>>>****=========****<<<
_𝐇𝐚𝐩𝐩𝐲 𝐑𝐞𝐚𝐝𝐢𝐧𝐠_Dipta melihat sekelilingnya yang sudah tak berpenghuni lagi, karena Mali yang sudah sekolah sejak pukul 7 tadi dan Bang Jendra yang sudah pergi bekerja, dirumah hanya ada mama yang tengah menyampirkan pakaian dihalaman belakang rumah. Dipta berjalan kearah mamanya dan mengambil satu baju untuk ia jemurkan, membantu mama agar cepat selesai karena hari ini cukup panas, Dipta kasian melihat mama yabg harus panas-panasan untuk menjemur pakaian yang cukup banyak.
"Loh bang Dipta belum berangkat ke kampus?" Dipta menggeleng saat mama bertanya demikian.
"Bentar lagi, mama masuk aja biar Dipta yang jemur sisa bajunya." ucap Dipta kepada mama.
Mama menahan tangan Dipta dan menatap anaknya itu yang terlihat berbeda dari biasanya, mama nampak terheran-heran jadinya.
"Bikinin Dipta mie goreng kuah sama telur yang banyak ma, nanti bajunya biar Dipta aja yang selesain jemurnya."
Ternyata mama salah, Dipta baik karena memang ada maunya saja dan hal itu membuat mama terkekeh sebelum pada akhirnya dia menepuk bahu Dipta dan berjalan masuk kedapur untuk membuatkan mie goreng kuah dengan telur yang banyak.
Usai menjemur semua pakaian itu, Dipta berjalan masuk dan diatas meja sudah ada Mie soto dengan telur yang tersaji dengan asap yang mengepul, Dipta tersenyum lebar dan perlahan menyendokkinya.
"Mie goreng kuah telur buatan mama emang paling enak sedunia!"
"Abang...."
Dipta mengangkat wajahnya dan menatap mama yang tengah merapikan dan mengelap kompor.
"Iya ma?"
"Mali kan sekarang sudah kelas 2 sma, mama tuh kepikiran beliin dia motor deh, kasian juga adekmu itu kalau mau kemana-mana harus nebeng sama temennya."
"Beliin Mali motor apa gak kecepatan? Takutnya tuh bocah malah keluyuran gak jelas lagi, lagian dia belum ada SIM ma."
"Abang bener dan mama setuju, tapi mama tuh kadang kasian aja liatnya, pinjem motor Abang juga kadang Abang kepake."
Dipta terdiam cukup lama, dirinya memikirkan apa yang barusan mama katakan. Sebenarnya Mali tidak senakal itu untuk berkeluyuran gak jelas seperti kata Dipta tadi, tapi tetap saja sebagai seorang kakak, Dipta takut kalau adiknya itu kenapa-kenapa dijalanan.
"Yaudah nanti Dipta usahain buat beliin Mali motor ma."
"Eh mama gak minta kamu untuk beliin, mama cuma tanya. Urusan beli itu biar mama yang tanggung."
"Maa...."
"Gaji pensiunan ayahmu masih cukup bang, kita pake itu ya."
Apa boleh buat Dipta hanya menurut saja, karena mamanya akan melakukan apa saja untuk membuat anaknya bahagia dan merasa senang. Dipta telah selesai makan dan dirinya hendak berangkat ke kampus sekarang.
"Kayaknya Dipta pulang sore hari ini ma, gapapa kan?" ucap Dipta dan mendapatkan anggukan dari mama.
Dipta menyalimi mamanya lalu mencium pipi mamanya sebelum dirinya melangkahkan kakinya untuk pergi keluar.
"Oh iya ma, doain Dipta hari biar lancar!"
"Pasti mama doain yang terbaik buat Abang."
Dipta menaiki motornya dan memutar kuncinya lalu mulai menjalankan motor itu hingga keluar dari area rumah.
"Pamit ma, assalamualaikum!"
"Iya waalaikumsalam hati-hati bang...."
**********
KAMU SEDANG MEMBACA
Bertaut
General FictionBagi Dipta dan Nataya, berada diperingkat satu saat masa sekolah membuat mereka berdua berpikir kalau mereka cukup pintar dan jenius dalam belajar. Tapi siapa yang menyangka bahwa keduanya sangatlah payah dalam hal percintaan, dimana sangat terlihat...