Keknya aku bakalan update dengan rentang waktu yang tidak terlalu lama.
Kenapa ??
Karena aku pengen cerita ini buruan kelar, meskipun chapter nya masih seuprit dan perjalanan ke chapter terakhir itu masih jauh 🤭
Mungkin ntar ada yg bosen di tengah jalan atau ga lanjutin ceritanya karena ga menarik 🥺
Tapi aku bakalan berterimakasih banget kalau masih ada yg baca dan ngasih support sampe sejauh ini dan selanjutnya 🤗🤗
Yuk ikan cucut, lanjuuttt
Jangan lupa vote nya ya 💜💜
Happy Reading 💋
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
******
"Annyeong" sapa Reina begitu ia tiba di Avery dan langsung menghampiri Jena, Jung Kook dan Arin di meja mereka.
"Eonnie, kau datang. Ku kira kau tidak datang" ujar Jena dengan senyumnya yang mengembang karen melihat tambahan personel.
"Ku kira kau juga tidak datang, mengingat kau bilang pekerjaanmu di kantor belum selesai" sahut Arin.
"Annyeong noona" sapa Jung Kook ramah.
"Aku lelah, lebih baik aku tinggalkan saja daripada aku stress di kantor" jawab Reina sambil melepas coat nya lalu duduk dan bergabung dengan mereka bertiga.
"Kenapa kau ada disini Jung Kook~a ? Kau tidak di kantormu ?" tanya Reina bingung.
Jung Kook hanya tersenyum lebar mendengar pertanyaan Reina.
"Sepertinya pekerjaannya sekarang mengikuti kemanapun Jena pergi Rei" sahut Arin.
"Arin eonnie benar. Padahal aku sudah melarangnya ikut" ujar Jena.
"Memangnya kalian darimana ?" tanya Reina.
"Aku dan Jena baru saja melakukan workout noona. Tapi belum ada setengah jalan, Jena minta pulang lagi"
"Lagi ? Berarti kalian sudah pernah workout bersama ?" tanya Reina menyelidik.
"Ehmmm pernah eonnie. Tapi aku aku tidak bisa mengimbangi workout nya Jung Kook" jawab Jena yang membuat Arin dan Reina terkekeh.
"Kata Jin, ia memang gila workout seperti Nam Joon" ujar Arin.
"Nah pantas saja. Lagipula dia mengajakku latihan seperti orang yang sudah pro. Padahal aku ingin yang ringan ringan saja. Aku sampai ganti baju eonnie karena baru kali ini olahraga berat" protes Jena panjang lebar. Sementara Arin dan Jena tertawa mendengar protes Jena.
