--o0o--
Sudah satu Minggu berlalu, kedekatan antara Nataya dan Dipta masih terlihat baik-baik saja terlebih karena adanya Ilham, sang matahari yang berada disekitar mereka dan selalu membuat suasana mencari lebih cerah. Tapi Dipta, tak seperti biasanya yang selalu terus terang pada Nataya tentang apa yang sebenarnya Dipta kehendaki, kini Dipta lebih memilih menutup rapat mulutnya.
Hari ini Nataya ada presentasi dikelas bersama kelompoknya, dari kursi tempat Dipta duduk dia memandangi Nataya yang sedang menjelaskan materi lewat ppt yang telah terpampang dilayar depan. Wajah tanpa ekspresi yang terfokus pada objek didepan sana, sontak membuat Jila mengalihkan pandangannya pada Nataya yang ada didepan, Jila meringis sesaat pantas saja Dipta tak mendengarkan dirinya yang sedang berbicara.
"Denger gue gak Ta?" ucap Jila sedikit berbisik.
Dipta mengalihkan tatapannya pada Jila yang duduk disebelahnya, Dipta membenarkan posisi duduknya menjadi lebih tegap.
"Sorry, apa Jil?" tanya Dipta, hal itu sontak membuat Jila memutar bola matanya.
"Fokus Dipta, gue tau kalo Lo lagi memandangi manusia nan cantik itu didepan, tapi ini kelompok kita jangan Lo abaikan dong, gue slepet Lo entar!" kata Jila, tapi suaranya masih berbisik agar tak kena tegur dosen didepan.
"Iya iya Jil, maaf, apa coba ulang biar gue dengerin?" Kata Dipta kemudian.
"Jadi kemaren gue sempet benerin salah satu bagian materinya, karena menurut gue itu kurang cocok, tapi yang Lo bikin waktu itu tetep gue print sih.. coba Lo cek dulu yang gue ubah nih.."
Dipta mengambil kumpulan kertas itu dan mulai melihatnya dengan jelas, detik berikutnya dia mengangguk.
"Bagus Jil, it's okay kalau emang Lo ubah karena kurang cocok.." kata Dipta dengan melihat-lihat bagian yang kata Jika ubah.
"Oke jadi gapapa ya?" Jila memastikan sekali lagi.
"Iya Jil Jil!!"
Hari ini hanya ada satu mata kuliah, jadi setelah jam selesai, kini semua mahasiswa itu bergerak menuju pintu keluar untuk pulang, melanjutkan mata kuliah lain, ataupun pergi menongkrong. Begitupun keempat serangkai itu, mereka hendak menuju ke tempat makan yang ada diseberang kampus.
"Gue gak ikutan dulu, ada urusan.." kata Dipta sontak membuat mereka bertiga menatap Dipta dengan kecewa.
"Mau kemana emang Lo?" kata Ilham.
"Minggu depan Abang gue lamaran, jadi gue harus bantuin persiapannya.." ucapan Dipta membuat mereka bertiga manggut-manggut.
"Yah padahal kan gue mau traktir Lo pada, sayang banget Ta kalo Lo pulang sekarang, lima belas menit aja bisa kali?" ucap Jila mencoba mengajak Dipta.
Dipta tertawa mendengar ucapan Jila tapi Dipta menggeleng kemudian, karena dirinya benar-benar harus pergi.
"Ayolah Ta, nih mumpung tuh tempat makan baru buka loh!" kata Ilham menambahi.
"Gue gak bisa Ham, lain kali aja ya Jil traktir gue.." kata Dipta pada Jila dan Ilham dengan wajah penuh harap.
Nataya hanya menyaksikan teman-temannya itu saling membujuk, "Yaudah kalo Lo mau pergi, hati-hati dijalan kalo gitu." ucap Nataya yang sejak tadi hanya diam menyimak ketiga temannya itu berbicara.
Jila menyenggol lengan Nataya dan memberi kode pada Nataya, tapi Nataya mengabaikan itu. Dipta menatap Nataya dengan senyum tipis dan mengangguk.
"Yaudah gue duluan, have fun guys!"
Dipta menyempatkan diri untuk menatap Nataya dengan senyum diwajahnya, Nataya membalas senyuman Dipta. Ketika Dipta memutar tubuhnya untuk berjalan menuju parkiran untuk mengambil motornya, Nataya pun berjalan memutar tubuhnya untuk menuju ke tempat makan yang akan mereka datangi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bertaut
General FictionBagi Dipta dan Nataya, berada diperingkat satu saat masa sekolah membuat mereka berdua berpikir kalau mereka cukup pintar dan jenius dalam belajar. Tapi siapa yang menyangka bahwa keduanya sangatlah payah dalam hal percintaan, dimana sangat terlihat...