"Oaaakkk oaaakkk!!" suara tangisan bayi menggema di dalam kamar tidur Alex dan Airin. Sekarang masih jam 1 pagi dan ini yang ketiga kalinya Liam bangun dari jam 10.
Airin terusik saat mendengar tangisan putranya, ia hendak bangun tapi dilarang Alex.
"Biar Ayah aja, Buna tidur lagi ya." sambil mengelus rambut Airin lalu mengangguk.
Alex menghampiri Liam didalam box lalu tersenyum. "Kenapa sayang hm? Anak ayah." Alex pun menggendongnya dan memberikan asi yang sudah Airin sapih tadi didalam dot.
Susu di dot habis Alex memomong Liam kesana kemari bermaksud membuatnya sendawa.
Omong-omong, usia Liam sudah satu bulan. Tidak terasa memang. Rasanya baru kemarin Airin masuk ke dalam ruang operasi, lalu Alex mengadzani Liam.
Waktu memang berjalan begitu cepat. Hanya dengan kedipan mata pula Liam akan cepat besar.
Hari sudah pagi. Airin selalu konsisten bangun di jam 6 pagi setelah Liam lahir.
"Selamat pagi gantengnya Buna." Airin menengok anaknya yang sudah bangun dan bermain sendiri di box. "Ululu, antengnya main sendiri. Gak bosen emang hm?"
Airin menggendong lalu membawanya dan ia pun duduk di ranjang membelakangi Alex yang masih tidur. "Liam anak ganteng haus gak? Hm? Haus ya? Iya sayang?" tak tunggu lama lagi Airin pun menyusui Liam dengan bersenandung kecil.
Melirik ke suaminya yang tertidur pulas.
"Kasian Ayah. Pasti kurang tidur karena momong kamu terus semaleman Dek. Buna nya aja disuruh tidur, dianya yang gak tidur." dengan tangan kanannya Airin mengusap pipi Alex.
Selesai mengASIhi, Airin menidurkan Liam di kasur lalu mengeliling kan bantal disekitar Liam agar tidak jatuh. Setelah itu ia perhi ke kamar mandi.
Rutinitas pagi Airin sekarang adalah membawa Liam berjemur di halaman belakang rumah. Yah, memang bukan selalu dia, terkadang Alex juga yang menemani Liam berjemur.
Alex yang sudah bangun menatap Airin di balik kaca yang sedang menggendong Liam dinawah sinar matahari pagi diluar. Senyumnya menggembang menatap dua dunianya itu.
Bukannya menghampiri, Alex malah pergi ke dapur lalu membuatkan Airin susu.
"Sayang. Sini biar Aa lanjutin, kamu duduk aja." Airin mengangguk lalu menyerahkan Liam kepada Alex.
"5 menit lagi aja A." ucap Airin.
"Iya sayang." Alex pun memomong Liam yang hanya memakai popok dan penutup mata itu. "Maaf ya, aku kesiangan." kata yang selalu terucap kalau Alex telat bangun.
"Gak papa. Aa pasti capek karena kurang tidur semalem." Alex menggeleng.
"Itu emang tugas Ayah buat jaga Mochii semaleman ya sayang ya." Alex mengajak ngobrol Liam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Istriku Dokcan (Dokter Cantik)
Ficção Geral[SEKUEL] Dinikahi Dogan (Dosen Ganteng) *** Perjalanan kisah cinta rumah tangga Alex dan Airin tidak berhenti sampai disini. Masih banyak rintangan, liku-liku yang harus mereka lalui berdua, untuk memp...