1.HARI SIAL

19.3K 2.3K 677
                                    

Selamat datang di another story about Biru💗

—🐊🦋—


"Woi jangan tarik celana gue bego! Kolor gue ikutan ketarik!"

Anak remaja itu memukul tangan temannya yang tak sengaja berlaku tak senonoh padanya. Biru Aldaren Bhalendra, anak bungsu dari Elard Bhalendra itu tengah melakukan aksi kejar-kejaran dengan para siswa yang ikut serta tawuran ditengah jalan raya.

"Ampun Ru! Kagak sengaja gue." Anak itu mengangkat kedua tangannya keatas lalu segera berlari dari hadapan Biru sebelum anak remaja berpipi gembul itu berubah menjadi monyet kesurupan.

"Nyebelin! Lah, pada kemane?!" Biru menelisik sekitar kebingungan. Pasalnya, gerombolan siswa tawuran dari SMA lamanya sudah tak ada disana.

"Eh? Masa iya langsung ngilang?" Mata bulatnya masih berusaha mencari dengan wajah heran.

"Siapa yang kau cari, anak nakal?"

"Diem dulu! Gue lagi nyari temen-temen gue. Pada kemana ya?"

"Mungkin sudah kembali," jawab pria itu.

"Ngaco lo! Tadi masih disini!" sewot Biru tanpa melihat orang itu karena terlalu sibuk mencari keberadaan teman-temannya.

"Mereka ada dibelakang mu."

Biru dengan cepat berbalik badan dengan wajah berseri. Namun tak bertahan lama, sebab yang ia lihat adalah sosok Papanya yang tengah berdiri didepannya, menatap dirinya tajam.

Biru cengengesan. "Eh ada Papa...." Biru mencolek lengan Elard pelan.

Elard menatap Biru datar. Wajah dingin yang diperlihatkan Elard membuat Biru ingin menenggelamkan dirinya di laut bebas sekarang juga.

"Hehe Papa." Biru memeluk lengan Elard mencoba membuat Papanya luluh.

"Arsen."

"Ya, tuan?"

"Bawa anak nakal ini," perintah Elard meninggalkan Biru yang menatap Papanya kesal.

"Ayo tuan muda kecil." Arsen mempersilahkan Biru agar anak itu berjalan terlebih dahulu.

Biru menatap Arsen sengit. Dengan kekuatan super dede ia mencoba untuk kabur, namun sayangnya Arsen dengan gesit menarik kerah seragamnya dan membawa bocil itu kedalam mobil.

"Om Arsen bangsat!" pekik Biru saat ia sudah berhasil dimasukkan kedalam mobil.

"Ulangi ucapan mu."

Suara tegas itu membuat Biru menoleh dengan gerakan lambat. Biru cengengesan dengan memberanikan diri memeluk sebelah lengan Papanya.

Biru menyandarkan kepalanya dilengan kekar Papanya. "Papa jangan marah-marah dong," bujuk Biru menatap Papanya memelas.

"Diamlah anak nakal. Papa tidak akan memaafkan mu kali ini." Elard menatap lurus kearah jalan.

Biru melengkungkan bibirnya kebawah. Ia sadar, akhir-akhir ini ia memang sudah melewati batas, karena Papanya sangat jarang memarahinya dan selalu membelanya saat ia di-amuk oleh abang-abangnya.

"Papa...," rengek Biru mencoba merayu Papanya.

"Bersiap-siaplah menerima hukuman mu. Papa jamin besok kau tak akan bisa kemana-mana selain menangis."

Ucapan datar Elard membuat Biru meneguk ludahnya susah payah. Matanya mulai dipenuhi cairan bening. "Hiks ... Papa." Biru memeluk lengan Papanya semakin erat berniat membuat pria itu luluh.

Elard menghela napasnya. Ia sebenarnya tak tega, tapi kali ini Biru memang harus diberi pelajaran agar tidak semakin menjadi. Bukan tanpa alasan ia tak membiarkan Biru keluar dengan bebas. Elard tak mau kehilangan Biru. Ia tak ingin kejadian dulu terulang kembali.

Biru || Bhalendra's Diamond Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang