5

5 1 0
                                    

"Hei Far, gimana dah sembuh lo?" Sapa Putri. Sengaja ke kelas Fara pagi-pagi.

"Emang si Fara kenapa?"

"Eh Des, Hai. Ini nih kemaren naik gunung, malah PMS dia, biasa lah."

"Ya ampun elo ih Ra, dah dibilang juga jangan suka maksain gitu deh. Gue jadi sedih dengernya."

"Noh denger, kek nya misi lo buat kita-kita hawatir nih."

"Bener banget, ga ketebak, misterius."

"Apasih kalian."

"Tapi Des, dia jadi deket tuh sama doi."

"Doi siape?"

"Itu yang lo bilang waktu itu, ada cowok selama upacara liatin si Fara mulu."

"Waaah, bagus dong. Emang tu cowok masuk club pecinta alam?"

"Iya."

"Wah, fix, doi ngincer elo Ra."

"Digendong dong Fara nya sama doi."

Dan keduanya heboh sendiri. Fara nya mah dah menyumpal kedua telinganya dengan headset.

"Dia kan sekelas sama gue nih Des, gila tiap hari banyak siswi yang pada nongol gitu, kepo nyari mana pangeran ipa2, yang selama ini terkenal dengam cowok-cowok dekil. Baru ada yang bening atu aja langsung pada ngiler."

"Hahhaa iya iya, kasian kelas lu emang. Berterima kasih lah sama yang namanya Devan devan itu, calon pacar sahabat kita, ya gak Ra? Ra?"

"Ish dia mah, ga bisa di cem cem in, cuek aja terooos sampe ubur-ubur bisa terbang."

"Hahahha, sabar Put."

"Dah ya gue balik kelas dulu, mau mengusir para fans nya pangeran kelas gue, oeeekkkk."

"Hihiii, see you Put."

"Jagain tuh, si ratu cuek."

"Oke siph."

-----

Kamu hanya perlu memilih buat ikut mama, kamu ga akan pernah tau semisal papa mu nanti nikah lagi. Kamu akan tinggal dengan ibu tiri. Dah banyak cerita tentang ibu tiri yang kebanyakan bakal bertindak kejam, apalagi kalau anak sambungnya secantik kamu. Dia bakal iri.

Memangnya kalau Fara ikut mama, bakal ngjamin mama ga akan nikah lagi? Bukannya alasan mama cerai sama papa karena pria itu?

Fara!!!

-----

"Gue ke perpus ya. Bu Fadilah ga akan masuk kan?"

"Iya nih, paling kita dikasih tugas kaya biasa."

"Yaudah gue kerjain di perpus kalo gitu."

"Mending di kelas deh. Mager gue."

"Gue sendiri."

"Yahhh, Ra, gue pengen nemenin tapi..."

"Udah Des ga papa, lo disini aja."

"Bener? Kalo butuh sesuatu bilang ya? Lo bawa handphone kan."

"Bawa kok."

-----

"Siang Mba In."

"Eh Fara, kelas kosong?"

"Huum nih biasa Bu Fadilah."

"Emang repot kali ya si ibu, single parent, masih punya anak balita. Kasian."

"Iya gitu ya Mba?"

"Huuhm. Eh tempat mu yang biasa ada yang dudukin tuh, anak baru cowok."

"Oh ya? Aneh banget dibilang tempat aku?"

"Ya kan kamu emang biasanya otomatis diem di deket jendela situ, sambil ngelamun, eh ya cantik-cantik jangan kebanyakan ngelamun, nanti cantiknya berkurang."

"Iya iya Mba, aku kerjain tugas dulu ya."

"Oke deh, semangat."

Anak baru? Dia bukan sih?

Setelah naik gunung kemarin, Fara memang belum ketemu lansung sama tu cowok. Tapi kan dah bilang makasih juga lewat WA, mana Fara harus menurunkan gengsi nya minta nope cowok duluan.

Papa harap kamu ikut papa nantinya Fara. Papa ga ada niat menikah lagi kalau itu yang kamu hawatirkan. Sudah cukup penghianatan mama kamu membuat papa kecewa. Papa ingin membesarkanmu dengan cinta papa sepenuhnya. Papa sayang kamu, nak.

Dan air mata yang sedari tadi ditahannya kini menetes juga. Mana ga bawa tisu lagi. Fara kurang persiapan kalo mau nggalau disini. Hiksss.

"Buku lo basah tuh."

"Eh oh iya." Fara mendongak mendapati cowok itu disampingnya. Dan menerima uluran beberapa lembar tisu. Dapet darimana nih cowok? Oh ya dari meja nya Mba Indah pasti.

"Gue duluan."

"Thanks."

✨✨✨✨✨

I Wish YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang