Keesokan harinya, para Mukami kembali ke mansion mereka hanya untuk mengambil baju ganti. Mereka berencana untuk menginap selama sebulan di mansion Sakamaki. Sekaligus menjaga Reiji dari Carla yang sewaktu-waktu bisa menculiknya. Reiji hanya bisa memukul kepala Ruki dan Yuma saat mendengar perkataan mereka.
"Rei, mau kemana?" Shu dan Subaru menatap Reiji dengan tatapan bertanya saat Reiji membalikkan badannya.
"Ruanganku. Kenapa?" Reiji menoleh sedikit ke belakang dan menaikkan alisnya ke arah Shu dan Subaru.
"Nope. Sana lanjut eksperimenmu."
Shu lantas membaringkan tubuhnya di sofa dan mulai memejamkan matanya. Subaru langsung bergegas berteleportasi ke kebunnya. Reiji hanya mengendikkan bahunya dan berteleportasi ke ruangannya. Shu hanya tersenyum saat sudah tidak merasakan keberadaan Reiji di ruang tengah itu.
Ruki kembali ke mansion Sakamaki lebih awal. Setelah ke kamar Reiji untuk membereskan bajunya, dia langsung ke ruang tengah dan menemukan Shu di sofa sedang memejamkan matanya sambil tersenyum. Ruki mengernyitkan keningnya heran dan menghampiri Shu.
"Kenapa senyum sendiri? Gak gila kan?" Ruki mendudukkan dirinya di sofa samping Shu. Shu membuka matanya dan melirik Ruki.
"Cepet banget? Sendiri?" Shu kembali memejamkan matanya. Ruki hanya mendengus melihat Shu kembali memejamkan matanya.
"Iya. Yuma masih ngecek kebun apelnya. Kou sama Azusa gak tau ngapain. Jadi ya duluan aja." Ruki lantas melihat sekitar. Di ruang tengah hanya mereka berdua.
"Tadi kenapa senyum sendiri?" Ruki kembali menatap ke arah Shu dan menanyakan pertanyaan yang sama.
"Gak. Gapapa. Persiapan buat confess gimana?"
"Udah. Yang lain pada kemana?"
"Subaru ke kebunnya biasa. Kanato ke tempat patung lilin dia. Yui diseret sama Ayato sama Laito. Entah kemana. Reiji di ruangannya. Melanjutkan eksperimen." Ruki mengernyitkan keningnya mendengar kalimat terakhir Shu.
"Yang kemarin belum selesai kah?"
"Entah. Cek aja sana. Dia gak bilang eksperimen yang kemarin atau baru lagi. Kayak gak tau Reiji aja." Ruki hanya menghela nafasnya. Dia berdiri dan menepuk kepala Shu sebelum berteleportasi ke ruangan Reiji. Shu tersentak saat Ruki menepuk kepalanya. Dia mendengus pelan dan melanjutkan tidurnya.
Sesampainya di depan ruangan Reiji, dia mengetuk pintu terlebih dahulu. Karena dia takut mengganggu konsentrasi Reiji.
"Masuk aja, Ruki."
Ruki tersenyum mendengar suara Reiji dan membuka pintu. Dia memasuki ruangan itu dan melihat Reiji sedang fokus di meja eksperimennya. Ruki menutup pintu dan menghampiri Reiji.
"Eksperimen yang kemarin?"
"Bukan. Ini baru lagi."
Reiji membalikkan badannya dan menatap Ruki. Kemejanya sedikit kotor akibat eksperimennya. Ruki menggeleng pelan melihat penampilan Reiji.
"Kok cepet banget? Yang lain mana? Kamu balik sendiri?"
"Iya. Yuma lagi cek kebun apelnya tadi. Kou sama Azusa gak tau ngapain. Aku panggil gak nyaut, jadi ya aku tinggal."
Reiji mendengus mendengar perkataan Ruki. Dia kembali membalikkan badannya dan melanjutkan eksperimennya.
"Kamu lagi eksperimen buat apa sekarang?"
"Yui kemarin minta buat jadi vampir terus ya gitu deh. Dia gak mau jadi satu-satunya manusia di antara kita katanya." Ruki terkekeh pelan saat mendengar jawaban Reiji.
"Kenapa baru sekarang? Udah setahun lebih padahal. Bahkan Shu sama kita mau lulus."
"Entah. Tanya aja Ama anaknya." Reiji hanya mengendikkan bahunya.
"Rei, nanti malem temuin aku di taman ya? Ada yang mau aku omongin." Ruki berbalik dan duduk di sofa yang ada di sana. Reiji membalikkan badannya dan menatap Ruki dengan pandangan bertanya.
"Mau ngomongin apa emang?"
"Nanti aja. Kamu lanjut aja dulu."
Reiji mendengus dan melanjutkan eksperimennya. Ruki hanya tersenyum dan menyandarkan punggungnya di sandaran sofa.
"Oh iya, kamu sama Mukami yang lain bisa jadi vampir gimana?" Reiji akhirnya menyuarakan pertanyaan yang selama ini mengganggu pikirannya.
"Tanya ayahmu. Dia yang buat kita jadi vampir." Reiji mendengus mendengar jawaban Ruki.
"Males. Kamu tau sendiri aku paling males berurusan sama pak tua itu." Ruki hanya terkekeh.
"Jangankan kamu, Rei. Kayaknya saudaramu yang lain juga ogah berurusan sama Karl Heinz."
"Yaiya. Apalagi Subaru."
"Udah udah. Lanjut eksperimenmu aja. Aku mau liat yang lain dulu." Ruki langsung berdiri dan berjalan ke arah pintu.
"Yaudah. Nanti jam berapa?" Reiji melirik Ruki dari sudut matanya.
"Jam 7 malam. Deket air mancur. Tempat kamu liat Yuma lempar apel ke Shu."
"Ahh yaudah. Sana keluar."
Ruki hanya terkekeh dan berteleportasi ke kebun untuk melihat Subaru. Sedangkan Reiji memilih untuk melanjutkan eksperimennya.
.
.
.Tepat pukul 7 malam, Ruki menunggu Reiji di tangga dekat air mancur. Yang lain memilih melihat dari kamar Yui yang jendelanya pas menghadap air mancur. Reiji menghampiri Ruki dan duduk di sampingnya.
"Mau ngomong apa?"
"To the point banget, Rei. Santai aja." Reiji hanya mendengus dan memainkan apel yang diberikan Yuma.
"Rei, aku tau ini mendadak. Tapi kamu tau, semenjak kita kenal walau ya kesan pertama satu sama lain kita buruk karena darah Yui. Tapi lama kelamaan, aku menyukaimu. Hmm tidak. Lebih tepatnya aku mencintaimu, Rei. Aku mau buat kamu bahagia. Aku mau jaga kamu dari semua yang berniat celakain dan jahatin kamu. Jadi Rei, Will you be mine? Kalo kamu Nerima aku, ambil bunga ini. Kalo kamu nolak aku, kamu bisa tinggalin aku sendiri disini." Ruki menyodorkan setangkai mawar pada Reiji. Reiji terkejut. Wajahnya memerah dan tersenyum manis ke arah Ruki. Dia beranjak pelan. Ruki hanya menghela nafasnya melihat Reiji berdiri. Namun dia tersentak saat Reiji mengambil mawar di genggamannya. Dia lantas melihat ke arah Reiji dan menemukan senyuman serta semburat merah di wajah Reiji.
"Rei? Maksudnya?"
"Yes, Ruki. I'm yours."
Ruki langsung berdiri dan memeluk Reiji erat. Reiji membalas pelukannya dan tersenyum. Dia mencium mawar dari Ruki. Yui dan yang lainnya hanya tersenyum melihat moment itu. Mereka lega karena akhirnya duo bucin bersatu.
Di sisi lain, Karl Heinz yang sedang berada jauh dari mereka juga bahagia karena dia mempunyai firasat bahwa Reiji sudah memiliki pasangan dan kemungkinan itu adalah seseorang dari Mukami yang sangat ingin dia jodohkan dengan anak keduanya itu. Dia ingin segera pulang untuk menemui anak-anaknya dan para Mukami.
Malam itu diakhiri dengan perayaan jadiannya Ruki dan Reiji. Ruki membuatkan Yuma pie apel dan Reiji membuatkan Ayato takoyaki. Laito, Kou dan Yui ingin membantu tapi Reiji tentu tidak mengizinkan karena itu hanya akan membuat dapur berantakan akibat ulah Kou dan Laito yang seakan memperebutkan Yui. Jadi lebih baik mereka pergi ke ruang tengah bergabung bersama yang lain.
Mereka semua sangat bersukacita malam itu. Semoga kebahagiaan mereka bertahan lama. Carla dan Shin pun tidak mengganggu mereka lagi. Malam yang indah dengan suasana hati yang bahagia.
Halo guys. Kembali lagi. Nahh gimana nih? Suka gak sama endingnya?
Btw bakal ada sekuelnya tentang gimana hubungan Ruki sama Reiji sampe mereka nikah. Ada yang mau baca? Comment ya kalo mau baca dan jangan lupa vomment nya yaa. Makasih semuanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Reiji, We love you!
VampireMenceritakan tentang Reiji Sakamaki yang disukai oleh para Sakamaki, Mukami dan Tsukinami. Berakhir dia harus selalu kabur membawa Yui jika para vampir itu menghampirinya. "Rei, aku mencintaimu!" -Shu "Rei-chan, aku menyukaimu!" -Laito "Rei, aishite...