannya. Dia tidak akan bisa fokus membaca buku dalam situasi seperti ini. Subaru dan Yuma menggerutu. Laito dan Ayato hanya duduk termenung dengan wajah serius.

"Ruki, biasanya kamu yang paling bisa buat rencana." Shu menatap malas Ruki yang hanya dibalas dengusan.

"Kalian tau dimana mansion Tsukinami?" Ruki menatap para Sakamaki satu persatu. Si kembar tiga menggelengkan kepala mereka sedangkan Shu seperti tidak mendengar pertanyaannya. Subaru memalingkan wajahnya ke arah jendela. Melihat itu, Ruki menghela nafas pelan.

"Subaru-kun, bisa gak jangan ngalihin pandangan?" Kou menepuk pundak Subaru dan menariknya ke arah Ruki. Dia mendudukkan Subaru di sampingnya.

"Shu, tau?" Ruki menatap Shu dan hanya dibalas dengan helaan nafas dari Shu.

"Tau. Tapi kita gak bakal bisa masuk ke sana. Walau dengan teleportasi sekalipun." Shu mengacak rambutnya frustasi. Dia semakin menundukkan kepalanya.

Di sisi lain, Reiji terbangun di kamar yang sama. Dia berniat untuk bangun tapi tak bisa karena dia menyadari bahwa tangan dan kakinya dirantai. Dia berdecak pelan. Dia mengambil kacamatanya dan memakainya. Beruntung tangannya masih sampai untuk mengambil kacamatanya yang berada di nakas.

Cklek!

Suara pintu terbuka membuat Reiji menoleh. Dia mendapati Carla masuk ke kamar itu. Dia menghela nafas dan mengalihkan pandangannya ke arah jendela.

"Udah bangun? Sini aku bantu duduk." Carla mendekatinya dan membantu Reiji duduk setelah melonggarkan rantainya terlebih dulu.

"Carla, kenapa aku dirantai?" Reiji menatap Carla dan melirik ke arah Shin yang berada di pintu kamar.

"Kamu tau, Rei? Aku dan Shin menyukaimu. Ah tidak. Lebih tepatnya mencintaimu." Carla mengusap rambut Reiji pelan. Reiji mengernyitkan keningnya.

"Terus kenapa harus dirantai?" Reiji mengangkat rantai yang ada ditangannya dan menatap Carla bertanya. Carla hanya terkekeh dan mendekatkan wajahnya ke Reiji.

"Karena aku cuma mau kamu jadi milik kita, Rei." Reiji bergidik pelan saat Carla berbisik tepat di lehernya.

"Carla, kamu tau kan kalo bukan kalian yang suka sama aku? Bahkan saudara-saudara ku dan para Mukami pun suka sama aku. Dan aku nyuruh mereka untuk bersaing secara sportif. Lalu kenapa kamu lakuin hal begini? Dan ini rantai yang dibuat khusus para vampir biar gak bisa kabur teleportasi kan?" Carla terkekeh pelan mendengar ocehan Reiji. Dia mengusap pipi Reiji pelan.

"Ya, aku tau. Itu memang rantai khusus vampir biar gak bisa teleportasi dan aku juga tau kalo kamu suruh mereka bersaing secara sportif tapi aku dan Shin bukan orang yang kayak gitu sayang." Carla tersenyum miring dan mengangkat dagu Reiji. Reiji hanya berdecih pelan.

"Udahlah nii-san. Kenapa gak kita lepasin aja?" Shin mendekati Reiji dan Carla. Sedangkan Carla hanya tersenyum.

"Terus bersaing secara sportif seperti kata Rei gitu?" Carla melirik ke arah sang adik. Reiji menatap Shin dengan tatapan bertanya. Shin hanya terkekeh pelan.

Reiji, We love you!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang