—🐊🦋—
"Abang kenapa Papa belum keluar dari ruang kerja?" Biru menatap Aldar yang sedang memangkunya dan bersandar dikepala ranjang.
"Mungkin pekerjaan Papa banyak. Tunggu sebentar lagi, Papa pasti akan kesini." Aldar mengusap pipi Biru.
Bibir Biru mengerucut. "Papa kayanya masih marah sama Biru," ucapnya lalu menatap abangnya memelas.
"Kau selalu saja berpikir negatif." Aldar menyentil pelan kening Biru.
"Aduh anying!" Biru mengusap keningnya.
Ia menatap Aldar sengit seraya berkata, "Biru lagi suka banget bilang anying."
"Jangan berpikir bahwa Abang tidak akan menghukum mu Biru."
"Hukum aja biar Abang nyesel. Nanti kalo Biru udah mati–"
"Jaga bicaramu," potong Aldar, menutup mulut Biru dengan tangan besarnya.
Biru melengkungkan bibirnya kebawah lalu memeluk Aldar tiba-tiba. "Hiks! Abang maafin Biru, Biru sadar kok Biru nakal banget." Biru menyedot kembali ingusnya yang sudah hampir mengenai bibirnya. "Hiks! Biru kok nangis mulu sih anying!"
Aldar hanya bisa menarik napas dalam-dalam dan menghembuskan napasnya pelan-pelan berusaha sebisa mungkin menambah stok kesabaran miliknya.
Pemuda itu meraih tissue kemudian menghapus air mata Biru serta ingus Biru yang sudah kemana-mana karena anak itu mengusap cairan itu dengan lengannya hingga akhirnya menyebar.
"Tenanglah Biru, kau bisa demam jika menangis terus seperti ini," bujuk Aldar mencium pelan kening adiknya.
Biru menganggukkan kepalanya pelan dan semakin mengeratkan pelukannya pada Aldar, suami penulis cerita ini.
"Aku gak mau sakit mas, aku gak mau kamu repot ngurusin aku sementara kita punya anak selusin." Biru menatap Aldar penuh drama.
Aldar hanya bisa menatap Biru datar. Ia sudah terlanjur kenyang dengan semua drama Biru. Pemuda itu mengusap punggung Biru agar anak itu bisa segera terlelap.
"Abang, Biru mau Papa...." Biru menatap sayu abang sulungnya karena sudah mengantuk.
"Papa masih bekerja, baby."
"Nanti kalo Papa udah keluar dari ruang kerja, bangunin Biru ya Abang?"
"Hm." Aldar meniup pelan manik sayu adiknya hingga akhirnya anak itu nyaman dalam lelapnya. Aldar menghela napasnya lega.
—🐊🦋—
Tepat pukul sebelas malam, Liam keluar dari kamarnya dan berjalan menuju kamar adik bungsunya karena Liam berniat untuk menemani adiknya tidur malam ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Biru || Bhalendra's Diamond
RandomPERHATIAN! Brothership | Familyship, bukan Romance dan bukan bxb! 🦋 Singkat saja, cerita ini dibuat untuk melepas rasa rindu pada remaja bernama lengkap Biru Aldaren Bhalendra. Tidak ada yang spesial...