Nohh... lirik mulmed ada Afkar. Maafkan atas ke typoan, enjoy!!
---
Adeeva Afsheen Putri POV
Seperti biasanya, berangkat sekolah bersama Afkar. Itu sudah menjadi kebiasaan kami semenjak kelas tiga bangku dasar. Satu lagi, pulang sekolah pun juga berjalan bersama.
Untungnya di perumahan elite yang ku tempati ini sudah ada sekolah dengan jenjang yang memadai. Sekolahnya juga tidak kalah dengan sekolah lainnya. Jadi tidak perlu mengendarai apapun untuk pergi ke sekolah. Terkadang saja naik angkot jika tas sedang berat-beratnya.
"Sheen," panggil Afkar.
"Ya?"
"Ada berita bagus nih, aku besok udah ada sepeda motor. Jadi kamu pulang-berangkat sama aku aja. Gak perlu capek-capek buat jalan." Katanya bersemangat. Semangat '45
"Wih... ulang tahun kan masih sebulan lagi udah kasih hadiah aja papa mu. Boleh lah kalau kamu gak keberatan"
Berbincang-bincang sambil berjalan menuju sekolah, itu setiap hari hampir terjadi dengan pengecualian hari Minggu.
"Tau nih papa, tapi gak apalah lumayan. Mulai besok aku tunggu kamu di depan rumah ya, bareng aku naik motor"
"Ceilah baru juga dapet motor baru," senyuman tidak dapat hilang dari bibir ku. Melihat Afkar senang, juga membuat hatiku menjadi senang.
"Yayadong, motorku bagus loh." Sambil menggebu-gebu, dan dengan mata yang berbinar. Seperti tidak ada beban sedikit pun.
"Aih... iya-iya, aku berangkat sama kamu kok. Tenang wae." Tak terasa sampai juga di gerbang sekolah. Kami menaiki anak tangga menuju lantai tiga.
Noh kebayang gak ada rasa sedikit capek? Lantai tiga untuk kelas sebelas, lantai dua untuk kelas sepuluh, lantai satu untuk kelas dua belas, ruang guru beserta staff dan kantin. Setelah berjalan harus menaiki anak tangga, yang jumlahnya cukup ngeri kalau di hitung.
"Adeeva...." panggil seseorang, namun suara nya cewek. Kepalaku memutar menuju sumber suara.
"Athaleta..." pekik ku kaget, pagi-pagi begini sudah dikasih kejutan saja. "Ya ampun... kamu kapan pindahan? Kok gak chat? Sejak kapan kamu jadi gini sama aku huh?"
"Aduh... maafin deh Adee, hp ku habis hilang. Buka email juga gak sempet, bantuin beres-beres buat pindahan say"
"Oh..." kata ku sambil membentuk bibir menjadi huruf O. "Oh ya, ini kenalin sahabat ku, Afkar." Kataku setelah teringat dengan Afkar yang hanya diam dan memandangiku bergantian dengan Athaleta.
"Hai." Ucap mereka serempak. Semoga mereka dapat menjadi sahabat baik.
"Adee, anterin aku ke ruang kepala sekolah dong. Ada yang mau di urus"
"Njirr... capek aku naik turun, aku taruh tas dulu ya, kamu tungguin di sini." Kemudian teringat lagi, "Oh ya, Af kamu di kelas aja aku mau anterin Atha ke ruang kepsek"
"Oh... yaudah, sini tas mu aku taruhin." tanpa basa-basi langsung saja tas ku sudah berada di tangannya.
"Thanks bae," ucapku.
Berjalan lagi dan menuruni anak tangga yang banyak capek juga. Tapi kalau untuk Athaleta? Tidak mungkin aku tolak.
Kekira Athaleta Almeera Rahman, nama yang panjang. Siluetnya cantik, dia teman ku sejak bangku menegah pertama. Afkar sama sekali tidak mengetahuinya, Atha hanya bersekolah selama dua bulan di SMP yang ku tempati dan Afkar sama sekali belum pernah dan tidak mengetahui maupun mengenalnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Friendzone?
Teen FictionTak pernah ku sadari jika akan seperti ini. Semuanya tak pernah kuduga. Semuanya menjadi makin kelam. Ini masalah hati, yang tak dapat 'tuk dipungkiri. Ini cinta yang bodoh. Semua menjadi rumit, namun apakah cintaku bertepuk sebelah tangan atau?