09 : Besar Harapan

1.8K 240 18
                                    

Hanya fiksi

3000

Warning - Male Pregnant







biu terbangun dengan kepala yang masih terasa berat, dia hanya ingat terakhir sedang ikut bible ke suatu acara dan berakhir dengan keributan. badannya bergerak perlahan turun dari ranjang, namun kembali terjatuh, biu meringis lagi. apakah terlalu banyak tidur membuatnya lumpuh?

"sedang apa?"

suara bible menyadarkannya, suaminya sedang duduk manis di sofa dengan laptop di pangkuannya, biu bahkan tidak sadar suaminya di sana sedari tadi 

"biu mau ke kamar mandi"

bible meletakkan laptopnya dan beranjak memapah biu ke kamar mandi, biu memperhatikan bible yang mengangkatnya ke batthup yang sudah terisi penuh oleh air, apa bible menyiapkannya?

"mandi sendiri, panggil aku kalau selesai"

biu mengangguk pelan, mebiarkan bible yang pergi dan menutup pintu kamar mandi. biu merendam tubuhnya, rasa hangat menjalar ke setiap bagian tubuhnya. biu tersenyum, bible menyiapkan air hangat untuknya, hal itu tentu tidak biasa. tidak ingin membuat bible menunggu, biu lekas menyelesaikan berendam dan mandinya

selesai mandi, bible benar-benar membantu biu dari memapah keluar kamar mandi, mengambilkan baju hingga membantu turun untuk sarapan.

"selamat pagi ma"

mertuanya hanya mengangguk, biu dibuat keheranan. apakah mertuanya sedang ada masalah? tapi biu memilih untuk tidak membuat pikiran mertuanya lebih berat, dia duduk dan menunggu pelayan yang mengisi piringnya dengan berbagai lauk pauk.

"kira-kira sampai kapan mama harus menunggu?"

"ma" bible mencoba menghentikan 

"mama hanya memastikan, apa tidak dalam waktu dekat?"

biu memalingkan wajahnya, tidak berani menatap lurus mertuanya. tangannya menggenggam erat baju yang dia pakai, ingin sekali berlari dan kabur dari sana. biu hanya ingin menghindar dari topik ini

"masih pagi ma, jangan merusak suasana"

"kamu benar tidak mau punya anak?!"  suara nyonya besar kian meninggi, tangan menggenggam erat sendok di tangannya

"stop, i wanna eat" bible mulai menyendok makanannya, membiarkan mamanya yang menatap kesal dirinya

"kamu ingat yang mama ucapkan kemarin kan?"

"I don't want talk about it"

nyonya besar semakin kesal dibuatnya, sedangkan biu dari tadi tidak berani menyentuh makanannya, tidak dengan suasana seperti ini. biu jelas gugup dan tidak enak

Last word : Muak | BiblebuildTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang