2. Seokjin; Surrogate.

10K 140 8
                                    

Ini tentang kisah seorang pria malang bernama Kim Seokjin yang hidup di pinggiran kota Seoul. Pria cantik berbahu lebar dengan bibir pink penuh itu menjadi korban kekerasan seksual di tempat kerjanya.

Pelaku bejat itu adalah bosnya di cafe tempat kerjanya. Seokjin memang tidak pernah mencurigai seseorang. Awalnya pria yang usianya 40an itu sangat baik, dan juga masih tampan.

Dia menampung Seokjin yang kebingungan karena baru pertama kalinya merantau ke kota. Dia terlalu polos dan lugu. Mengira semua orang kota itu baik. Padahal temannya di desa sudah memperingatkan Seokjin untuk berhati-hati dengan orang kota.

Sebut saja nama bosnya Chul. Pria berusia 43 tahun itu mengelola cafe kecil yang laris manis. Ia memperkerjakan empat karyawan salah satunya Seokjin yang bertugas di meja kasir.

Dari semua karyawan, hanya Seokjin yang sangat lugu dan mudah di bohongi. Malam itu Seokjin diminta bekerja lembur karena akan ada kawan lama Chul yang datang. Seokjin hanya mengiyakan. Namun sampai jam 12 malam ia menunggu tidak ada satupun yang datang.

Chul mengunci pintu cafe dan memepet badan Seokjin yang memang sudah terpojok di meja kasir. Singkat cerita, ia diperkosa dan mendapatkan kekerasan seksual.

Seokjin diancam untuk tidak lapor ke polisi ataupun orang-orang. Ia diberikan uang 7 juta won setelah itu dipecat. Menyuruh Seokjin pergi dan tidak menampakkan dirinya lagi di sekitaran cafe.

Tentu uang 7 juta itu habis dalam waktu 3 bulan untuk membayar uang sewa Seokjin dan makan sehari-hari. Kini ia sudah mendapatkan pekerjaan baru menjadi kasir di toserba.

Seokjin pikir sejak kejadian itu dia bisa hidup tenang, ternyata tidak. Dia harus membiayai makhluk lain yang tumbuh diperutnya. Sekarang usia kandungan Seokjin sudah lima bulan. Seokjin mengandung sebulan setelah ia diusir dari cafe.

Sejak ia tahu kalau dirinya hamil, wajah Seokjin selalu pucat. Tak ada rona yang memancar di wajah cantik itu. Gajinya sebagai kasir di toserba tentu tidak cukup.

Selama ini Seokjin belum sempat menabung. Lebih tepatnya tidak bisa. Biaya hidupnya sudah berat. Bayar uang sewa rumah, keperluan pribadi, untuk makan pun ia sangat berhemat sampai membuat badannya kurus tidak terawat.

Seokjin lelah. Jika boleh memilih ia ingin mati saja daripada harus menanggung beban sendirian.

Di sinilah Seokjin sekarang. Di jembatan besar Sungai Han. Lihat, dia berdiri di atas jembatan dalam keadaan menangis saja tidak ada yang peduli padahal puluhan mobil lewat di belakangnya.

Seokjin memejamkan matanya, merasakan angin yang berembus menerpa wajahnya yang basah. Ia meraba perutnya yang sudah besar lalu terisak lagi.

"Maafkan aku. Hiks. Maafkan aku. Dunia ini terlalu kejam untuk kita berdua, Nak."

Grep!

Sebuah tangan mencekal lengannya. Seokjin tentu saja terkejut. Ia menoleh dan melihat seorang laki-laki melotot ke arahnya.

"Kau gila?! Turun sekarang."

"Tidak."

"Hei! Hei! Jangan seperti ini. Aku tidak tahu masalahmu apa, tapi aku mohon. Mati tidak menyelesaikan masalah. Turunlah, bicarakan ini baik-baik padaku, ya?" suara pria itu melembut.

Seokjin luluh seketika. Ia pun turun dari pembatas jembatan dengan hati-hati. Ia berdiri berhadapan dengan laki-laki manis.

"Kau baik-baik saja?"

Seokjin menggeleng.

"Ayo kita mengobrol sambil makan malam."

Seokjin dituntun untuk berjalan ke arah mobilnya. Namun langkah pria itu melemas, gerakan cepat dari laki-laki di sampingnya mampu menahan tubuh Seokjin agar tidak jatuh ke aspal.

TAEJIN MPREG 🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang