3

5 1 0
                                    

"Minggu besok kita siap naik gunung ya. Kaya biasa aja persiapannya. Ga jauh-jauh juga soalnya sebagian dari kalian dah bakal sibuk latihan buat lomba-lomba. Bener ga Far, hei Fara?'

"Eh iya apa?"

"Ngelamun mulu lo, untung cakep."

"Diihh apasih Kak Bagas. Godain Fara mulu. Diterima kagak ditolak udah. Ckckckk."

"Stt, dah lah berisik kalian, oh iya nih jadi lupa gue. Ada anggota baru club kita. Bentar lagi dateng. Tadi dah ng wa gue."

"Cewek apa cowok kak?"

"Apasih lu Ratih ngarep banget."

"Anak baru dia, cowok."

"Tuh kan, yessss."

"Deuh si Ratih kegirangan."

"Iyalah, kali aja cakep bening. Ga kaya elu-elu pade dekil iya. Jomblo lagi. Wleeee."

"Hahaaa, ntar juga tu cowok dekil kalo sering muncak. Cuma si Fara yang tetep bening."

"Ecieeee Fara lagi. Far, kasian tuh cowok-cowok sini pada pengen naklukin hati elu."

"Apasih kalian?"

"Nah, ini dia orangnya."

"Masuk aja sob."

"Halah sok akrab si Bima."

"Nambah saingan kan gue."

"Udah-udah berisik amat kalian. Ayo kasih sambutan."

"Apasih Kak Bagas, absurd."

"Sore semuanya. Kenalin gue Devan. Izin gabung."

"Gantengnya..."

"Ratih, iler lo netes noh."

"Diiihhhh."

"Oke-oke semuanya balik lagi kita bahas buat acara besok."

"Oh iya Devan besok kita dah mulai muncak. Kalo lo dah siap, ayok mulai ikut."

"Oke."

Singkat, padat dan jelas.

"Nah. Kaya biasa. Buat makanan berat bakal disediain sama warung yang ada di sekitaran gunung. Jangan lupa pada bayar kas ye."

"Siap Kak. Neng Fara buka lapak. Heh bengong mulu napa sih neng?"

"Ga papa, eh kayanya gue lupa bawa catetan kas nya deh. Gue tulis di buku lain dulu ya."

"Sip lah neng gue percaya ko."

"Apasih lo Bim. Fara ga suka lho di panggil neng."

"Neng geulis kenapa? Kan nyunda lah kita."

"Berisik deui wae. Ampun dah. Sorry ya Devan."

"Ga papa ko."

"Senyumnya."

"Ratih, woi ngaca woi."

"Napa sih lho?"

"Bayar kas nya berapa?"

"Eh, oh. Sebulan cuma 25 ribu, udah dapet makan tiap kali muncak, sama medis kalo cidera. Sama buat lain-lain juga sih."

"Gue bayar sebulan dulu."

"Oh boleh ko, biasanya anak-anak juga nyicil ko bayarnya, tiap minggu gitu."

"Fara, Devan."

"Ya?"

"Diliat-liat kalian serasi deh."

"Putri, elo terang-terangan banget bilang. Ga kasian apa sama temen lo tuh yang lagi ngarep dari tadi."

"Ratih? Haaa ratu halu dia mah."

"Far, jangan-jangan dia jodoh lo nih. Setelah beribu cowok lo tolak secara halus. Yang ini kayanya cuco deh. Ganteng maksimal. Elu nya cantik paripurna."

"Hmmm."

"Dih si Fara."

"Sorry ya kalau mereka berisik. Ini kembaliannya."

"Thanks."

"Dev, lo kalo besok mau ikut ntar gue kasih list barang yang harus kita bawa."

"Oke. Gue ikut."

"Asik, anak baru dah semangat nih."

-----

"Eh, elo yang waktu itu bantuin motor gue biar bisa parkir ya?"

"Hemm."

Singkat banget jawabnya.

Mereka berdua berjalan bersisian.

"Kalo gitu gue duluan. Hari ini gue ga bawa motor soalnya."

Devan hanya menaikkan alisnya. Sebenernya mau nanya sih kenapa tu cewek ga belok ke parkiran. Dah dia jelasin duluan.

"Hati-hati."

"Eh? Iya." Ga begitu dingin ternyata tu cowok. Batin Fara.

✨✨✨✨✨

I Wish YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang