"Om joget Om!"
Arsen menatap anak laki-laki berwajah pucat yang tengah menertawakannya itu dengan jengah. Ia hanya bisa pasrah disuruh berjoget ditengah-tengah para tuannya yang lain.
Elard membenarkan letak nasal cannula Biru yang sudah bergeser dari tempat semestinya. "Berhenti bergerak Biru."
Biru mengerucutkan bibirnya. Tangannya menghentikan musik dangdut yang tadinya ia nyalakan. "Papa gak seneng ya liat Biru bahagia?" tanya anak itu dramatis.
"Bukan begitu–"
"Sudahlah mas! kamu jahat!"
Liam terkekeh. Ia mencubit pipi gembul itu hingga mengundang pekikan kesakitan dari adiknya. Beruntung adiknya itu tidak menangis karena segera disumpal susu coklat oleh Aldar.
Biru kembali menyalakan musiknya. Arsen kembali disuruh berjoget. Arsen sendiri hanya bisa pasrah walaupun dalam hati tengah mengumpati bocil kematian itu.
"Geol-geol Om!" perintah anak itu semangat. Ia cekikikan sendiri karena merasa pemandangan didepan sana terlihat sangat menghibur.
"Apa kau tidak merasa iba memperlakukan Arsen seperti itu, Biru?" Aldar bersuara.
Biru menghentikan tawanya seraya menatap Arsen yang terlihat sudah kelelahan. Mata bulat itu sontak berkaca-kaca membuat Aldar dan yang lain panik.
"Hiks! Maafin Biru Om Arsen...." Tangis anak itu pecah seketika. Ia merentangkan tangannya agar Arsen segera mendekat untuk memeluknya.
Arsen menatap tuannya seakan meminta ijin. Elard menganggukkan kepalanya cepat karena merasa Arsen tak perlu meminta ijin untuk memeluk Biru.
"Om Arsen maafin Biru ya, Biru emang kadang kaya setan hiks!" ucap anak itu seraya mengusap ingusnya ke lengan kemeja Arsen.
Arsen tersenyum tipis dan membalas pelukan tuan mudanya. "Tidak apa-apa tuan muda kecil."
"Maafin aku yang selalu jahatin kamu mas," ujar Biru lagi.
Arsen menggelengkan kepalanya heran. Drama tuyul kecil ini sepertinya tidak akan pernah selesai.
"Berhentilah menangis tuan muda," pinta Arsen.
"Biru juga maunya gitu, ta-tapi gak bisa," jawab anak itu sesenggukan. "An-anjing! kenapa gak bisa diem hiks!"
"Biru!" peringat Elard membuat Biru sontak mencubit bibirnya sendiri.
"Maaf, Biru sengaja."
"Apa?"
"Salah, Biru gak sengaja maksudnya," ujarnya panik.
"Kau sering sekali mengumpat."
"Salahin aja mulut Biru yang gak bisa dikonto–"
"Dikontrol tuan muda." Arsen segera memotong ucapan Biru sebelum kata keramat itu membuat para iblis itu mengamuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Biru || Bhalendra's Diamond
De TodoPERHATIAN! Brothership | Familyship, bukan Romance dan bukan bxb! 🦋 Singkat saja, cerita ini dibuat untuk melepas rasa rindu pada remaja bernama lengkap Biru Aldaren Bhalendra. Tidak ada yang spesial...