0.8

3.4K 267 25
                                    

.
.
Typo...
.
.
.
.

Selama dalam perjalanan menuju kediaman orang tuanya Haechan, Hanya ada rasa sunyi menyelimuti antara mereka berdua. Haechan yang hanya terfokus dengan layar ponselnya sedangkan Mark yang fokus menatap jalan. 

"Alamatnya masih sama ?" tanya Mark kepada Haechan, Dulu saat mereka menjalin hubungan Mark pernah beberapa kali mengantar Haechan pulang, Walau satu kali pun ia tak pernah untuk mampir atau pun bertemu dengan kedua orang tua Haechan, Entah kenapa ? hanya Mark yang tahu alasannya.

Sungguh, kisah cinta mereka saat itu sangat tertutup. Tapi walaupun demikian mereka menikmati semuanya dengan rasa bahagia satu sama lain, saling mencintai satu sama lain dan saling memiliki serta percaya satu sama lain.

"Hmm" Haechan berdehem untuk menjawab pertanyaan dari Mark.

Setelah obrolan singkat itu, Mark  kembali fokus melajukan mobilnya dan Mengabaikan Haechan yang duduk dibelakangnya. Hingga akhirnya mereka pun sampai dimana tempat kediaman kedua Orang tua Haechan.

Mark mengehentikan laju mobilnya dan memarkirkan mobilnya dihalaman luas milik kediaman keluarga Seo.

Haechan pun keluar dari mobil kemudian diikuti oleh Mark "Kau bisa pulang" usir Haechan kepada Mark.

"Aku ikut dengan mu, jika kau menginap maka aku akan menginap" balas Mark.

Haechan mengusap kasar wajahnya, Jujur ia Lelah, Ia ingin menenangkan hati dan pikirannya dari Mark. Haechan menatap wajah Mark yang kini juga menatap kepadanya "aku mohon" lirihnya dengan nada suara yang bergetar.

"Kau sangat membenciku ?" tanya Mark mengabaikan permintaan Haechan "Jika aku menceritakan semuanya apa kau akan percaya ?" tanya Mark.

Menceritakan semuanya ? Apa maksud dari ucapan Mark. Apa ada sesuatu hal yang tidak Haechan ketahui, Entah lah Haechan tak ingin memikirkan nya "Tidak perlu, hubungan kita sudah berakhir sejak lima tahun yang lalu" jawab Haechan.

Mark mengangguk pelan kepalanya lalu tersenyum tipis kepada Haechan, Ia mengusak pelan pucuk rambut sang mantan lalu tangannya beralih membelai pipi milik Haechan "Baiklah, aku pulang" ucap Mark lalu menarik kembali tangannya "Hubungi aku jika ingin kembali keapartemen" sambung Mark, kemudian ia kembali masuk kedalam mobil miliknya dan melaju pergi dari kediaman keluarga Seo.

Haechan ? Ia hanya diam seperti patung menatap kepergian Mark, Lalu sedetik kemudian ia terduduk lemas kelantai halaman. Ia menundukkan kepalanya sehingga menempel kepada kedua lutut kakinya.  tiba-tiba saja tubuhnya terasa lemas dan  menagis terisak ketika melihat kepergian Mark, ia merasakan begitu sesak dibagian dadanya. Ia memukul dadanya berulang kali dengan bersamaan air mata yang tak henti-hentinya mengalir.

Haechan meremat kuat sweater yang ia pakai, ntah kenapa rasa sesak itu semakin menjadi-jadi saat ia memukul dadanya "Mark..Hiks" lirihnya.

"Tuan Haechan" panggil salah satu keamanan dirumahnya, saat menyadari Haechan yang tengah terduduk menangis tanpa sebab.

"Tuan" panggilnya lagi bersamaan hendak membantu Haechan berdiri. Namun saat ia hendak menyentuh lengan Haechan pergerakannya terhenti ketika Haechan mendonggak kepalanya lalu menatap kearah dirinya.

"Aku baik-baik saja" ucap Haechan yang berusaha untuk kembali berdiri.

"Maaf tuan, mau saya bantu ?" tanyanya menawarkan bantuan.

Haechan menggelengkan kepala lalu tersenyum "Tidak perlu pak" Tolaknya.

"Kalau begitu, hati-hati tuan" ucap lelaki paruh baya itu saat melihat Haechan menuju kedalam rumah.
.
.
Haechan melangkah masuk kedalam rumah milik kedua orang tuanya, Dapat ia lihat rumah besar ini sangat sepi, Ia kemudian memilih untuk pergi keruang keluarga karena ia tahu Mae-nya pasti ada disana atau sedang duduk santai menonton televisi.

Forbidden Love ( Markhyuck/Nohyuck ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang