Adeeva Afsheen Myesha POV
Di sekolah aku menghindar dari segala sentuhan, dan tatapan Afkar. Sungguh aku gak lagi pingin lihat dia. Hati ini masih berontak dengan pemikiranku.
"Ngelamun mulu Dee!" sentak Athale.
"Endak kok," elakku.
"Mikirin apa sih? Bisa kali cerita," Masalahnya... ini nyangkut sama dia juga! Argh... coba dia peka! Huh.
"Seriusan aku baik, udah ya mau ke kamar mandi sekalian langsung ke kelas."
"Mau ditemenin?""Gak usah, sendiri aja. Makasih," tolakku halus. Entah itu halus apa gak, masa bodoh.
Kakiku berjalan meninggalkan kantin, tadinya bilang mau ke kamar mandi eh malah sekarang duduk di taman belakang. Kalut banget ya hati ini.
Seperti biasa, angin menerpa helaian rambut. Taman lagi sepi, biasanya cukup ramai dengan anak yang lagi duduk-duduk nyantai. Dan aku sendirian di sini. Ini lebih baik.
Kekira Athaleta Almeera Rahman POV
Sheen kenapa? Apa ada yang salah sama aku? Tapi salah apa? Dia cuek amat.
"Atha!" seru seseorang sambil menepuk bahuku kemudian duduk di kursi depanku. Dia Afkar.
"Tumben sendiri?"
"Lah kamu juga sendiri. Kosong nih?" Hanya kubalas dengan anggukan kecil.
"Gak pesen makan?" Aku hanya menggeleng.
"Ye... ditanyain cuman dijawab anggukan sama gelengan. Dasar!" Kemudian dia tertawa, dasar aneh! "Diem aja, kenapa?"
Tanya apa gak ya? Secara, dia kan sahabat baik Sheen. "Adee kenapa sih? Murung aja mukanya dari tadi. Gak cerewet kayak biasanya. Lebih diem, sejak... dua hari yang lalu. Kalian lagi tengkar? Kok gak pernah lihat barengan lagi?"
"Eh... seriusan? Demi apa? Ki-kita baik-baik aja kok, gak lagi tengkar. Ada masalah lain mungkin." Aku hanya manggut-manggut mendengar jawabannya. "Eh, entar pulang aku anterin ya!"
"Gak sama Adee?"
"Ada urusan katanya."
"Oh...."
"Jadi?"
"Terserah, aku duluan ke kelas." Sambil beranjak dari kursi yang aku duduki.
"Oke, aku tunggu di gerbang." Aku hanya diam dan meninggalkan kantin.
Kalau boleh bilang... aku senang kali ini. Afkar lagi-lagi mengajakku pulang.
Zerroun Fidelyo Afkar POV
Mukanya murung, lebih diem, gak cerewet, Adee kenapa sih? Kalian tengkar? Pertanyaan itu terus bergelut dalan otak. Mungkin iya, apa kami sedang bertengkar?
Gak sama Adee?
Ada urusan katanya. Sungguh kebohongan. Bahkan, aku sama sekali gak ngajak Adee pulang bareng.
Aku jahat, aku egois. Ya... aku terlalu jahat.
Adeeva Afsheen Myesha POV
Aku pulang dengan berjalan kaki. Toh ya gak terlalu jauh. Sesampai di rumah aku tak memutuskan untuk langsung masuk ke dalam rumah. Masih ingin menikmati langit cerah, tapi hatiku sedang tidak cerah. Haahh... kebalikan.
Bunyi deruman motor lewat terdengar, motor Afkar pasti. Dan... benar saja, dia lewat dengan Athale di belakangnya. Aku hanya mendengus. Dasar player cap kadal! Kemarin bilang hati ini hanya untukmu bukan yang lain. Dan sekarang nyatanya?! See.
Hanya gombalan sesaat. Dia pikir cinta semudah itu heh?
---
Tadaaa... kembali lagi dengan saya wkwk. Ada Athale tuh hohoho....
Hanya sekedar info : dua minggu ke depan gak bakal publish cerita dulu. UTS menunggu :) *kayak ada yang nunggu cerita aja*Ada yang UTS? Semangat!!! Semoga lancar :) Yasudah, salam hangat.
Sabtu, 17 Oktober 2015 (23:10)
Khafidtazshafa

KAMU SEDANG MEMBACA
Friendzone?
Подростковая литератураTak pernah ku sadari jika akan seperti ini. Semuanya tak pernah kuduga. Semuanya menjadi makin kelam. Ini masalah hati, yang tak dapat 'tuk dipungkiri. Ini cinta yang bodoh. Semua menjadi rumit, namun apakah cintaku bertepuk sebelah tangan atau?