'Karakter mu mencerminkan seberapa mahal value mu, maka berhati-hatilah dalam mengucapkan kalimat'
.
.
.
"Rana, lo mau kemana" teriak Regita kala melihat Rana yang sudah beranjak dari duduk nya dan berjalan santai menghampiri sumber keributan membuat beberapa atensi beralih menatap nya.
"MAMPUSSS!" Pekik Ale kesenangan.
"Tontonan gratisan nih Le" timpal Gema yang juga seraya menyenggol lengan Ale antusias.
"Njirr, serem banget si Rana. Gue takut Maya lewatt" ucap Ale. Bulu kuduk nya pun sudah meremang melihat ekspresi gadis itu. Padahal wajah Rana tergolong kelewat cute jika di perhatikan, tapi entah kenapa terkadang wajah gadis itu dominan menyeramkan.
"Ga main-main predator kita!" kata Gema sambil menggeleng heran.
Sementara Denta hanya diam memperhatikan, matanya tidak lepas dari objek di depan sana, seakan menganalisis setiap pergerakan gadis itu.
"M-maaf kak, Zena bakal berusaha menghindar" cicit Zena di sela-sela Isak nya.
Penampilan gadis itu sudah sangat berantakan kali ini. Baju nya 100% basah akibat guyuran minuman, rambut lepek dan acak-acakan. Maya sendiri sudah menuangkan 3 gelas minuman yang ia ambil dari beberapa bangku terdekat.
"Pindah dari sekolah ini!" Gertak Maya penuh penekanan
Zena mendongak, menatap Maya terkejut. Mata bulat nya kembali menitikkan bening air mata. Gadis itu menangis.
"J-jangan kak" ucap nya sambil terisak. Sungguh! Ia baru saja masuk sebagai murid baru kelas 10. Susah payah dirinya berusaha agar bisa bersekolah di sini lalu sekarang di minta untuk keluar? Yang benar saja!
Maya menarik ujung bibirnya, ia tersenyum licik. "Mumpung suasana hati gue masih baik! Keluar atau jadi bahan bully gue selamanya!"
Ancaman itu membuat Zena kembali menunduk, ia memejamkan matanya dalam, berfikir keras pilihan mana yang akan ia ambil. Secara tiba-tiba nafasnya terasa sangat tercekat, menangis tanpa mengeluarkan suara sungguh membuatnya tersiksa.
"Ayo pilih! Bertahan atau keluar?"
Gadis itu mengangkat kepalanya lagi, menatap Maya dengan penuh keberanian. Lalu menggeleng beberapa kali.
Senyum yang semula terbentang luas di pipi Maya berangsur memudar.
"Jalang sialan" desis Maya, seketika tangan gadis bergincu merah merona itu tergerak mencengkram lengan kanan Zena dan mendekat kan kepalanya. Berbisik tepat di sebelah telinga Zena
"Berani lo bertahan, gue pastiin lo abis di tangan gue!"
Tubuh Zena meremang, gadis itu semakin meluruhkan air matanya. Habis di tangan kakak kelas nya ini atau habis di tangan papa sendiri? Ia kebingungan, tak ada opsi yang bisa ia pilih.
Brakkkkk
"MAYA!!"
Teriakan Sasa sukses mengejutkan seisi kantin. Mata nya melotot tak percaya melihat Maya yang kini tersungkur kebelakang.
Kemudian pandangan nya beralih menatap gadis potongan layer yang dengan santai nya berdiri tak jauh di sebelah sana. Pakaian polos tak lengkap dengan logo sekolah, tak ada keterangan dari kelas berapa dan kelas mana, headset yang menggantung dari dalam baju nya. Sasa menyipitkan kedua mata, merasa asing pada gadis yang berada di depan nya dan sangat berani membuat Quuen Of Bullyying tersungkur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Enigma: [Kirana dan Lukanya]
Fiksi Remaja"Kehidupan adalah penderitaan" -𝒌𝒊𝒓𝒂𝒏𝒂- Dia Kirana! Kirana Aileen Sanusi, nama unik untuk orang yang unik. Gadis jelita dengan tampang jutek nya. Rana tidak pernah berniat untuk merubah kepribadian. Tapi, karna suatu kejadian yang membuat gadi...