Yang sudah ikutan PO novel Biru absen dulu siniiii💙
—🐊🦋—
"Papa," panggil Biru pelan tanpa melihat Papanya.
Bungsu keluarga Bhalendra itu tengah berjalan hati-hati dengan satu gelas kopi yang masih panas dikedua tangan kecilnya. Langkahnya sangat kecil karena takut kopi untuk Papanya jatuh.
"Apa yang kau lakukan, Biru?" Elard beranjak dari tempatnya, segera menghampiri Biru dan langsung mengambil alih kopi itu dari tangan putranya membuat Biru terkejut.
"Dimana Arsen? Kenapa dia menyuruhmu untuk membawa kopi ini?!"
Biru gelagapan sendiri melihat raut marah Papanya. "Jangan marahin Om Arsen Papa. Biru yang maksa buat antar sendiri ke Papa. Yang buat kopinya juga Biru loh!" beritau anak itu antusias.
Setelah meletakkan kopi diatas meja kerjanya, Elard kembali menghampiri Biru. Berjongkok menyamakan tingginya dengan Biru lalu meraih kedua tangan putranya.
Elard menghela napasnya. "Bagaimana jika kopi itu jatuh dan melukaimu, hm?"
Biru menatap Papanya kemudian cengengesan. "Maafin Biru. Tapi tadi Biru hati-hati banget kok, jadi aman," ucapnya seraya menunjukkan kedua jempolnya pada Papanya.
Elard mengangkat sebelah alisnya saat memperhatikan wajah putranya lama. "Kenapa kau terlihat sangat pucat, Biru? Kau sakit?"
Biru mengerjapkan matanya beberapa kali, memutar otak untuk mencari alasan. Ia tak mau membuat Papanya khawatir jika tau ia mimisan sangat lama tadi.
"Nggak kok, Biru gak sakit. Tadi Biru habis olahraga," alibi Biru menampilkan senyum lebarnya.
Elard menempelkan punggung tangannya di kening Biru. Ia menganggukkan kepalanya percaya karena suhu tubuh Biru normal. Biru menghembuskan napasnya lega saat melihat Papanya menarik tangannya untuk duduk di sofa.
"Papa udah selesai kerjanya?" tanya Biru menatap Papanya.
Elard tersenyum, tangannya terangkat mengusap puncak kepala bungsunya. "Hm. Beberapa menit sebelum kau kesini."
"Papa pasti capek," ujarnya sembari berjalan membawakan kopi tadi dan memberikan kopi itu pada Elard. "Minum dulu, Biru buatin spesial untuk Papa."
Elard tersenyum menatap raut antusias Biru saat ia meminum kopi itu. Elard menahan ekspresinya sebisa mungkin saat kopi hitam itu mulai masuk ke mulutnya.
"Gimana? Enak kan? Biru gitu loh!" Biru menepuk dadanya bangga.
Elard tersenyum, tertekan. "Hm. Sangat enak, boy."
'Apa yang anak ini masukkan kedalam kopi ini. Rasanya sangat aneh.' Elard membatin tak habis pikir.
"Apa yang kau racik di dalam sini? Rasanya enak. Papa ingin tau."
Biru menatap Papanya penuh binar. "Biru masukin gula, garam, terus bubuk agar-agar sedikit biar mantep!" ujarnya semangat.
Elard menatap Biru jengah. Pantas saja. Ia bahkan tak tau bagaimana mendeskripsikan rasa kopi buatan Biru.
KAMU SEDANG MEMBACA
Biru || Bhalendra's Diamond
De TodoPERHATIAN! Brothership | Familyship, bukan Romance dan bukan bxb! 🦋 Singkat saja, cerita ini dibuat untuk melepas rasa rindu pada remaja bernama lengkap Biru Aldaren Bhalendra. Tidak ada yang spesial...