[Pengamatan Dea]
3 hari yang lalu, rumah ini seperti gubuk tua yang ditinggalkan, berlapis debu tebal yang saat dilewati tikus atau kecoa jejaknya terlihat jelas. Listriknya mati, bau pesing, dapur dan kulkas yang kosong dan piring-piring pecah berserakan di lantai dapur.
Pertama aku memasuki rumah ini karena rasa penasaran saat dalam perjalanan menuju kampus, suara piring atau gelas atau apapun yang terbuat dari kaca, terbentur di lantai 'Prangg!!' hingga terurai beberapa bagian, yang berasal dari dalam rumahnya membuatku merasa cemas.
Aku memasuki rumah Willy...
Willy menghilang selama 5 hari, tidak ada yang tahu pergi kemana. Rumahnya dibiarkan begitu saja, bahkan ayahnya yang aku lihat terkapar di lantai dapur mencari makanan dengan kondisi yang sangat mengenaskan.
Aku merawatnya, selama 3 hari, membersihkan rumah ini, memberinya makan, mengelap tubuhnya dan mengantarnya ke toilet.
5 hari yang lalu, saat aku menunggunya pulang dari Minimarket; aku melihatnya keluar bersama rekan kerjanya, berpelukan dengan mesra...
Aku menghampirinya, berniat mengatakan sesuatu, tiba-tiba saja langkahku terhenti, urat nadiku layu dan hujan membasahi pipiku hingga berangsur make-up yang kian memudar.
Sejak saat itu, rumahnya dibiarkan kosong, meninggalkan ayahnya, sendirian.
Aku tidak menyangka Willy akan seperti itu...
Aku tidak percaya... tidak... bukan seperti pria yang aku kenal.
***
"Enak ya!! jadi anak orang kaya sepertimu... udah cantik, populer, hidupnya serba mudah!"
"Belum pernah ditampar kaya gini!!"
Plakk!! PLAKK!!
...
Aku menunduk tidak berdaya, Aku juga tidak mengerti kenapa dunia berjalan seperti itu.
Tidak ada yang meminta untuk terlahir jelek atau miskin, semua orang menginginkan yang terbaik, namun dunia tidak berjalan seperti keinginan semua orang.
Aku merasa bersalah atas itu...
"Aku... minta maaf... aku juga, " PLakk!
"Ngong apa? ha! kalo ngomong yang keras!!"
"Aku minta maaf!! hiks.. hiks.."
"Cih! anak culun, cengeng, biasa di manja."
Empat orang wanita yang merasa iri pada hidupku, memperlakukan aku dengan buruk. Di dalam gudang yang sepi mereka menyeretku dengan paksa. Tidak ada yang berani melapor, tidak ada yang peduli.
Melakukan apa saja untuk menjatuhkan harga diriku...
Pernah suatu hari, mereka membawa dua orang pria asing setelah mengunciku di dalam gudang sekolah.
Saat itu aku sangat ketakutan, tidak tahu apa yang harus aku lakukan.
"Huh! apa dia di dalam sana?" Ucap seorang pria dewasa yang tidak aku kenal suaranya.
"Ya, kalian bisa melakukannya sesuka kalian." Empat orang gadis itu tertawa, tawa itu terdengar asing oleh telingaku, bagaikan domba yang berhadapan dengan singa, sangat rendah dan tidak berdaya.
Disaat mereka ingin membuka pintu, sedikit lagi, tiba-tiba terdengar suara perkelahian dari luar sana, aku tidak tahu apa yang terjadi, apa yang barusan terjadi.
Saat pintu gudang itu terbuka, muncul seorang pria yang aku kenal, membawa balok kayu yang besar dengan bercak darah yang menempel.
Dia tetanggaku, Willy...
KAMU SEDANG MEMBACA
The Button
FantasyTombol kehancuran dunia berada di depanku dengan janji bahwa aku akan hidup, di sisi lain tombol untuk menyelamatkan dunia berada di sampingnya, namun, aku harus mengorbankan diri untuk menyelamatkan dunia. Apa yang harus aku pilih, keselamatan duni...