Keesokan harinya, Reiji terbangun di pelukan Ruki. Dia merasakan kepalanya sedikit pusing. Dia menatap ke arah Ruki yang masih tertidur. Wajahnya memanas saat melihat wajah damai Ruki.
"Udah puas liatinnya?" Reiji tersentak saat sadar bahwa Ruki sedang menatapnya dengan tersenyum. Dia semakin menyembunyikan wajahnya di dada Ruki saat mendengar suara khas baru bangun tidur Ruki.
"Bangun yuk. Kamu belum makan dari semalem." Reiji mengangguk pelan dan mulai mendudukkan dirinya. Dia meraih kacamatanya dan memakainya. Ruki juga duduk di samping Reiji. Dia meregangkan tubuhnya sejenak.
"Ruki, kenapa kamu tidur di sini?" Reiji menoleh ke arah Ruki. Dia menatap Ruki dengan pandangan bertanya.
"Kamu semalem gak mau aku tinggal, Rei. Manggilin aku terus." Wajah Reiji memerah mendengar jawaban Ruki. Ruki hanya terkekeh pelan dan mengusap kepala Reiji.
"Keluar yuk. Yang lain pada khawatir sama kamu pasti."
"Eh? Emang Mukami yang lain juga disini?" Reiji menolehkan kepalanya ke arah Ruki.
"Iya. Makanya ayo turun dulu."
"Hmm iya deh."
Mereka berdiri dan Ruki menggenggam tangan Reiji. Reiji tersentak dan menatap ke arah genggaman tangan mereka. Ruki tersenyum dan berteleportasi membawa Reiji ke ruang tengah.
Sesampainya di sana, mereka disambut dengan keributan khas Yuma, Subaru, Kou dan Laito. Belum Yui yang ditarik-tarik oleh Kanato dan Azusa. Ruki dan Reiji hanya menghela nafas mereka saat melihat Shu, yang paling tua dari semuanya malah asyik tertidur dengan earphone di telinganya.
"Ekhem! Bisa tenang dulu?"
Ruki berdehem dan menatap mereka semua dengan pandangan serius. Bahkan Shu langsung terduduk dan melepas earphone nya ketika merasakan aura gelap dari tubuh Ruki. Mereka sontak menoleh ke arah Ruki dan Reiji. Mereka langsung menghampiri Reiji dan memeluk Reiji erat. Reiji terkejut dan hanya terkekeh pelan mendapat pelukan dari mereka.
"Ughh. Lepas tolong. Sesak." Reiji sedikit sesak namun senyum tipis tidak hilang dari wajahnya.
"Lepasin Reiji dulu. Kasian dia."
Mendengar perkataan Ruki, mereka langsung melepaskan pelukan mereka. Shu yang hanya diam sedari tadi lantas berdiri dan menghampiri mereka. Ruki melirik Shu dan tersenyum.
"Seorang kakak apa tidak merindukan adiknya?" bisik Ruki tepat di telinga Shu. Shu mendengus pelan dan memeluk Reiji. Reiji hanya tersenyum dan menepuk punggung Shu beberapa kali. Setelah puas, Shu melepaskan pelukannya. Ruki langsung mengajak Reiji duduk dan diikuti oleh yang lain.
"Jadi, Rei-chan mau ceritain yang udah terjadi?" Kepala Laito langsung dipukul oleh Ayato. Laito hanya meringis pelan sambil mengusap kepalanya. Reiji terkekeh pelan melihat kelakuan si kembar.
"Sebenarnya aku cuma dirantai selama yaa 6 jam mungkin? Abis itu ya aku kayak biasa nya cuma gak boleh balik. Kata Carla si biar tau siapa yang bakal nyelametin aku."
"Rantai? Jangan bilang rantai khusus vampir biar gak bisa teleportasi?" Reiji mengangguk mendengar pertanyaan Subaru. Semua terkejut mendengar itu dan mengepalkan tangan mereka.
"Terus? Kemarin waktu aku jemput kenapa tiba-tiba mereka mojokin kamu?" Reiji menoleh ke arah Ruki saat Ruki bertanya dengan suara yang serak. Ah dia tau Ruki sedang berusaha menahan emosinya sekarang. Reiji menggenggam tangan Ruki dan mengelusnya pelan.
"Entah. Aku juga gak tau kenapa mereka gitu pas kamu masuk. Karena sebelum kamu masuk pun mereka gak ada bilang mau buat kamu kesel atau gimana. Kalo boleh jujur, aku juga kaget waktu mereka lakuin itu."
Reiji terus mengusap pelan tangan Ruki sambil menatap ke arah para Mukami dan saudara-saudaranya. Dia tersenyum saat matanya bertatapan dengan mata khawatir Yui.
"Apa yang mereka lakuin waktu Ruki masuk?" Yuma mengepalkan tangannya sambil menundukkan kepalanya.
"Menciumku sampe aku keabisan nafas." Reiji memberikan kode ke Kou melalui tatapannya untuk menenangkan Yuma. Kou mengangguk dan menggenggam tangan Yuma untuk menenangkannya.
Reiji menatap mereka bergantian dan menghela nafasnya. Dia tetap mengusap punggung tangan Ruki. Dia masih bisa merasakan sisa aura kegelapan dari tubuh Ruki.
"Oh ya. Aku mau ucapin makasih buat Ruki sama Yuma karena udah nyelametin aku. Terutama Ruki." Reiji menatap Yuma dan tersenyum. Dia menatap Ruki lagi dan memeluk Ruki. Dia tau Ruki masih merasa bersalah.
"Makasih ya? Udah nyelametin sama nemenin." Ruki membalas pelukan Reiji dan menyamankan kepalanya di bahu Reiji saat merasakan usapan di kepalanya.
"Karena sekarang Reiji-san udah pulang dan dia juga belum makan. Ayo makan dulu."
Yui memecahkan suasana di sana. Ruki melepas pelukannya dan Reiji terkekeh melihat wajah sumringah yang lain mendengar perkataan Yui. Yui menghampiri Reiji dan menarik Reiji untuk ke meja makan.
Sesampainya di sana, sudah ada banyak sekali makanan. Bahkan cake? Entah siapa yang membuat tapi bentuknya tidak meyakinkan. Dia menatap Yui dan cake itu bergantian. Yui hanya melirik ke arah para Sakamaki yang lain. Reiji hanya mendengus pelan.
"Siapa yang buat kue ini?" Pertanyaan Reiji menghentikan kehebohan di meja makan. Subaru dan Shu memalingkan wajah mereka. Kanato memilih untuk sok menyibukkan diri dengan Teddy. Ayato dan Laito hanya menunjukkan cengiran mereka. Melihat itu, Reiji hanya menghela nafasnya pelan. Para Mukami hanya terkekeh pelan.
"Yaudah ayo mulai makan."
Mereka mulai mendudukkan diri di kursi masing-masing. Ruki mengambil tempat di samping Reiji. Dia masih khawatir dengan keadaan Reiji.
"Megane-chan! Kue nya gak mau dipotong?" Reiji menoleh ke arah Kou. Dia memegang pisau di samping kue dan memotong kue itu ke beberapa bagian.
"Sejujurnya aku gak jamin kue itu enak apalagi ada campur tangan Ayato dan Laito." Semua tertawa mendengar perkataan kejam Subaru.
"Kejamnya~" Laito dan Ayato mengerucutkan bibirnya mendengar itu.
Mereka mulai memakan kue itu dan rasanya tidak terlalu buruk. Semua mulai larut dengan makanan mereka. Ruang makan Sakamaki tidak akan pernah sepi apalagi jika para Mukami menginap. Seperti sekarang contohnya. Yuma yang akan berperan seperti ayah dengan Kou yang menjahili Azusa dan dia yang akan mengomeli Kou sambil mengembalikan makanan Azusa yang Kou ambil. Belum dengan Ayato dan Laito yang menggoda Subaru. Ruki melirik ke arah Reiji. Dia tersenyum melihat wajah Reiji yang tersenyum menatap suasana ruang makan yang ramai.
"Rei, buat sementara jangan sekolah dulu ya?" Reiji lantas menoleh ke arah Ruki. Dia melirik ke arah tangan Ruki yang menggenggamnya.
"Kenapa?" Ruki menghela nafasnya pelan dan mengalihkan pandangan ke arah yang lain.
"Aku khawatir mereka bakal culik kamu lagi." Reiji tersenyum dan membalas genggaman tangan Ruki.
"Tenang aja. Aku gak akan diculik lagi kok." Reiji menatap kembali keributan di ruang makan. Dia merindukan suasana ini.
"Aku bakal selalu jaga kamu, Rei." Reiji tersenyum saat Ruki mengecup punggung tangannya.
"Terimakasih, Ruki."
Mereka melanjutkan makan malam mereka. Sesekali mereka akan menegur yang lain untuk segera menyelesaikan makan mereka. Yang lain akan langsung menurut jika Ruki dan Reiji sudah mengeluarkan ultimatum mereka. Yui hanya tersenyum melihat semua itu.
'Semoga suasana ini bakal bertahan lama.' batin Yui berdoa. Dia tak ingin suasana ini cepat berlalu.
Halo guys. Kembali lagi. Rencananya ini bakal sampe Reiji jadian.
Tunggu kelanjutannya ya. Stay tune terus dan jangan lupa vomment nya 🥰
KAMU SEDANG MEMBACA
Reiji, We love you!
VampireMenceritakan tentang Reiji Sakamaki yang disukai oleh para Sakamaki, Mukami dan Tsukinami. Berakhir dia harus selalu kabur membawa Yui jika para vampir itu menghampirinya. "Rei, aku mencintaimu!" -Shu "Rei-chan, aku menyukaimu!" -Laito "Rei, aishite...