14. Dèsire

874 71 2
                                    

Malam penuh dengan gejolak panas yang menghiasi pasangan suami istri sibuk saling menghangatkan tubuh mereka dalam rangkulan dan juga penyatuan.

Rapat begitu rapat. Tubuh yang saling bertautan di tambah suara desahan yang tak terelakkan lagi menggema begitu indah bak sebuah alunan piringan hitam yang berputar.

Pria itu terus saja menghunjami wanitanya dengan hentakan kuat. Erangan kenikmatan lolos begitu saja saat milik pria itu menusuk begitu dalam menyentuh titik lemah sang wanita.

Pergulatan panas pasangan pengantin baru itu baru saja di mulai beberapa menit yang lalu. Akan tetapi rasanya sudah berjam-jam. Dorongan pada titik tertentu membuat selakangan sang wanita melemah tak mampu melawan sang pria. Melenguh nikmat itu saja yang keluar dari mulutnya.

"Jim...ahhh" desahan Hyemi tak tertahankan mengingat dorongan yang Jimin berikan kepadanya begitu intens.

Jimin bukan menerapkan kecepatan akan tetapi ketepatan. Jimin tidak ingin membuang terlalu banyak kekuatannya tanpa adanya keberhasilan.

"Sayang... ehmmm..apa kau menikmatinya" Jimin terus saja menghentakan miliknya keluar masuk pada liang istrinya.

Hyemi meremas kuat bantal yang menyanggah kepalanya, tubuhnya naik turun begitu saja. Buah dada sintalnya pun terombang-ambing tak karuan.

Hyemi memandang wajah pria itu, peluh di dahinya membanjiri bahkan sesekali menetes. Tubuhnya terasa begitu panas seperti api unggun. Tampang menawan dalam balutan gairah begitu sexy. Bahkan sesekali pria itu menyisir rambut panjangnya ke belakang agar tidak menghalangi pandangannya saat bercinta dengan Hyemi.

Kaki Hyemi merapat dirinya mencapai pelepasan untuk yang ke dua kalinya. Namun, suaminya belum juga mendapatkan kenikmatan. Rasanya urat pada paha Hyemi kram karena terlalu lama menahan dorongan pria itu.

Jimin membuang nafas sejenak menetralkan dirinya. Mengumpulkan kekuatannya sedikit, ini sungguh sangat tidak mudah baginya. Menyerahkan sedikit kekuatannya pada rahim sang istri, sungguh tidak semuda yang Jimin bayangkan.

Jimin menarik tubuh Hyemi agar semakin dekat dengannya, memeluk dalam rangkulan sempit di antara penyatuan yang terjadi. Menekan sedikit pantat Hyemi semakin tenggelam memakan tubuh Jimin. Kaki Hyemi begitu rapat melingkar pada pinggang Jimin.

THE BLACK SWAN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang