Bab 12

1.5K 27 0
                                    

Abi menggendong Ceana ke kamar mandi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Abi menggendong Ceana ke kamar mandi. Ceana menyenderkan kepalanya ke pundak Abi. Matanya terpejam karena merasa pusing. Abi pelan-pelan menurunkan Ceana di atas closet.

Abi menyiapkan sikat gigi dengan pasta giginya sekalian dan memberikan pada Ceana. Karena berpikir Ceana butuh privasi Abi hendak meninggalkannya. Suara Ceana menghentikan lamgkahnya. "Berendam air hangat enak kali ya, Om," ujar Ceana asal.

"Jangan aneh-aneh, Ceana. Untuk ke kamar mandi saja kamu memerlukan bantuan saya. Bagaimana untuk berendam dan bilasnya? Tidak mungkin kan dengan bantuan saya?" ucap Abi dengan tegas.

Ceana tersenyum dengan busa pasta gigi di sekitar bibirnya. "Kenapa tidak mungkin, Om? Om bisa membantu aku berendam, Om bisa angkat dan bilas aku. Om bisa bantu aku berpakaian. Kenapa engga? Om tega?" tanya Ceana dengan wajah polosnya.

Abi terbelalak mendengar penuturan Ceana. Bagaimana bisa gadis itu dengan santainya berucap demikian? Padahal awal menikah Ceana yang menyebabkannya jatuh dari ranjang karena membalas pelukan Ceana yang tak sengaja. Sekarang? Tidak masuk akal.

"Jangan berpikir aneh-aneh, Ceana. Sudah, gosok gigi dan cuci muka. Saya tunggu di luar," ujar Abi.

Sebelum Abi sepenuhnya keluar dari kamar mandi. Ceana berujar yang semakin membuat Abi bingung dan khawatir.

"Aku sudah memutuskan, Om. Aku akan berusaha membuat Om jatuh cinta, kalau aku gagal, ya aku coba lagi. Sampai nanti, di suatu titik di mana Om benar-benar ngelepas aku. Mengakhiri pernikahan ini dan memilih wanita lain. Tapi Om, apa Om engga ada keinginan untuk mewujudkan pernikahan yang sebenarnya dengan aku?" ujar Ceana membuat Abi terdiam sejenak lalu dengan diamnya ia pergi.

Sembari menunggu Ceana, abi mengambil sesuatu dari tas kerjanya. Sebuah buku berukuran kecil dengan warna hijau pekat dan merah pekat, ya, itu buku nikah. Juga ada akta nikah di sana. Hubungan pernikahan keduanya telah resmi baik secara agama maupun negara.

Niat awal menikah dengan Ceana untuk menghindari perjodohan yang gencar dilakukan keluarganya. Namun, sekarang Abi terjebak dalam permainannya sendiri. Bukan hanya Ceana yang sudah mulai jatuh cinta, Abi pun sebenarnya demikian. Hanya saja harga dirinya sebagai laki-laki tidak mengakuinya dan memilih menganggap rasanya hanya sebagai kakak dan adik.

***

Bagaimana jika seorang wanita mengejar laki-laki? Apakah dia akan disebut gampangan? Ceana berpikir demikian. Ia takut Abi menilainya seperti itu. Padahal tidak, setiap manusia yang jatuh cinta berhak memutuskan untuk mengejar, diam, atau menunggu sampai orang yang disukai menyadari keberadaannya. Namun, hal seperti itu bukan tipe Ceana.

Ceana memiliki kepribadian seorang ENFP, hal itu ditandai seperti peduli dengan orang lain. Ceana juga pandai memahami apa yang dirasakan orang lain. Makanya, sebelum mengatakan menyukai Abi, ia merasa bahwa Abi menyembunyikan sesuatu yang kemungkinan akan menyakitinya.

Mendadak Jadi PasutriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang