Kekira Athaleta Almeera Rahman POV
Hosh... hosh... hosh... capeknya mana tahan deh, lantai tiga euy... pagi-pagi udah buat keringat bercucuran. Tapi apa daya, resiko bukan? Demi menuntut ilmu. Pintu kelas terbuka sedikit.Di bangku baris pertama paling ujung terdapat surai hitam laki-laki sedang membaca buku tebalnya. Kepalanya menunduk memperlihatkan bibir ranumnya, ish... ini masih sangat pagi untuk memikirkan hal seperti itu. Pagi yang panas?
"Afkar," sapaku sambil duduk di bangku.
"Oh, hei. Wah kelas ini juga?"
Aku mengangguk dengan senyum terulas, "iya kemarin aku langsung pulang setelah ambil peralatan"
"Oh gitu..."
"Sheen mana?" Tanyaku bingung, karena jika melihat mereka sepertinya sudah sangat dekat.
"Sheen? Oh, dia sakit"
"Hah? Sakit apa?"
"Demam katanya"
"Af, kamu mau gak nanti anterin aku ke rumah Sheen?"
"Boleh, aku juga sekalian mau besuk." Namun kami terdiam, sibuk dengan buku masing-masing. Aku hanya membaca novel saja sedangkan Afkar dia membaca buku yang tebalnya... aduh, aku rasa akan bosan kalau membaca buku seperti itu.
Tapi melihatnya seperti itu, aku beranggapan dia adalah tipe cowok yang IQ-nya tinggi. Namun ada satu hal lagi, membuat diriku tertarik oleh sikapnya. Sedikit cuek, diam, cool, tapi bikin penasaran. Aih... cukup meleleh lah aku.
Bel masuk berdering, pelajaran bahasa Indonesia dimulai. Pelajaran yang menyenangkan, di kelas ini aku tanpab deskmate. Seorang diri tapi ini membuat ku berkonsetrasi penuh ke pelajaran. Bahasa Indonesia sukses lah untuk hari ini. Bel kembali berdering dua kali menandakan istirahat.
Baru saja aku 'kan berdiri dari kursi, boro-boro teman sekelasku langsung mengerubungi. Senyum tak dapat hilang dari bibirku melihat antusias mereka.
"Nama mu siapa?" "Dari mana sih?" "Domisili?" "Umur? Nomer telepon? Alamat?" Semua rentetan pertanyaan terlontar dari bibir-bibir mereka. Tapi ada satu anak yang hanya diam membaca buku tebalnya, dia Afkar. Sungguh membuat ku semakin terpesona saja.
Jawaban demi jawaban ku ucapkan. Namun Afkar sudah tidak ada di kursinya, mungkin ke kantin. Bel berdering lagi menandakan untuk masuk ke kelas dan pelajaran selanjutnya akan dimulai. Anak-anak baru pindah ke kursinya, alhasil aku tidak sempat menuju kantin. Perut ku sebenarnya juga lapar tapi tadi ada serangan mendadak.
"Nih," kata seseorang dengan suara seksinya. Saat ku dongakkan kepala ternyata....
"Afkar?" Alisku mengerut samar, namun senyum dari bibir ranumnya terulas. Dia juga duduk di kursi sebelahku yang kosong.
"Ini makan, tadi kan gak sempet ke kantin. Laper kan?" Aku menerima hot dog dengan ragu-ragu. Ada perasaan aneh yang ku rasakan. Seperti ada kupu-kupu terbang di dada maupun perut ku. Pipiku menghangat.
"Makasih ya"
"Kok pipi mu merah? Bikin gemes deh." Haduh-haduh Afkar, kehadiran mu membuat jantungku tidak normal.
"Huh? Blush? Eng-enggak kok. Masak merah sih?" Elakku yang sedikit gugup.
"Yaudah habisin, Mr. Cle sudah datang." Aku memakan sedikit hot dog yang dia berikan. Mr Cle sudah datang dan memulai materi, namun kali ini tidak seperti tadi pagi. Pikiranku melayang-layang entah kemana. Memikirkan hal yang dilakukan oleh Afkar, membuat senyum selalu mengembang.
Zerroun Fidelyo Afkar POV
Huft... Athaleta memang selalu membuat kupu-kupu bersemburat di perutku. Setiap didekatnya jantung ku selalu berdegup kencang. Menengo kursi sebelahku yang kosong membuat raut wajahku sedih kembali.

KAMU SEDANG MEMBACA
Friendzone?
Fiksi RemajaTak pernah ku sadari jika akan seperti ini. Semuanya tak pernah kuduga. Semuanya menjadi makin kelam. Ini masalah hati, yang tak dapat 'tuk dipungkiri. Ini cinta yang bodoh. Semua menjadi rumit, namun apakah cintaku bertepuk sebelah tangan atau?