IDOL-30

5K 495 26
                                    

Vote, komen, and happy reading 🧡
.
.

Vote, komen, and happy reading 🧡

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bandara Soekarno-Hatta

Donghyuck membenarkan masker dan topinya seraya menyeret pelan koper dengan ukuran sedang ditangannya. Dibalik masker hitam itu ia tersenyum, berjalan dengan damai, tak ada orang-orang yang menjaganya, tak ada yang mengangkat kamera untuk memotretnya. Semuanya terasa menyenangkan, sebentar saja, Donghyuck ingin merasa sebebas ini.

Langkahnya terus berjalan menuju taksi yang sudah ia pesan dan langsung memasukinya. Meminta supir itu mengantarnya menuju perumahan Lengkara, kediaman nyonya Lee.

Perjalanan menuju pulang memakan waktu cukup lama, mengingat macetnya jalanan metropolitan. Donghyuck meraih ponselnya, kemudian menghidupkan benda pipih yang memang tadinya mati.

"Sorry, ma, mas dan Winter." Donghyuck bergumam ketika melihat banyak pesan yang belum terbaca dari tiga orang itu. Umumnya mereka bertanya kabar dirinya dalam satu minggu ini.

Drrt drrt

Donghyuck terkekeh ketika melihat nomor mamanya menelpon, pemuda itu akhirnya menggeser tombol hijau dilayar, benda pipih miliknya.

"Hal--"

"LEE DONGHYUCK!! KEMANA AJA KAMU HA?!"

"Kamu pikir lucu bikin Mama khawatir? Kamu dimana sekarang? Gak ada kabar, menghilang selama seminggu!"

"Aku--"

"MAMA SUSUL KAMU KE KOREA!"

"Ma,no! Aku pulang, jangan disusul."

"HAH?"

Bip

Donghyuck langsung menghidupkan mode pesawat agar sang ibu tak menelpon lagi setelah ia memutuskan panggilan sepihak. Donghyuck tertawa puas melihatnya, membayangkan ibunya mengomel, pasti lucu sekali.

"Masnya baru pulang dari rantau ya?" Suara supir taksi itu menghentikan tawa Donghyuck.

"Iya nih pak, mama saya jadi ngomel-ngomel karena gak ngabarin selama seminggu." Pria paruh baya di bangku kemudi itu tertawa pelan.

"Jangan sering-sering jahil begitu masnya, namanya ibu pasti khawatir." Donghyuck terkekeh pelan dibalik maskernya.

"Iya pak, sesekali aja, soalnya mama saya lucu kalau lagi ngomel-ngomel." Supir itu tertawa pelan menanggapi gurauan Donghyuck.

"Ada-ada aja, semoga sehat-sehat terus ya ibunya mas."

"Aamiin, pak, makasih." Tidak ada percakapan lagi setelahnya. Donghyuck kini memperhatikan jalanan Jakarta yang tampak ramai dengan muda mudi. Sepertinya sore sore begini adalah waktu yang tepat untuk jalan-jalan atau kencan sederhana.

IDOL | Markhyuck AU Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang