18 : Biu lelah

3.1K 331 185
                                    

Hanya fiksi

3000

WARNING - MALE PREGNANT!


















Biu berdiam diri di kamar, suara berisik terdengar lantang dari arah luar. pikirannya berkelana, bohong jika dia bilang tidak dengar. teriakan keras mertuanya sudah cukup menjelaskan mengapa dokter enggan memberitahu apa yang terjadi 

tangannya melingkar memeluk gumpalan lebut di gendongannya, ditatapnya bayi kecil itu, mata bulat yang berkilauan menatapnya dengan hangat. biu semakin mengeratkan pegangannya

"sayang... maafkan papa ya" 

biu merasa bersalah, dia merasa kondisi barra saat ini adalah kesalahannya. air mata yang menggenang perlahan jatuh. biu terisak dalam diam

barra mulai merengek dan menangis seolah mengerti perasaan papa-nya. tangan kecil itu seolah terayun untuk merengkuh wajah papa-nya

"barra papa minta maaf" kamar itu kini dipenuhi dengan suara tangisan

bible membuka pintu dengan tergesa, melihat anak dan suaminya yang menangis sambil berpelukan, dia tahu biu mendengarnya. dengan langkah berat bible mencoba mendekat

"biu" tanpa banyak bicara bible bergegas menarik biu dalam pelukannya

"ini salah biu, barra begini karena biu kan?"

"tidak, ini bukan salahmu"

"bagaimana barra nanti bible.. barra pasti malu. ini salahku! aku papa yang buruk!"

"hey, jangan pernah mengatakan hal seperti itu. kau papa yang hebat apa yang kau bicarakan"

"barra pasti marah, barra pasti benci biu..."

"berhenti bicara omong kosong, jangan katakan hal seperti itu lagi"

pelukannya semakin erat, mencoba memberikan afeksi untuk menenangkan suaminya. bible tahu biu akan begini, biu akan menyalahkan dirinya sendiri, padahal mana ada orang tua yang mau anaknya punya kekurangan fisik seperti ini

"semuanya akan baik-baik saja biu"

"aku akan menjagamu dan anak kita"

.

.














setelah keadaan barra mulai diketahui, perlakuan mertuanya mulai berubah 180°. bagaimana dia memperlakukan barra saat dulu dan sekarang jauh berbeda, mertuanya bahkan tidak mau untuk sekedar memegang atau menyapa cucu semata wayangnya itu

melirik saja seolah tak mau

hal itu tentu membuat hati biu berdenyut sakit, bagaimana dia melihat anaknya diperlakukan sedemikian buruknya. cara apapun biu lakukan untuk membuat mertuanya kembali mau bermain dengan barra.

tapi itu semua seolah tak berguna, nyonya besar benar-benar menghindar

"BIU!"

biu yang sedang membuat susu berlari ke ruang keluarga saat mendengar mertuanya berteriak marah

"iya ma?"

"bawa dia ke kamar! jangan taruh dia disini. mama ada tamu"

biu bergerak kikuk untuk menggendong barra

"awas kalau dia menangis, mama ada tamu penting. jangan berisik"

"i-iya ma"

"sudah sana pergi, jangan berlalu-lalang disini"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 01, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Last word : Muak | BiblebuildTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang