Bab 1

9K 129 81
                                    

"Aku engga mau tidur seranjang," ucap Ceana pada suaminya saat malam pertama seusai pernikahan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aku engga mau tidur seranjang," ucap Ceana pada suaminya saat malam pertama seusai pernikahan.

"Lalu saya tidur di mana? Tidak mungkin saya tidur di luar, apa kata ayah dan bundamu nanti," jawab Abi yang bingung. Ia juga tidak menginginkan pernikahan ini, tetapi ia juga tidak mampu menolaknya.

Ceana diam tampak berpikir, ucapan suaminya itu ada benarnya. "Ya udah boleh tidur di kasur, tapi awas kalau sampai lewat batas," ucap Ceana sembari menaruh bantal guling di tengah-tengah kasur.

Abi menghela napas, siapa yang tahu nanti saat mereka tidur siapa yang akan melewati. Bagaimana jika Ceana yang melanggar, sudah pasti akan tetap menyalahkan Abi bukan?

Ceana mendelik saat melihat suaminya hendak membuka kemeja yang di pakai. "Eh, eh. Om mau ngapain? Kenapa kemejanya di buka? Inget ya, engga ada malam pertama dan jangan harap aku mau ngasih juga!" ujar Ceana dengan nada panik. Bagaimanapun ia tak mau melakukannya sekarang. Ia tidak siap.

"Saya hanya ingin menggantikan pakaian." Abi melihat Ceana dengan kesal. Ini sudah malam, tetapi istri kecilnya membuat keributan. "Lagipula saya tidak akan melakukan yang kamu pikirkan. Saya bukan pria yang akan memaksakan kehendak meskipun itu hak saya."

***

Pagi yang biasanya diawali Abi dengan tenang berubah petaka. Istri kecilnya berteriak histeris saat masih pukul setengah enam. Yang lebih parah tubuhnya terjatuh karena di dorong Ceana yang Abi sendiri tidak tahu alasannya. Di luar kamar ada ketukan heboh orang tua Ceana yang khawatir begitu mendengar suara teriakan dan debaman.

Dengan tangan yang memegang pinggangnya dan kakinya berjalan sedikit pincang Abi membuka pintu kamar. Sebisa mungkin menyembunyikan rasa sakitnya akibat terjatuh di lantai.

"Apa yang terjadi? Kenapa ribut pagi-pagi begini? tanya Ayah Ceana dengan tatapan khawatir.

Ceana bungkam dan hanya menunjuk Abi. Sementara Abi yang ditunjuk tidak mengerti mengapa ini menjadi kesalahannya. " Saya tidak tahu. Dia hanya menjerit histeris dan tubuh saya terjatuh," jawab Abi jujur. Sementara Ceana menggeleng tidak terima.

"Engga gitu, Yah. Ceana teriak karena kaget, pas bangun di depan Ceana ada muka dia. Terus mana peluk Ceana lagi posisinya, dasar mesum," adu Ceana kepada sang ayah.

Sementara Abi menatap Ceana tak percaya. Bagaimana hanya karena istrinya terkejut ia harus merasakan sakit hampir di sekujur badan. Lagipula siapa yang memeluknya? Jelas-jelas sebelum tidur Abi sangat mengingat bahwa Ceana yang melewati batas dan menariknya dalam pelukan. Kenapa justru sekarang ia di salahkan?

Orang tua Ceana menggeleng tak percaya. Keduanya merasa malu atas tingkah putrinya yang sudah keterlaluan. "Bagaimana kamu bisa mendorongnya sampai terjatuh hanya karena terkejut? Dan soalnya pelukan? Mengapa kamu sangat tidak terima? Padahal dia suamimu, bahkan kalian sudah melakukan lebih dari itu. Kenapa kamu baru terkejut sekarang?" sarkas sang Ayah membuat Ceana cemberut.

Mendadak Jadi PasutriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang