IDOL-9

7.8K 734 20
                                    

Vote, komen, and happy reading 🧡
.
.

Donghyuck mendadak kikuk ketika ditatap empat orang perempuan dan dua orang laki-laki diseberang mejanya. Saat ini ia bersama Doyoung dan Ten berada di kantor Mark untuk menandatangani beberapa photocard khusus dan pembicaraan lebih lanjut tentang kerja sama mereka.

"Kalian berenam ngapain sih? Dia jadi takut tuh." Donghyuck menoleh ke arah Mark yang menegur 6 bocah dihadapannya.

"Abang, ini Winter gak mimpi kan? Mas Hyuckie beneran di depan kita, cubit gue, cubit!" teriak Winter histeris.

Chenle mencubit gadis itu kuat hingga terpekik. "Koko, sakit!" protes Winter.

"Katanya mau dicubit," balas Chenle acuh. Mark tertawa pelan melihat wajah cemberut Winter, gadis itu kembali duduk bersama teman-temannya tepat diseberang Donghyuck yang sedang menandatangani photocard.

Mark pikir empat orang itu akan menggila dan membuat kekacauan hingga Donghyuck tak nyaman, tapi ternyata mereka jauh berpikir dewasa. Buktinya mereka tetap tenang, walau kini Donghyuck tepat dihadapan mereka semua.

"Bang, lo juga foto buat edisi khusus." Jaemin menghampiri mereka dengan kamera ditangannya. Ia sedang menyiapkan studio foto untuk model barunya.

"Foto gue buat apa?" heran Mark. Perasaan ia cuma owner bukan rangkap model di perusahaannya ini.

"Tanyain adek lo bang, dia yang udah nyebar bakal dapet PC owner buat yang borong skincare." Mark menoleh pada Winter yang cengengesan, gadis itu langsung berdiri, bersembunyi dibelakang Jaemin.

"Winter! Kamu--astaga abang gak ngerti lagi sama tingkah kamu." Jaemin dan Jeno tertawa puas, Chenle dan Jisung memilih mojok seraya bermain game, sedangkan Karina, Giselle, dan Ningning membantu Donghyuck menyusun photocard yang sudah ditandatangani olehnya.

"Winter cuma pengen bantuin, muka ganteng abang berguna kan buat ini." Mark menyerah, berakhir mengusak rambut gadis itu gemas. Winter seenaknya, tapi Mark tahu maksudnya baik. Akhirnya ia menurut meninggalkan empat perempuan itu kembali berbicara dengan Donghyuck, mereka bisa bahasa Korea karena pernah sama-sama kursus bahasa itu.

Awalnya mereka berempat belajar agar bisa menonton drakor tanpa subtitle, tapi sekarang mereka beruntung karena bisa berbicara dengan idol yang digilai banyak orang, Lee Donghyuck.

"Donghyuck oppa, bagaimana menurut oppa Indonesia?" tanya Winter.

"Luar biasa, aku menyukainya. Dan aku juga menyukai kalian."

"Oppa, apa kami cantik?" tanya Karina.

"Tentu saja, kalian semua cantik."

Donghyuck tersenyum kecil, membuat keempat perempuan itu memekik. Disenyumin idola secara langsung woi! Siapa yang tidak akan berteriak, apalagi idol itu Donghyuck, senyumnya manis banget!

"Hei kau liat anakmu itu, dia seperti sedang ditanyai adik iparnya." Ten berbisik dengan Doyoung yang memperhatikan mereka. Doyoung mendengus, arah pandangnya kini beralih pada Mark yang sedang dipotret. Harus Doyoung akui, pemuda yang menjadi owner Macglourry ini memang tampan seperti perkataan Donghyuck.

"Aku khawatir."

"Aku mengerti kekhawatiranmu cerewet, tapi ada bagusnya Donghyuck punya seseorang, kau tahu kan dia di Korea sendirian. Dan kita sama-sama sibuk, maksudku setidaknya biarkan dia menyukai seseorang," tutur Ten.

IDOL | Markhyuck AU Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang