♥ ♡ ♥
Ambulance datang membawa pasien yang entah sudah keberapa kalinya untuk hari ini.
Airin dan tim langsung menyambut dan menangani pasien seorang pria yang berusia 38 tahun yang terjatuh dari gedung lantai 3 saat bekerja.
Airin mencoba untuk memeriksa pasien, tapi ada seorang anak kecil yang menarik-narik bajunya.
Airin menoleh ke arah anak itu.
"Tolong selamatkan ayahku dokter." dengan raut wajah polosnya anak itu memohon kepada Airin untuk menyelamatkan sang ayah.
"Dokter akan berusaha, hm? Sekarang kamu tunggu disana sama ibu kamu ya." tenang Airin kepada anak perempuan itu.
"Maaf bu dokter.. Lanjutkan." ibunya datang lalu membawa anak itu pergi sambil menangis.
Airin kembali fokus ke pengobatan pria itu.
Disisi lain, di waktu yang sama Alex tengah berjuang untuk menyembuhkan pasien yang menjalani Transplantasi jantung.
Sudah 3 jam mereka bekerja dengan alat-alat medis dan terpaku kepada seorang pasien pria berusia 23 tahun itu. Masih muda bukan? Sungguh malang. Memang, penyakit memang tak mengenal usia.
Airin menghampiri anak gadis itu dengan ibunya yang terduduk di kursi tunggu. Airin membuka masker dan tersenyum pada gadis polos itu.
"Bagaimana keadaan suami saya bu Dokter?" ibu dari anak itu berdiri, masih dengan tangisannya bertanya pada Airin.
"Lukanya cukup serius. Dan dia harus menjalankan operasi karena tulang kakinya bergeser. Jika tidak, dia tak akan pernah bisa berjalan lagi." Airin menjelaskan.
"Tapi saya, tidak punya biaya untuk operasi itu bu Dokter." ibu itu terus menangis sambil menunduk dan memeluk putrinya yang melihat Airin dengan mata polosnya.
"Rumah sakit bisa membantu jika memang ibu tidak mampu, ibu isi ketentuannya terlebih dahulu. Semua dokter disini menggalang dana untuk pasien-pasien seperti suami ibu yang kesusahan." ibu itu mengenggam tangan Airin.
"Terima kasih bu Dokter.. Terima kasih." Airin mengelus pundak ibu itu yang terus terisak.
"Setelah ini saya akan memberikan laporan suami ibu kepada Ahli Bedah Ortopedi untuk kelanjutannya." ibu itu hanya mengangguk sambil menangis. "Daaann. Tada!! Ini untukmu." Airin mengeluarkan permen lolipop yang Alex berikan tadi pagi untuknya dan sekarang ia akan berikan kepada anak gadis itu.
Saat anak itu akan mengambil. "Eh tidak boleh.. Itu permen bu dokter." larang ibunya.
"Tidak papa, saya masih punya banyak di ruangan saya. Ini ambil." anak itu pun mengambil. "Jangan nangis lagi ya." Airin mengelus surai panjangnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Istriku Dokcan (Dokter Cantik)
General Fiction[SEKUEL] Dinikahi Dogan (Dosen Ganteng) *** Perjalanan kisah cinta rumah tangga Alex dan Airin tidak berhenti sampai disini. Masih banyak rintangan, liku-liku yang harus mereka lalui berdua, untuk memp...