P R O L O G

61 18 27
                                    

ANYEONG MENLLOW
WELCOME TO MY SECOND STORY
CERITA INI SEBENERNYA UDAH LAMA DI TULIS BTW
CUMA BELUM BERANI PUBLISH HEHE<3


BTW JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN KALO KALIAN SUKA, JANGAN MAU JADI SILENT READER KIW. YANG RAJIN VOMENT SEMOGA DAPET JODOH KAYA COWO WP🤪😍

"Mundur!" Seorang gadis dengan model potongan rambut medium length layered hair yang ia biarkan tergerai berucap dengan suara parau

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Mundur!" Seorang gadis dengan model potongan rambut medium length layered hair yang ia biarkan tergerai berucap dengan suara parau. Mata gadis itu membengkak, selaput matanya merah tomat, dan air wajah nya terlihat kusut.

Gadis itu menatap penuh luka pada pria paruh baya yang berada persis di depannya. Jas hitam laki-laki itu sudah tak serapi seperti biasanya, kemeja putih nya ia biarkan keluar berantakan dari dalam celana, rambut nya pun berantakan dan bahkan mata lelaki itu juga terlihat sembab air mata.

"Kirana"

"Mundur gue bilang!" Pekik gadis yang di sebut-sebut Kirana dengan sedikit berteriak.

Lelaki itu berhenti melangkah, pandangan nya turun pada kedua lengan serta betis gadis itu yang di penuhi lebam biru. Jantung nya serasa mencelos, seumur-umur dirinya baru kali ini melihat putri nya terluka.

"Kirana, Papa─"

"Mundur, Pa" Kirana mendesis pelan, terdengar sangat memilukan. Seakan berharap kepada papanya untuk menuruti permintaan gadis itu.

Sesekali nafasnya tersengal oleh Isak tangis. Rumah bercat putih mewah yang terbiasa dengan nuansa  menenangkan itu berubah menjadi suram.

Gadis itu sekilas menatap sang mama yang berada di pelukan cowo jakung. Wanita itu menumpu kan bobot tubuh nya yang melemas pada tubuh kekar anak laki-laki nya sembari terisak hebat.

Memori lama kembali terputar kembali. Dimana Kirana kecil yang melihat mama nya menangis penuh luka seperti sekarang. Dada gadis itu kembali sesak.

Seperti sebuah piring antik yang sudah retak lalu terjatuh membentur lantai. Hancur tak terbentuk, pecah berkeping-keping dan tak akan bisa kembali ke bentuk sedia kala.

Sama seperti perasaan Kirana saat ini. Hati kecil nya yang sudah terluka sejak lama tiba-tiba di hantam sebuah pernyataan yang membuat nya hancur berkeping-keping.

Kirana mengusap kasar air matanya kasar. "Kirana ga butuh penjelasan apapun lagi"

"Apa tidak ada kesalahan lain selain penghianatan?"

"Apa kurang nya kami?" Kirana memberi jeda di kalimat nya, gadis itu menelan saliva kasar, lalu dengan lantang menatap tajam Arsyad.

"Kirana kecewa pa!"

"Kirana benci papa!"

"Kirana benci papa!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Savi?"

"Maaf Gar"

"Gak, gue mohon Sav! Jangan sekarang! Kita selesain semua ini sama-sama"

"Apa lagi Gar? Udah cukup! Gada jalan keluar untuk masalah ini"

"Aku hancur sekarang, aku udah gak punya tujuan hidup apapun"

"Aku hancur, Gar"

"Jangan kaya gini Sav"

"Sav gue mohon jangan gila"

"JATUHIN PISAUNYA SAV DEMI TUHAN JATUHIN!"

"Lo tau Star, gue anak cowo yang ga becus apa-apa"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Lo tau Star, gue anak cowo yang ga becus apa-apa"

"Gue kangen papa, gue pengen meluk dia. Tapi apa yang bisa gue lakuin?"

"Gue pengecut"

"Gue terlalu malu buat ngewujudin itu semua"

"Starla, cuma lo satu-satunya rumah tempat gue pulang"

"Gue mohon, lo tetep ada buat gue"

"Dua remaja putri tewas terbully lantaran sang pelaku cemburu dengan kehidupan korban, menurut saksi mata yang lewat, ia memang sempat melihat gerombolan gadis-gadis sekolah yang sedang mengerumuni sesuatu di pinggir halte yang ternyata adalah kor...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Dua remaja putri tewas terbully lantaran sang pelaku cemburu dengan kehidupan korban, menurut saksi mata yang lewat, ia memang sempat melihat gerombolan gadis-gadis sekolah yang sedang mengerumuni sesuatu di pinggir halte yang ternyata adalah korban bully. Kedua nya mengenakan kaos berwarna merah dan putih ini ditemukan sudah terbujur kaku dengan keadaan saling memeluk satu sama lain."

Brakkk

"GAK"

"GAK MUNGKIN LO KAN?"

"GAK MUNGKIN GAK MUNGKIN"

"BAJU MERAH GA CUMA LO YANG PUNYA, BODY LO BANYAK YANG SAMAIN"

"JELAS GAK MUNG─"

Tinggg

:Ayo, lo gamau ngeliat jasad adek lo?

"FUCK"

Hallow

Sedikit aja ya prolog nya:v

Siap mengarungi cerita ini sampai selesai?

Boleh minta kawal ga sih sampe tamat?

Aku juga langsung up bab pertama barengan sama prolog loh, yuk di baca.

Happy reading

Semoga kalian suka😍

Enigma: [Kirana dan Lukanya]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang