BK-9

14 0 0
                                    

Ada beberapa hal yang hanya bisa dipelajari dalam badai.-Dewi kirana

Selamat membaca...

🌠🌠🌠

Sudah berapa lama Bintang tidak menginjakkan kaki di rumah ini? Ia tidak bisa memastikan karena sepertinya sudah lama sekali. Terbukti dari beberapa ornamen yang berubah letaknya, cat dinding yang berbeda, lampu gantung yang semakin besar, juga wajah-wajah familiar namun terasa asing, termasuk---

"Dewi?"

---orang ini. Bintang mendengus. Ia kemudian melirik Dewi yang juga sama terkejutnya melihat lelaki didepannya. Mungkin, Dewi tidak menyangka mereka bertiga dipertemukan disuatu tempat yang tidak tepat.

"Mau apa lo kesini?" Sentaknya ketika memutuskan tatapan pada Dewi dan beralih menatap Bintang dengan tajam.

Bintang tersenyum miring, tidak menyangka bahwa kedatangannya justru disambut oleh sorot tidak suka. "Ini rumah keluarga Alfa," ujar Bintang. "Tentu lo enggak lupa, nama belakang gue apa?"

Dewi yang sedari tadi menyimak dan berusaha memahami adu mulut kedua lelaki ini pun terkejut. Yang ternyata Bintang dan Vito memiliki keterikatan keluarga namun tidak terlihat.

"Gue kira lo udah lupa jalan pulang." Sahut Vito.

"Gue kesini bukan mau pulang." Bintang tidak datang untuk berbasa-basi, ia mencoba melewati orang itu namun jalannya di halangi.

"Lalu?"

"Ketemu sama bokap, lo!"

Vito tersenyum miring. "Dia juga bokap lo, Bin."

"So? Gue harus ngakuin kalau dia bokap gue dan nganggep lo saudara gue, gitu?" Ungkap Bintang sinis.

Vito menatapnya serius. "Gue enggak ngerti apa yang di harapkan Papah dari seorang perusak kayak lo. Nyatanya, lo sama sekali nggak berminat sama masa depan."

Bintang mengangkat bahunya. "Apa sekarang lo mulai mencontoh sikap nyokap lo? Menjilat semua orang, buat apa? Supaya dimata dunia, Bintang tetaplah jadi perusak dan Vito akan selalu menjadi anak idaman? Cih, dasar penjilat." Bintang melirik lengan sebelah kirinya. Disana sudah bertengger tangan Dewi untuk menahan agar Bintang tidak berlebihan pada Vito.

"Gue nggak peduli akan berakhir seperti apa hidup lo, Bin." Vito maju selangkah. "Ini semua karena Dewi."

Layaknya serigala, telinga Bintang mengacung naik mendengarkan. Sedangkan Dewi sendiri, ia mengernyitkan kening mendengar namanya disebut. Kenapa karena dirinya?

"Gue nggak biarin, Dewi harus berurusan sama orang rusak kayak lo." Vito menegaskan ucapannya dan menatap perempuan yang berdiri diam di samping Bintang.

"Dengan lo yang membawa Dewi kerumah ini, yang artinya lo dengan seenak hati melakukan apa pun padanya."

Bintang mengetatkan rahang. "Jadi karena cewek bisu ini---"

Dewi terkejut. Apa maksud Bintang mengatakan nya seperti itu? Dewi menipiskan bibir menahan gejolak yang aneh pada hatinya.

Vito meraih baju Bintang dan mencengkramnya kuat. "Jaga mulut lo."

Bintang mengangkat dagu menantang Vito. "Emang dia bisu kan?" Bintang melepas tangan Vito menjauh dengan mudah.  Bintang melirik Dewi sekejap dengan jiwa yang terbakar. "Lagian gue gak minat sama dia. Lo harusnya tau seperti apa tipe cewek gue. Mana bisa gue napsu sama yang ngomongnya nggak ada suara."

Tangan Vito naik dalam bentuk kepalan. Sudah siap melayangkan pukulan. Bintang tak berniat menghindar justru mendongak penuh tantangan. Namun meski sedikit lagi kehilangan kontrolnya, Vito menurunkan tangannya.

BINTANG KEHIDUPANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang