17 IDC : Insecure

150 4 0
                                    

Hari sudah malam. Alex sudah siap untuk tidur, ia mendudukan diri di ranjang lalu membuka dan menyimpan kacamatanya di atas nakas.

Pintu terbuka dan Airin masuk.

"Semuanya udah pada tidur?" tanya Alex.

"Iya A."

Puk puk!

"Sini. Ayo kita tidur juga." Alex menepuk sisi tempat tidur bagian Airin.

Airin tersenyum. "Bentar. Aku ke. Kamar mandi dulu ya."

"Mau aku temenin gak?"

"Gak usah aku bisa sendiri."

"Yaudah hati-hati."

Airin menggelengkan kepalanya. Mulai sekarang dan seterusnya ia harus terbiasa akan sifat posesif dan kekhawatiran Alex yang berlebihan itu.

Selesai di kamar mandi, Airin kini duduk di depan kaca meja riasnya. Kegiatan rutin sebelum tidur, yaitu skincare an.

Airin menepuk-nepuk pipinya untuk meratakan krim malam yang sudah ia oles. Tapi, tatapannya malah beradu dengan tatapan Alex yang tengah menatapnya di kaca.

"Kenapa liatin aku kayak gitu A?" tanya Airin masih dengan kegiatannya.

"Kamu cantik tau." ucap Alex sembari berbaring menyamping dan kepalanya bertumpu pada tangan kirinya.

"Bilang gitu pasti ada maunya. Inget kata dokmel jarang sering-sering. Kemarin kan udah."

"Suudzon banget kamu. Aku jujur tau, istri aku cantik banget." ucap Alex lagi dengan senyuman mematikannya.

"Aku harus telpon Rina dulu. Aku gak enak banget tau A sama Om Ryan." Airin duduk di ranjang sambil membuka ponselnya.

"Iya, aa juga belum sempet buat telpon lagi Om Ryan ataupun Onty. Kamu telpon aja dulu sekarang, belum terlalu malem pasti belum pada tidur." Airin mengangguk dan ia menekan no Rina.

***

Airin menggerakan badannya untuk mencari posisi nyaman di tidurnya. Ia akan merasa nyaman kala elusan tangan Alex sudah terasa menenangkan di perutnya itu.

"Baby Mochi ngereog lagi pagi ini, sayang?" bisik Alex di belakang Airin sambil tangan kanannya terus mengelus perut buncit Airin yang sudah hamil berusia lima bulan itu.

Airin mengangguk sambil memejamkan matanya.

"Baby Mochi, kan Ayah udah bilang. Jangan ngerepotin Buna, jangan bikin Buna sakit, jangan bikin Buna gak nyaman, jangan bikin Buna..."

Rutinitas baru Airin saat sudah hamil adalah mendengar ocehan setiap pagi suaminya yang mengajak sang jabang bayi mengobrol, juga merasa nyaman dengan elusan lembut di perutnya.

"Berisik." lirih Airin merasa terganggu dengan ocehan Alex.

"Aku kan cuman ngasih tau Baby Mochi supaya dia baik-baik disana gak gangguin kamu tidur sayang."

"Ya gak papa, biarin aja. Daripada dia gak gerak kan, bahaya, kita yang panik."

"Iya juga ya."

Setelah obrolan pagi hari selesai dan mandi bersama seperti pagi-pagi yang lain. Alex memasak di dapur dengan Airin yang memperhatikannya di meja makan sambil mengelus perut buncitnya sambil berdoa juga si Baby Mochi akan setampan Ayahnya kalau laki-laki, kalaupun perempuan semoga ia juga mirip dengan Ayahnya.

"Siap!" Alex selesai menata makanan di meja.

"Keliatannya enak." ucap Airin sudah ngiler dengan masakan Alex.

Istriku Dokcan (Dokter Cantik)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang