Jatuh hati

45 28 90
                                    


Pengutaraan rasa kemarin berujung tukar nomer ponsel, Reion memang sangat ingin untuk dekat dengan Fara. Mengenal Fara adalah hal yang menyenangkan baginya. Usai bertukaran nomer ponsel, Reion sering menanyakan kabar Fara. Baik saat sekolah atau di luar sekolah. Reion sangat menyukai Fara yang menyenangkan. Tawa Fara mampu mengundang bahagia orang lain. Sejak saat itu juga Reion sering berangkat bareng dengan Fara. Tapi Fara tak pernah sekalipun mengajaknya mampir kerumah. "Ah, tidak apa, mungkin dirumah kak Fara sendiri. Gak baik juga kalau cuma berdua." 

Satu bulan usai pendekatan, Reion semakin jatuh hati kepadanya. Dilihat dari pandangan Fara, ia juga jatuh hati ke Reion. Reion merasakan perubahan sikap yang benar-benar berbeda dari Fara. Ia berani mengungkapkan rasa untuk kedua kalinya. Tepat 1 bulan, di tanggal yang sama pada bulan berikutnya. Kejutan kecil-kecilan di berikan oleh Reion kepada Fara. Mengajaknya makan malam berdua, lalu di dalam di iringi dengan gesekan senar biola yang indah, juga lampu remang-remang serta mawar merah yang tertata begitu indah di atas meja makan mereka. 

Malam itu, Fara tidak memberi penolakan sama sekali. Ia benar jatuh hati kepada Reion. Bukan dari semahal apa benda yang di berikan, bukan juga sebesar apa kejutan yang di rancangnya. Tapi, sikap kecil yang selalu membuat Fara jatuh cinta setiap harinya. 

"Kak Fara, gua bakalan jagain lo selalu, gua akan selalu ada untuk lo." Katanya, helaian jari jemari Reion sangat terasa. Sentuhan jarinya dengan wajah saat ingin membenarkan rambut Fara yang menutupi wajah membuatnya salah tingkah sendiri, apalagi tatapan hangat yang di berikan Reion kepadanya. "Terimakasih, cukup Fara, jangan pakai Kak ya!" Fara menempelkan tangannya di punggung tangan Reion yang masih ia tempatkan di pipi Fara. "Iya, Fara." 

Malam jadinya mereka di ketahui oleh satu sekolah. Reion, si lelaki anak basket jelas banyak yang mengenalnya, pesona yang di miliki memikat hati kaum hawa begitu cepat. Tak hanya itu, ia juga orang asik dan santai dalam pertemanan, makanya ia memiliki banyak teman lelaki di sekolahnya. Respon yang di dapat sedikit menyenangkan, tapi ada saja yang berkomentar pedas. Itu bukan satu hal yang harus di khawatirkan, tidak semua orang memiliki pola pikir yang sama. Tidak perlu memaksakan orang lain untuk mempunyai satu pandangan yang sama. Cukup dirasa, jangan di hiraukan. 

Pagi hari setelah kejadian malam tadi, Reion kembali menjemput wanitanya. Di depan pagar berwarna coklat kayu, ia menghentikan motor, lalu memencet bel. Beberapa menit setelah bel berbunyi di dalam sana. Fara keluar, raut wajahnya seperti sedikit malu-malu dan grogi ketika bertemu lelaki yang sudah berhasil ambil hatinya sepenuh itu. Wanita bertubuh mungil menghampiri Reion dengan langkah kaki kecil. "Pagi cantik," "pagi juga," jawabnya. Merasa sikap Fara yang tak biasa membuat Reion tertawa sendiri. Semenyenangkan ini memang memiliki kekasih ceria, kepribdiannya juga seperti ibu peri. Reion memakaikan helm ke-kepala gadis cantiknya, tidak hanya itu dia juga membuka jaket untuk dikenakan oleh Fara. Tubuh mungil Fara dan tubuh besar Reion jelas tidak seimbang, namun jaket yang di kenakannya jadi terlihat lucu. Semestinya panjang jaket itu hanya sampai pinggang, bukanlah sampai paha. "Kamu lucu, Fara." Fara tersipu malu, pipinya memanas, terlihat memerah juga. 

"Ciee udah jadi, hahahah, selamat ya Fara." Ikut senang mendengar  kabar baik yang telah terjadi pada sahabatnya. Dena benar-benar merasa gembira atas kabar malam tadi. Akhirnya, ia bisa melihat Fara bersama laki-laki yang tepat dan baik. Sebelum Fara, Dena sudah mengenal Reion lebih dulu. Tepatnya saat ia di kirimkan pesan melalui instagram sepulangnya dari cafe cat pada kala itu. 

"Lo jadian sama dia?" Tanya teman dekat Fara yang satunya, Fara mengangguk mengiyakannya. Respon biasa di dapati dari teman dekatnya. Fara tidak ambil pusing, ia tetap tertawa senang. Apalagi jika harus mengingat bagaimana Reion memperlakukan sejak awal kenal, duh, buat mesem-mesem sendiri! "Hati-hati biasanya love boombing," ujar Mikhaila, sambil bermain ponsel Mikhaila mecoba nimbrung obrolan keduanya. Fara mengangguk dengar respon Mikhaila. 

Reion menjadi sering ke kelas Fara, apalagi sebelum masuk dan jam istirahat. Bahkan kalau kelasnya lebih dulu keluar dia akan menunggu Fara di depan kelasnya. Sebelum masuk, ia akan menemani  Fara belajar atau akan membuatkan PR yang belum tuntas, padahal dirinya sendiri PR tidak di kerjakan. Saat jam istirahat, 5 menit sebelum bel ia pasti sudah ada, duduk di depan koridor menunggu Fara keluar kelas. Masa-masa SMA yang indah, siapa yang tak ingin laginya mendapatkan perlakuan seromantis itu. "Buset pacaran mulu gua liat-liat," Mikhaila meledek Fara dan Reion yang duduk berduaan di dalam kelas Fara. Dena mendengar ledekan itu tidak tertawa sama sekali, menatap sinis saja. Lain dengan Fara, dirinya memang terlihat tak acuh, tak mementingkan hal yang tak penting baginya. 

Sebegitu sering Reion menampakkan diri di dalam kelas, sampai semua anak laki mengenalnya. Paham juga kalau Fara punya pasangan, hal itu menjadi alasan tak ada satu lelaki pun yang mendekatinya. Bagaimana respon teman Fara lainnya? Respon mereka biasa saja, lain dengan Farsya dan Mikhaila. Keduanya yang sering berkomentar pedas tapi berkedok 'candaan'. 

~~~

sampai sini dulu, lanjut lagi nanti,ya!

My AmorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang