10.PAIN

15.6K 1.4K 671
                                    

—🐊🦋—

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

—🐊🦋—

"Om Ben!" Clovis menurunkan Biru dari gendongannya lantas berjalan cepat memeluk Ben yang menampilkan senyum manisnya pada mereka.

Ben merupakan adik dari mendiang istri Elard. Wajah Ben sangat mirip dengan wanita cantik itu. Itu menjadi alasan yang sangat besar mengapa keluarga Bhalendra begitu bahagia dengan kedatangan Ben. Terlebih ke-empat anak Elard, melihat Ben dapat menyembuhkan rasa rindu mereka pada sang Mama.

"Apa Om akan tinggal disini lagi?" tanya Clovis.

Ben menganggukkan kepalanya. "Ya, Om sudah memutuskan untuk tinggal bersama kalian."

Mereka duduk dan lanjut berbincang banyak hal. Biru yang duduk disebelah Elard hanya diam saja. Ia tau jika sedari tadi Ben melirik dirinya seraya tersenyum. Namun entah perasaannya saja, ia merasa bahwa senyum Ben bukanlah senyum ramah seperti yang pria itu tujukan pada anggota keluarganya yang lain.

"Ini anak yang kalian ceritakan tadi?"

"Ya, dia Biru, putra bungsuku Ben," jawab Elard sembari mengusap puncak kepala Biru.

Biru lantas mendekat pada Ben karena disuruh oleh Elard. Anak itu menyalim tangan Ben seraya berkata, "Biru Om."

"Senang bertemu denganmu, Biru," ujar Ben. Biru hanya tersenyum kecil.

Bungsu Bhalendra itu kembali duduk disamping Elard. Ia hanya diam saja karena mereka semua nampak asik berbincang. Bahkan Biru merasa begitu diabaikan selama berada disana karena mereka fokus pada Ben.

"Om Arsen?" panggil Biru.

Arsen mendekat. "Ya tuan muda?"

"Biru mau ke kamar," bisik Biru.

"Mari saya antarkan tuan muda kecil."

Biru berdiri dari duduknya membuat para orang dewasa itu menghentikan perbincangan mereka. Elard menoleh pada Biru yang sudah berjalan pelan menghampiri Arsen.

"Biru?" panggil Elard.

Biru berbalik menatap Papanya. "Biru mau ke kamar Papa," katanya pelan.

"Kenapa tidak memberitau Papa?"

Biru tersenyum kikuk. "Biru takut ganggu. Gakpapa kok, Biru di anter sama Om Arsen aja."

Tanpa menunggu balasan Elard, Biru meraih tangan Arsen. Keduanya pun berjalan ke arah lift meninggalkan Papa dan abang-abangnya serta Ben yang kembali melanjutkan obrolan mereka.

Setelah sampai di kamar Biru, Arsen tak langsung berlalu dari sana karena Biru meminta agar dirinya ditemani. Arsen menatap Biru lama seakan mengerti dengan apa yang sedang anak itu pikirkan.

"Apa anda merasa tidak nyaman tuan muda?"

Biru menatap Arsen sebentar. Ia memilin jari jemarinya sendiri sambil menunduk. "Biru gak tau kenapa, tapi kayanya Om Ben gak suka sama Biru," ucap Biru dengan suara pelan.

Biru || Bhalendra's Diamond Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang